Kamu yang saat itu pergi tanpa aba-aba
Pamit tanpa kata-kata
Membuatku ingin bertanya
Apa kau anggap aku ada?
Tak kusangka senyumanmu yang memberi kebahagiaan
Ternyata menyimpan sebilah pedang yang siap menghunuskan kekecewaan dan pengkhianatan
Menebas setiap impian dan harapan yang selama ini kurajut dengan penuh perasaan
Seharusnya aku sadar, bahwa yang dekat tak selalu dapat dipeluk erat
Seharusnya aku dapat membedakan, mana yang ingin menetap dan mana yang sekadar beristirahat
Seharusnya aku tahu, bahwa bertemu denganmu bukan pertanda bahwa kita akan bersatu
Seharusnya aku... tak mengenalmu
Seharusnya aku... ah, sudahlah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H