Meski digitalisasi cerita rakyat sering menghadapi tantangan seperti infrastruktur yang kurang memadai dan biaya tinggi, terdapat sejumlah keberhasilan yang menunjukkan potensi besar dari pendekatan ini. Misalnya, model hybrid yang diterapkan di Yogyakarta menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengenal cerita rakyat melalui video singkat di YouTube Kids, yang kemudian diikuti oleh diskusi tatap muka. Metode ini menciptakan sinergi antara teknologi dan pembelajaran tradisional, memberikan pengalaman yang holistik bagi siswa.
Selain itu, pentingnya cerita rakyat dalam penguatan karakter siswa telah dibuktikan, baik dalam konteks pembelajaran bahasa maupun pendidikan multikultural. Dengan menyampaikan nilai-nilai moral melalui cerita rakyat, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang toleransi dan keberagaman.
Keberhasilan adaptasi digital seperti yang dilakukan oleh SDN 03 Menteng, Komunitas Dongeng Bandung, dan model hybrid di Yogyakarta menunjukkan bahwa cerita rakyat dapat bersaing di dunia digital jika dikemas secara kreatif. Dengan elemen visual, audio, dan narasi pendek, cerita rakyat tetap relevan sebagai media pendidikan karakter dan multikultural di tengah perubahan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H