Bagaimana jalan pikiran para penanggung jawab kota dan warga disitu. Adakah mental kebersihannya, adakah iman di dadanya yang seharusnya merasa malu ketika ingat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang mencintai kebersihan.
Tapi syukur sekarang hal itu sudah dibenahi. Sudah banyak pinggiran sungai/kali yang sudah bersih dari sampah dan pintu air yang bebas dari sampah yang menumpuk. Sekarang kesadaran masyarakat dan pimpinan kotanya telah tumbuh jauh lebih maju dari dulu.Â
Jakarta sudah tampil cantik dan bersih. Banjir sudah banyak berkurang dan sungai/kali di Jakarta mulai mengalami kemajuan menuju air yang layak dipakai dan dikonsumsi. Pemerintah sedang mengusahakannya.
Tapi ada satu hal yang cukup memprihatinkan jika melintasi jalan saat ini. Masih kurang maksimalnya kebersihan saluran air yang melintasi jalan aspal di tengah permukiman warga. Saluran air yang tentunya melintasi seluruh area Jakarta.Â
Sampah plastik, kertas dan bahan lain masuk ke dalam saluran air yang tertutupi dan sulit untuk dibuka karena menyatu dengan aspal. Kotoran dan sampah kecil tersebut setiap hari jatuh dan masuk ke dalamnya.Â
Apabila dibiarkan terus menerus dan tidak segera dibersihkan maka akan menyumbat aliran air di dalamnya. Bila hujan dan musim hujan tiba besar kemungkinan air di dalamnya sulit mengalir dan akhirnya akan membuat jalan menjadi banjir lagi.Â
Usaha maksimal pemerintah untuk mengatasi banjir malah menjadi sia-sia karena sumbatan air yang muncul karena sampah kecil-kecil tersebut. Belum lagi penyakit yang akan timbul karenanya. Genangan air yang tersumbat akan menumbuhkan jentik nyamuk dan akhirnya akan menyerang warga sendiri. Demam berdarah, diare dan sebagainya yang diakibatkan nyamuk dan lalat.
Disinilah mental sosial bekerja. Para penjaga air tentunya tahu masalah ini. Tapi seharusnya hal ini secepat mungkin diselesaikan. Laporan kepada pimpinan tentunya akan menjadi bahan masukan yang bagus. Jangan meremehkan hal yang kecil karena kepuasan bekerja terletak pada hasil maksimal bukan yang menyisakan pekerjaan baru.
Jadi disini perlunya peran jiwa sosial yang maksimal dari para penjaga air untuk lebih memperhatikan dan menjaga kebersihan saluran air yang melintasi seluruh wilayah DKI.
Antara pekerja pemerintah dengan masyarakat harus saling bahu membahu. Tidak mengandalkan satu sama lain. Semua memiliki tugas dan tanggung jawab bersama. Demi keindahan dan kebersihan kota DKI yang dicintai mari bersatu padu dalam membangun kota. Semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia harus terus tertanam dan terelalisir hingga kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H