Mohon tunggu...
muhammad nadin
muhammad nadin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa unair

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingnya Keterampilan Komunikasi bagi Seorang Dokter:Wawancara dengan dr.Astrid Widiasari, sp.Rad

2 Januari 2025   20:04 Diperbarui: 2 Januari 2025   20:04 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Saya, Muhammad Nadindra, mahasiswa FK UNAIR, berkesempatan untuk mewawancarai dr. Astrid Widiasari, Sp.Rad, seorang spesialis radiologi yang telah memiliki pengalaman panjang di bidangnya. Dalam wawancara ini, kami membahas hal yang sering kali kurang mendapat perhatian: pentingnya keterampilan komunikasi yang tinggi bagi seorang dokter.

Dokter Bukan Hanya Tentang Skill Medis

"Menjadi dokter tidak cukup hanya dengan memiliki keterampilan medis yang mumpuni," ujar dr. Astrid membuka pembicaraan. Ia menjelaskan bahwa keterampilan komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam praktik kedokteran sehari-hari. Sebagai seorang spesialis radiologi, dr. Astrid sering kali harus menjelaskan hasil pemeriksaan radiologi yang rumit kepada dokter lain, pasien, atau keluarga pasien.

"Radiologi adalah bidang yang sangat teknis. Namun, hasil terbaik dari pekerjaan kita tidak hanya bergantung pada kualitas gambar atau laporan medis, tetapi juga pada bagaimana kita menyampaikan informasi tersebut," tambahnya.

Mengapa Komunikasi Penting?

Dr. Astrid menjelaskan bahwa komunikasi yang baik dapat membantu membangun kepercayaan antara dokter dan pasien. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, seperti menunggu hasil pemeriksaan atau menghadapi diagnosis serius, pasien sering kali merasa cemas. Di sinilah dokter perlu hadir tidak hanya sebagai seorang ahli medis, tetapi juga sebagai pendengar yang empatik.

"Pasien tidak hanya ingin tahu tentang diagnosis mereka. Mereka juga ingin merasa didengar, dipahami, dan diberi harapan," kata dr. Astrid dengan penuh keyakinan.

Ia menambahkan bahwa komunikasi yang buruk dapat menyebabkan kesalahpahaman, yang pada akhirnya berpotensi merugikan pasien. "Jika pesan yang kita sampaikan tidak jelas, bisa jadi pasien salah memahami kondisi mereka atau bahkan rencana pengobatan," jelasnya.

Keterampilan yang Perlu Dikembangkan

Menurut dr. Astrid, ada beberapa keterampilan komunikasi yang perlu dimiliki oleh seorang dokter, antara lain:

  1. Kemampuan Mendengarkan Aktif: Mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menyela dapat membuat pasien merasa dihargai.

  2. Empati: Memahami perasaan pasien dan menunjukkan bahwa dokter peduli terhadap kondisi mereka.

  3. Penyampaian Informasi yang Sederhana: Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien, terutama ketika menjelaskan istilah medis yang kompleks.

  4. Berbicara dengan Jelas dan Tenang: Nada suara dan kejelasan dalam berbicara dapat memengaruhi cara pasien menerima informasi.

Dr. Astrid berbagi pengalaman ketika ia harus menjelaskan hasil pemeriksaan radiologi yang menunjukkan kondisi serius kepada seorang pasien.

"Ketika itu, pasien sangat cemas. Saya harus memilih kata-kata yang tepat agar ia memahami kondisi sebenarnya tanpa merasa putus asa," kenangnya. Ia menekankan bahwa memberikan informasi buruk kepada pasien adalah salah satu tantangan terbesar dalam profesi medis.

Namun, ia merasa puas ketika pasien dan keluarganya dapat memahami situasi dengan baik dan tetap memiliki semangat untuk menjalani pengobatan. "Itu adalah momen di mana saya merasa bahwa komunikasi benar-benar adalah seni yang harus terus saya pelajari," ujarnya sambil tersenyum.

Sebagai calon dokter, wawancara ini memberi saya wawasan berharga tentang bagaimana keterampilan komunikasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari profesi medis. Seperti yang dikatakan oleh dr. Astrid, "Dokter yang hebat bukan hanya yang memiliki skill medis yang tinggi, tetapi juga yang mampu menyentuh hati pasien dengan kata-katanya."

Melalui pembelajaran dan pengalaman, saya yakin bahwa menjadi dokter yang baik berarti terus mengembangkan diri, baik dalam ilmu kedokteran maupun seni komunikasi. Pesan dr. Astrid hari itu akan selalu menjadi pengingat bagi saya dan, semoga, bagi semua rekan sejawat saya di FK UNAIR.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun