Mohon tunggu...
muhammadnafis
muhammadnafis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga 2024

Menulis sebuah artikel dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Ayah dalam Perkembangan Anak

7 Desember 2024   09:10 Diperbarui: 7 Desember 2024   09:12 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERAN AYAH DALAM PERKEMBANGAN ANAK

Muhammad Nafis (144241127)

Universitas Airlangga

Email: muhammad.nafis-2024@feb.unair.ac.id

Seorang anak pasti membutuhkan sosok ayah dalam perkembangannya, karena untuk menasehati, dan memenuhi tanggung jawab akan keluarga nya-, namun tidak semua anak mempunyai sosok ayah. Ayah merupakan kepala keluarga, ia mempunyai peranan yang besar dalam membina mendidik kepada seluruh anggotanya, baik kepada istri maupun kepada anak-anaknya. Peran ayah dalam keluarganya bukan hanya untuk mencari nafkah untuk kebutuhan fisik keluarganya. 

Lebih dari itu, ayah juga berperan penting dalam pendidikan anak-anaknya dan kasih sayang yang diberikan untuk anak-anaknya, seperti meluangkan untuk si anak bercerita kepada ayahnya, bermain bersama dan lain-lain. Bukan hanya peran ayah yang besar, ibu juga berperan besar dalam mendidik anak dan memberi kasih saya kepada anak-anakya. Hal ini berarti seorang anak juga butuh kasih sayang dari kedua orang tuanya untuk membentuk pola perilaku yang positif.

 Perubahan sosial, budaya, serta ekonomi menjadi pengaruh pada masyarakat dalam mepresepsi peran serta figur seorang ayah dalam pengasuhan dan perkembangan anak. Kebijakan yang dulu lebih berfokus kepada ibu, mulai memberikan ruang kepada ayah untuk mengepkspresikan diri dalam proses pengasuhan. 

Bagi sebagian anak sangat mengingikan bercerita kepada ayahnya sendiri, namun ada yang enggan untuk bercerita, ada juga yang ayah nya sudah tiada. Terkadang seorang anak kecil memikirkan apabila seorang ayah tiada mungkin hidup nya akan enak “tidak dimarahi, dan tidak dilarang untuk bermain”, itu hanya pikiran anak kecil yang belum tahu apa itu kepergian.

            Menurut penelitian (Hidayati & Veronika Sakti Kaloeti, n.d.) peneliti mencoba mengungkap lebih jauh lagi tentang pembicaraan antara ayah dan balitanya dengan menempelkan mikrofon pada baju anak. hasilnya cukup mengejutkan, ternyata hanya sekitar 37 detik setiap harinya. 

Frekuensi terjadinya interaksi hanyalah 2,7 kali, sehingga dapat dikatakan setiap interaksi hanya sekitar 10 hingga 15 detik. Mengenai aktifitas yang dilakukan bersama antara ayah dan anak sering sering melakukan menonton telivisi dan jalan jalan bersama. 

Jika kedua aktifitas ini dilakukan dengan baik maka akan tercipta perilaku positif kepada sang anak. namun jika dalam aktifitas bersama itu mereka hanya dekat secara fisik dan tidak melakukan interaksi bersama atau “bercanda ria” maka akan menyebabkan nuansa yang buruk bagi anak bahkan bisa jadi menciptakan perilaku yang buruk pada anak. 

Salah satu peran penting ayah di keluarganya adalah economic provider, sehingga di hari libur kerja beberapa masih mencari nafkah dengan melakukan aktifitas kerja sampingan. Hal ini terjadi karena tuntutan kebutuhan yang besar semua harga naik sehingga tidak cukup dengan hanya mengandalkan gaji dari pekerjaan utama sehingga ayah memerluka pekerjaan sampingan untuk menutupi kebutuhan keluarga. Keaadan seperti ini dapat mengurangi waktu ayah berkumpul dengan keluarga. 

Dapat berdampak negative pada sang anak karena kurangnya waktu untuk bersama. Komunikasi tetap bisa menggunakan kemajuan teknologi melalui telepon ataupun whatshapp (WA) untuk meningkatkan kualitas komunikasi ayah dan anak. Dalam pandangan tradisional, pengasuhan dalam arti mendidik dan membesarkan anak lebih dibebankan kepada ibu. 

Seiring dengan perkembangan zaman, pandangan mengenai peran pengasuhan dalam pandangan tradisional orang tua semakin berubah. 

Saat ini mulai muncul pandangan mengenai peran orang tua tentang pengasuhan anak bukan hanya berpacu kepada seorang ibu, tapi baik ayah maupun ibu memeiliki peran kurang lebih sama. Semakin tinggi kesadaran untuk berbagi tanggung jawab pengasuhan anak akan menjadikan proses pendidikan anak lebih optimal. 

Keterlibatan yang tinggi juga terlihat dari pemahaman orang tua terhadap masalah yang dihadapi seorang anak bahkan untuk masalah seksual, terkadang orang tua terbuka untuk membicarakan terkait masalah tersebut. Rasa malu untuk berbicara tentang masalah seks, justru berdampak negatif karena anak akan mencari informasi diluar sana sehingga sulit untuk dijangkau oleh pengawasa orang tua.

 Informasi dari orang tua akan lebih memiliki muatan nilai dan norma agama. Disamping itu orang tua juga secara aktif mencari informasi dan meningkatka rasa kejujuran dan terbuka kepada orang tua. Hal itu mencerminkan sikap aktif ayah, namun sebagian besar menyatakan mereka mendidik anak sebagaimana mereka dulu didik.

 Padahal jika dicermati, cara yang digunkan orang terdahulu, belum tentu tepat. Maka perlu dilakukan usaha aktif untuk lebih memahami isi hati seorang anak, mendidik dengan memanjakan itu juga tidak bagus karena dapat merubah sifat anak menjadi pemboros, mendidik dengan kersa juga tidak baik  karena dapat merusak mental seoarang anak.

            Ayah memberikan gambaran positif terkait pengasuhan yang dilakukannya kepada anaknya, namun keterlibatan yang intens dalam pengasuhan bukan hanya berbicara mengenai kuantitas tetapi juga mengenai kualitas pengasuhan. Sehingga ayah  diharapakan dapat membuka komunikasi dengan dua arah ketika sedang bersama anak. 

Sebagai ayah perlu untuk dapat memahami benar makna mendidik dan menghilangkan pendapat di sebagian orang bahwa mendidik adalah mengukum, melarang, memerintah apalagi dengan kekerasan. Mendidik pada dasarnya adalah menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah dengan cara yang benar dan mengajarkan rasa tanggung jawab. 

Banyaknya persoalan kenakalan anak  karena kurang nya pengawasan orang tua atau ayah salah satu penyebabnya adalah depresi yang di hadapi oleh anak. menguatnya kesadaran pentingnya peran ayah yang multifungsi dalam proses pengasuhan dengan ibu akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga. Diharapkan dengan semakin optimalnya fungsi dan peran keluarga akan menciptakan suasana keluarga yang harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun