Mohon tunggu...
muhammadmuharrikmaulana
muhammadmuharrikmaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Humanisasi dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi dan Teknologi

24 Desember 2024   01:17 Diperbarui: 24 Desember 2024   01:17 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Ilustrasi Menuju Pendidikan Humanisasi di Era Globalisasi dan Teknologi (Sumber: PKBI DIY))

Kurikulum pendidikan tidak hanya ditujukan untuk menghasilkan individu dengan pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga yang memiliki kemampuan moral dan etika yang kokoh. Pendidikan harus mengintegrasikan nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, toleransi, solidaritas, integritas, dan saling menghargai harus ditanamkan dalam semua mata pelajaran dan kegiatan pembelajaran. UNESCO (2015) menyatakan bahwa kurikulum berbasis nilai harus menekankan pada "pendidikan untuk kedamaian", yang mempromosikan dialog antarbudaya dan mengajarkan penghargaan terhadap perbedaan.

Kurikulum juga harus menekankan pengembangan karakter, yang mencakup sikap moral, perhatian terhadap lingkungan, dan solusi konflik secara damai. Metode ini sangat penting untuk mengatasi konflik yang sering terjadi di masyarakat global yang semakin beragam dan plural. Kurikulum berbasis nilai juga harus mendukung perkembangan sosial dan kognitif siswa.

Untuk mengatasi tantangan global yang semakin kompleks, pendekatan berbasis kompetensi yang menekankan penguasaan kompetensi tertentu dan penanaman nilai-nilai moral sangat diperlukan. Program berbasis proyek, seperti pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan siswa pada masalah sosial yang nyata dan menciptakan solusi kreatif melalui kolaborasi dengan individu yang memiliki latar belakang sosial dan budaya yang berbeda.

Teknologi dapat memainkan peran penting dalam memperkaya pengalaman belajar dengan memungkinkan pendidikan yang lebih interaktif, inklusif, dan personal. Penggunaan teknologi perlu dirancang tidak hanya untuk meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dan pengetahuan, tetapi juga untuk mendukung perkembangan sosial dan emosional peserta didik. Sebagai contoh, platform pembelajaran online yang memungkinkan siswa dari berbagai belahan dunia bekerja sama satu sama lain dapat memberikan peluang bagi siswa untuk belajar lintas budaya sekaligus meningkatkan keterampilan sosial mereka dan kemampuan untuk berempati.

Namun, pedoman etika digital yang jelas harus disertakan dengan penggunaan teknologi dalam pendidikan. Ini karena media sosial dan internet semakin populer, sehingga penting bagi siswa untuk memahami bagaimana berkomunikasi secara digital dan melindungi data pribadi mereka. Teknologi memungkinkan belajar di luar kelas, tetapi Greenhow dan Lewin (2016) mengatakan bahwa perlu ada pengawasan tentang cara teknologi digunakan agar tidak menimbulkan masalah seperti hoax atau cyberbullying.

Lebih jauh lagi, teknologi harus digunakan untuk meningkatkan kemampuan kritis siswa. Ini tidak hanya perlu mendapatkan data tetapi juga mengajarkan mereka untuk melakukan analisis dan evaluasi menyeluruh atas informasi yang mereka peroleh. Dengan demikian, pembelajaran literasi digital dan etika di dunia maya menjadi komponen penting dari pembelajaran berbasis teknologi.

Pendidikan karakter memiliki peran vital dalam menciptakan individu yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan kemampuan sosial yang baik. Menurut Lickona (2004) pendidikan karakter tidak hanya bertujuan untuk mendidik orang untuk berperilaku baik tetapi juga untuk membangun kebiasaan positif yang dapat digunakan setiap hari. Peduli terhadap sesama, bertanggung jawab, dan jujur adalah ciri karakter yang baik.

Program pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini, bahkan di tingkat sekolah dasar. Keterampilan kerja sama tim, pengendalian emosi, dan empati harus diajarkan di sekolah. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan kepemimpinan, kegiatan sosial, dan pembelajaran berbasis nilai, di mana siswa diberi kesempatan untuk menerapkan prinsip-prinsip seperti kejujuran, saling menghormati, dan rasa tanggung jawab.

Pendidikan karakter juga harus dimasukkan dalam pendidikan akademik. Misalnya, siswa dalam mata pelajaran sejarah dapat diajarkan tentang tokoh-tokoh yang memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia. Mereka juga dapat diajarkan bagaimana mereka dapat mengambil pelajaran dari perjuangan ini untuk menghadapi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini.

Untuk menciptakan pendidikan yang berbasis humanisme, sangat penting untuk membangun kerja sama antara pendidikan dan masyarakat, yaitu kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Sekolah harus berfungsi sebagai tempat pembelajaran yang terhubung dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Siswa akan lebih mungkin untuk menerapkan nilai-nilai yang dipelajari di sekolah dalam kehidupan nyata jika mereka berada dalam komunitas yang mendukung.

Keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan dapat meningkatkan motivasi dan hasil akademik siswa, menurut Epstein (2001). Program yang melibatkan orang tua, seperti seminar atau lokakarya tentang pendidikan karakter, akan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan di sekolah. Program seperti ini juga dapat meningkatkan kesadaran orang tua dan masyarakat tentang pentingnya pendidikan karakter dalam menghadapi tantangan sosial dan globalisasi. Kolaborasi ini juga melibatkan dunia usaha, lembaga sosial, dan organisasi internasional. Melalui kemitraan ini, sekolah dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih luas bagi siswa, seperti magang, program pertukaran pelajar, atau proyek sosial yang melibatkan masyarakat setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun