Alhamdulillah
Kata ini adalah ungkapan rasa syukur yang biasanya terlontar di lidah kita. Bersyukur atas semua karunia yang telah dilimpahkan Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita.
Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa kita hidup harus bisa bersyukur. Bersyukur tidak cukup saat menerima karunia saja. Saat diberi cobaan pun kita diharapkan masih bisa bersyukur.
Dalam kitab suci al qur’an diceritakan bahwa bersyukur merupakan alat pembuka rizki dan nikmat yang lebih lagi. Sementara itu, orang yang tidak bersyukur disebut juga kufur nikmat, akan merugikan dirinya sendiri. Azab Tuhan telah menanti.
Marcus Tullius Cicero berkata: “bersyukur adalah sumber semua kebaikan hidup. Sikap bersyukur akan menyebarkan cinta kasih manusia, mendatangkan kesehatan kebahagiaan dan kesejahteraan”.
Beribu abad yang lalu ada seorang saleh bernama lengkap Luqman bin ‘Anqo’ bin Sadun yang adalah budak belian. Secara fisik hidungnya pesek, parasnya pas-pasan dan berkulit hitam legam. Namanya diabadikan penuh kemuliaan dalam al Qur’an. Bahkan beliau mendapat julukan al hakim (sang bijaksana) karena saking pandainya beliau bersyukur.
Ada juga sebuah pepatah china kuno:
Dengan melihat aku tahu.
Denganmendengar aku mengerti.
Dengan menjalani aku faham.
Dengan bersyukur akan membuat kita bahagia.
Lihatlah! Pepatah ini meneguhkan efek sikap bersyukur yang mengantarkan bahagia yang berlimpah ruah. Tidak cukup pribadi orang yang bersyukur, tapi dinyatakan dengan kita! Bersyukur akan membawa kebahagiaan berjamaah.
Pendek kata, tidak ada satupun orang yang di bumi dan seluruh jagat google yang mengingkari manfaat bersyukur. Kalau lebih di ringkas lagi, BERSYUKUR ITU BERKAH. BILA ANDA BERSYUKUR, NIKMAT ANDA BAKAL BERTAMBAH
**********
Hingga saat ini, dalam hal dukungan capres Partai Demokrat secara formal masih belum bersikap. Baik kubu Prahara maupun Jokowi JK masing-masing optimis Partai Demokrat bakal melabuhkan hatinya ke pihaknya. Segala macam pembelaan asumsi yang membenarkan dukungan ini diajukan. Masing-masing pihak, haqul yakin - punya keyakinan sendiri-sendiri.
Namanya juga partai, di dalamnya terdapat kumpulan orang-orang, dan masing-masing pasti punya fikiran. Seorang hakim mungkin bisa menghukum dengan membatasi fisik anda di dalam bilik penjara. Tetapi pikiran anda tetaplah merdeka. Tidak ada seorang pun yang sanggup menawannya.
Begitu pula yang terjadi pada Partai Demokrat. Sampai dengan adanya pernyataan resmi nanti, sementara ini dukungan elit Partai Demokrat masih terbelah. Sebagai contoh, Marzuki Alie sebagai Wakil ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat condong ke Prabowo-Hatta Rajasa. Sementara Suaidi Marasabessy- anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat, mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menyikapi persoalan ini, Tak kurang Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Syarief Hasan dan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua menggarisbawahi bahwa partainya hingga saat ini masih netral. Partai Demokrat secara tegas ia nyatakan tidak memilih golput, akan tetapi tetap akan ikut meramaikan dalam Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 nanti. Soal dukungan akan memihak ke mana, akan diputuskan setelah mendengarkan visi dan misi calon presiden, 1 Juni 2014 di Hotel Sahid, Jakarta. "Partai Demokrat mengundang dua capres untuk menyampaikan visi dan misinya. Rapat ini bersifat tertutup dan hanya kan dihadiri oleh pimpinan DPP dan DPD Partai Demokrat saja. Setelah itu partai akan menentukan mendukung siapa," Max Sopacua menerangkan.
Melihat perkembangan politik ini, saya punya tebakan pribadi. Partai Demokrat pada akhirnya secara formal akan mengumumkan sikap netralitasnya. Meskipun begitu secara informal Partai Demokrat bakal merapat pada salah satu kandidat capres dengan jalan sembunyi-sembunyi. Saya menduga dukungan ini jatuh pada Prabowo Subiyanto-Hatta Rajasa.
Pendapat saya tidaklah bersifat apriori. Saya tidak mengatakan faktor SBY yang berbesanan dengan kandidat cawapres dari kubu Prabowo lah yang menyebabkan kunci jatuhnya dukungan Partai Demokrat kepada kandidat ini. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pengamat di seluruh pelosok nusantara, secara sederhana saya akan menganalisis bahwa sesungguhnya sinyal jatuhnya dukungan itu sudah ada inheren dalam ungkapan hatta rajasa yang diliput di banyak media hari ini, yaitu "Kami menghargai apapun keputusan Partai Demorat. Kita akan menerima, tentu kalau kami didukung syukur alhamduliah, tidak didukung ya alhamdulillah, netral juga alhamdulillah".
Siapapun nanti yang terpilih jadi presidennya tanggal 9 Juli biar rakyat saja lah yang menentukan. Feeling saya berkata, tuah ungkapan syukur “Alhamdulillah” Hatta Rajasa akan bekerja. Ungkapan syukur ini menyimpan sejuta cerita dan makna. Ungkapan ini menyimpan sejuta rahasia. Ungkapan ini nanti akan menampakkan hasilnya. Sekali lagi, bukanlah dukungan itu akan berlabuh karena berbesanan dengan Pak SBY melainkan kata sakti inilah yang yang akan mengeluarkan tuahnya.
Wal hasil, Alhamdulillah, dukungan pun Bertambah!
Selamat malam
SALAM BINTANG SEMBILAN
Rembang, 29 Mei 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H