Surabaya, 28 Oktober 2024 -- STKIP Al Hikmah Surabaya kembali menggelar kegiatan Bulan Bahasa dengan semarak dan penuh antusiasme. Acara tahunan ini diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dan menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa.Â
Acara yang dimulai pukul 07.30 sampai dengan selasai dihadiri oleh seluruh dosen dan mahasiswa dari setiap program studi.Â
Kegiatan yang dikemas dengan sangat apik dan berkesan membuat para dosen terkesima dengan penampilan yang ditampilkan. Kegiatan yang dibungkus dengan mengambil tema Jembatan Menuju Peradaban Baru.
Rangkaian kegiatan berlangsung selama dua hari, dimulai sejak tanggal 28 -- 29 Oktober 2024. Hari pertama pada tanggal 28 oktober 2024 dilaksanakan beberapa kegiatan mulai dari teatrikal kongres pemuda pertama dan kedua yang diperankan oleh para panitia. Tidak hanya dari panitia, para dosen serta mahasiswa saling menampilkan persembahan yang memukau dan menarik.
Acara dihari pertama tanggal 28 oktober 2024 diawali dengan pembacaan ayat suci al quran yang dilantunkan oleh saudara Wahid Rafik mahasiswa dari program studi Bahasa inggris, disambung dengan pembacaan doa oleh Ustaz Yiyin Isgandi, L.C., M.Fil.I. disusul sambutan-sambutan oleh Ustaz Zainal Abidin, S.Si., M.Pd. selaku ketua STKIP Al Hikmah Surabaya.Â
Dalam sambutannya beliau menggunakan Bahasa jawa yang membuat beberapa mahasiswa yang bukan asli jawa merasa kebingungan dan meminta bantuan kerekan mahasiswa lainnya yang berasal dari jawa.Â
Beliau berpesan bahwa jadilah seorang pemuda. Sambutan terakhir disampaikan oleh penanggung jawab kegiatan bulan Bahasa oleh Ustazah Lina Aris Ficayuma, M.Pd. "jadilah seorang mahasiswa yang tidak hanya rebahan saja, tetapi jadilah pemuda yang berkarya" tutur beliau pada sambutannya.
Para mahasiswa dan dosen pada saat kegiatan peringatan bulan bahasa secara serempak memakai pakaian adat dari berbagai daerah yang telah ditentukan oleh panitia sesuai dengan program studi masing-masing.
 Ada yang mengenakan baju daerah Aceh, Batak, Bali, Jawa, Minangkabau, dan Betawi. Pakaian daerah dikenakan dengan lengkap berikut aksesorisnya.
Tak hanya memakai saja, para dosen dan mahasiswa dari setiap program studi menjelaskan dan mendeskripsikan pakain yang dikenakan pada saat parade busana adat dan pahlawan.Â
Baju pahlawan yang dikenakan oleh dosen dan mahasiswa sangat beragam, mulai dari pakaian bung tomo, M. Thabrani, Imam Bonjol, Thomas Matulessy, dan Bagindo Azizchan.
Parade busana dilanjut dengan penampilan dari para dosen setiap program studi dengan memberikan penampilan yang berbeda, terdapat yang menampilkan parikan, menembang dan jula juli.Â
Para mahasiswa yang kagum dengan penampilan para dosen yang berbeda dari biasanya. Mereka hanya sering melihat dosen mengajar saja, tanpa pernah melihat para dosen menampilkan sebuah pertunjukkan atau mungkin bakat dari para dosen yang dipendam sehingga membuat mahasiswa terkejut dan terkagum-kagum.
Selain dari dosen, mahasiswapun tak mau kalah. Mereka dari setiap program studi memberikan penampilan terbaiknya.Â
Mulai dari beryanyi Bersama-sama oleh program studi Pendidikan matematika, musikalisasi puisi oleh program studi fisika, Bahasa inngris dan Pgsd serta teatrikal drama balada terbunuhnya atmokarpo dari program studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Seluruh mahasiswa terkesima dan takjub dengan penampilan dari rekan mahasiswa lainnya.
Acara terakhir berupa cerdas cermas, Dimana setiap program studi menunjuk salah satu perwakilan untuk bertanding.Â
Kegiatan ditutup dengan pembagian hadiah kepada para pemenang dari setiap mata lomba, "kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang sangat menarik karena dapat menumbuhkan rasa kecintaan terhadap daerah dan juga negara serta sebagai momentum pengingat Sejarah" tutur Handi salah satu mahasiswa disela-sela kegiatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H