Mohon tunggu...
Muhammad
Muhammad Mohon Tunggu... Guru - Guru

budayakan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terangi Masa Depan Pendidikan di Pelosok Negeri

1 Juni 2024   15:18 Diperbarui: 1 Juni 2024   15:27 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di antara mereka, ada yang berbicara tentang menjadi ilmuwan, ada pula yang ingin menjadi pemimpin komunitas, sementara yang lain bercita-cita untuk melindungi lingkungan. Semua murid itu, dengan cahaya baru di mata mereka, tidak hanya membawa pulang buku dan catatan, tetapi juga membawa pulang kepercayaan bahwa mereka adalah agen perubahan yang akan membentuk dunia menjadi lebih baik. 

Dan dengan setiap langkah yang mereka ambil, mereka semakin mendekati impian mereka, bersama-sama, sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Mentari sore mulai condong ke barat, memberikan nuansa keemasan pada dinding sekolah yang telah menjadi saksi bisu dari perubahan yang terjadi hari itu. Di lapangan, beberapa murid terlihat asyik dengan proyek lingkungan mereka, menanam pohon dan menyiram tanaman, tindakan kecil yang menunjukkan komitmen mereka terhadap bumi. 

Di dalam laboratorium, lampu-lampu masih menyala, menandakan ada murid yang masih lembur, tenggelam dalam eksperimen dan penelitian, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan. Di ruang komunitas, diskusi hangat terjadi, ide-ide dibagi dan rencana aksi dibentuk, semua demi mewujudkan visi mereka tentang kepemimpinan yang inklusif dan berkelanjutan. 

Hari itu mungkin telah berakhir, tetapi bagi murid-murid ini, ini hanyalah awal dari perjalanan panjang mereka, sebuah perjalanan yang akan mereka tempuh dengan penuh dedikasi dan kerja keras, untuk tidak hanya bermimpi, tetapi juga mewujudkan mimpi tersebut menjadi kenyataan. 

Ketika senja beranjak pergi, meninggalkan langit yang semakin gelap, lampu-lampu di kelas mulai padam satu per satu, menandai berakhirnya hari yang penuh semangat. Namun, di beberapa sudut, masih ada cahaya yang bertahan, menunjukkan bahwa ada murid yang masih berjuang dengan tugas-tugas mereka, tidak kenal lelah. 

Di luar, suara jangkrik mulai terdengar, mengiringi langkah-langkah lelah yang pulang, membawa harapan dan impian untuk esok hari. Meskipun kegiatan hari itu telah usai, semangat mereka tidak pernah padam; itu terus berkobar, menerangi setiap tantangan yang akan datang. Dan ketika bintang-bintang mulai bertebaran di langit, murid-murid itu tahu bahwa mereka tidak hanya mengejar bintang-bintang dalam mimpi mereka, tetapi juga membuat langkah nyata menuju masa depan yang lebih cerah.

Malam semakin larut, dan keheningan mulai menyelimuti sekolah yang sudah sepi. Di dalam kelas yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang menembus jendela, murid-murid yang masih bertahan kini mulai merapikan buku dan alat tulis mereka. Mereka menghela napas, merasakan kepuasan setelah berjam-jam menekuni pelajaran yang akan membentuk masa depan mereka. 

Dengan langkah yang lebih ringan, mereka meninggalkan bangku-bangku kayu yang telah menjadi saksi bisu usaha mereka. Mereka meninggalkan jejak-jejak kecil di koridor sekolah, sebuah simbol perjuangan yang akan mereka ingat di hari esok. Dan saat mereka melangkah keluar, angin malam menyambut dengan sejuk, seolah memberikan penghargaan atas ketekunan yang telah ditunjukkan. Itu adalah malam yang tenang, namun penuh dengan mimpi dan tekad yang tidak akan pernah surut meskipun hari berganti.

Langit malam yang luas membentang di atas mereka, bintang-bintang berkelipan seperti permata yang menjanjikan petualangan dan penemuan baru. Di bawah sinar bintang, langkah mereka semakin mantap, membawa harapan dan cita-cita yang telah lama mereka simpan. 

Mereka tahu, perjalanan yang mereka mulai tidak akan selalu mudah, namun setiap tantangan akan membuat mereka lebih kuat dan lebih bijaksana. Dengan setiap langkah yang mereka ambil, mereka menulis bab baru dalam kisah hidup mereka, bab yang suatu hari nanti akan mereka ceritakan dengan bangga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun