"Ayo kita masuk, Lauren" ajak David sambil memegang tangan Lauren.
Lauren menganggukan kepala.
Cahaya matahari sepenuhnya hilang silih berganti menjadi sinar rembulan menghiasi kota sydney . Suasana restoran cukup ramai. David membawa Lauren di sebuah ruangan. Yeah! Lauren menyadari ruangan ini sepertinya memang khusus untuk orang tertentu. Ruangan yang besar. Namun bukan di desain seperti restoran, lebih tepatnya tempat berkumpulnya kolega-kolega besar
"Kau mau makan apa, Lauren?" tanya David sambil tersenyum.
"Terserah."
Lauren duduk tepat dihadapan Richard. Detak jantung Lauren perpacu cepat. Sudah dua kali ia terjadi peristiwa yang tidak dinginkan bersama Richard. Ia harus berbuat sesuatu sebelum rasa salah ini menghantui Lauren.
 "Aku... Aku minta maaf atas kejadian tadi." ucapnya gugup mencoba tersenyum walau terpaksa.
Richard mengerutkan dahi dan berkata untuk memastikan  "Apa?"Â
"Aku minta maaf," mencoba tersenyum lagi dan kemudian menunduk. "Aku tidak sengaja. Saat itu kakiku tersandung kakiku sendiri."
"Gara-gara itu presentasiku gagal total." jawab nya datar dan tenang. "Kau tahu? Berapa kerugian yang aku alami? Kau pasti tak akan sanggup menggantikannya."
Beberapa saat diam sejenak. Disaat Lauren membuka mulut untuk menjawab.