Bunga telang (Clitoria ternatea), sering disebut dengan butterfly pea yang merupakan sejenis bunga yang mempunyai khas kelopak bunganya yang tunggal berwarna ungu. Tanaman ini mempunyai ciri khas lainnya yaitu tumbuhan yang ditemukan di pekarangan atau tepi persawahan atau perkebunan.
Dilihat dari tinjauan fitokimia, bunga telang memiliki sejumlah bahan yang aktif sehingga memiliki potensi Farmakologi (Budiasih,2017). Tanaman bunga telang bukan hanya dimanfaatkan sebagai tanaman yang memiliki manfaat untuk obat, akan tetapi memiliki manfaat lainnya yakni dapat dimanfaatkan sebagai minuman herbal, contohnya jamu atau minuman ramuan seduh seperti teh herbal.
Teh herbal bunga telang ini dicampur dengan campuran kuncup bunga melati kering sehingga memiliki cita rasa yang khas tersendiri nya. Bahan campuran ini berguna untuk menambahkan aroma dan rasa serta manfaat pada teh herbal tersebut, karena bunga telang tidak memiliki aroma dan rasa.Selain sebagai minuman herbal, bunga telang ini juga memiliki manfaat lainnya seperti sebagai pewarna alami pangan, contohnya nasi,permen,es lilin dan beberapa bahan kosmetik.
Selain itu, tanaman bunga telang ini memiliki manfaat yang lain contohnya di Filipina dan India yang memanfaatkan bunga telang sebagai bahan pangan mentah atau dikonsumsi sebagai lalapan. Bunga telang ini merupakan bunga yang memiliki ciri khas warna yakni warna ungu, pewarna alami ini dapat meningkatkan umur simpan, kelarutan dalam air dan mempermudah dalam pengaplikasian pada produk pangan. Bunga ini dapat tumbuh di musim panas sehingga bunga ini mudah untuk dapat ditanam di manapun contohnya di kebun rumah, pekarangan rumah, bahkan dapat menjalar di pagar-pagar rumah.
Bunga telang ini merupakan tanaman berbunga yang tergolong dalam jenis genius Clitoria. Ciri-ciri bunga telang ini adalah berbentuk menyerupai kupu-kupu dan memiliki warna yang khas yakni biru keunguan. Bunga telang ini memiliki nama yang berbeda beda dari setiap daerah, contohnya di Sulawesi disebut dengan Taman Lareng, di Maluku disebut Bisi, dan di Sumatera disebut dengan Kelentit. Bunga ini berasal dari daerah tropis. Pewarna alami yang dapat dimanfaatkan dari bunga telang ini diperoleh secara alami dan baik.
Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, pewarna ini tidak membutuhkan sertifikasi karena sumbernya yang berasal dari alam. Kelemahan yang terdapat pada pewarna alami ini yakni memiliki pigmen yang tidak stabil. Contoh pigmen yang terkandung dalam pewarna alami ini adalah antosianim yang diperoleh dari tumbuhan Telang. Warna yang terdapat pada bunga telang ini terkandung zat warna utamanya yang bernama Antosianin golongan Delphinidin Glikosida.
Antosianin yang terkandung dalam bunga telang ini terdiri dari gugus antosianidin berupa Delphinidin dan gugu Glikosida berupa glukosa yang letaknya pada atom karbon ke 3 dan ke 5, sedangkan sebagian kecil pada karbon ke 7, 3, dan 5. Perubahan warna pada pigmen. bunga telang ini dipengaruhi oleh kondisi keasaman larutan ekstra bunga telang, pH yang terdapat pada bunga telang ini memiliki pH 7 (intensitas warna tertinggi bunga telang). Kestabilan pada ekstra warna bunga telang ini selama 2 jam pada pH dengan kisaran 2-10 dan suhu pemanasan 80-90°C.
Belakangan ini bunga telang sangat populer di Indonesia. Berbagai olahan produk mulai dari pangan hingga minuman. Kini olahannvbunga Telang ini dapat mudah dijumpai di Resto dan Rumah makan. Tanaman Telang ini berarti tak hanya bunga yang dapat dimanfaatkan, akan tetapi seluruh bagian tanaman, seperti akar, biji, batang, bunga, dan daun. Semuanya ini dipercayai oleh berbagai ilmuwan bahkan semua masyarakat yang sudah mengkonsumsi tanaman bunga telang ini mempunyai banyak khasiat. Sebagai contoh, manfaat neuroprotektif dari akar disebut pula manfaat bunga telang. Sebahagian manfaat diantaranya yaitu :
1. Sebagai antioksidan, ini telah dibuktikan melalui banyak penelitian. Antioksidan ini dapat membantu tubuh untuk menghadapi keadaan stress oksidatif yang berpotensi menyebabkan terjadinya berbagai penyakit degeneratif.
2. Sebagai antidiabetes, hal ini dapat dilakukan dengan cara peningkatan sekresi insulin, penghambatan pembentukan akhir glikasi lanjut, maupun penghambatan enzim enzim yang dapat menghambat produksi akhir glukosa darah dalam tubuh.
3. Regulasi kolesterol, penghambatan adipogenesis dan hiperlipidemia.
4. Anti-kanker
Salah satu kelebihan dan juga bisa dikatakan sebagai kekurangan bunga telang sebagai minuman herbal adalah warnanya. Bunga telang ini menunjukkan warna biru-ungu pekat yang mungkin tidak disukai secara inderawi. Hingga saat ini belum ada laporan terkait konsentrasi biru alami yang terdapat pada bunga telang. Tantangan kedua, walau tipis, bunga telang masih memberikan ciri khas aroma dan rasa yang mungkin tidak disukai sebagian orang. Akan tetapi, rasa dan aroma ini relatif mudah ditutupi dengan penambahan flavor.
Di berbagai restoran yang menyajikan minuman herbal ini biasanya ditambahkan dengan serai, jeruk nipis, lemon dan buah-buahan lainnya yang dapat menutupi ciri khas aroma dan rasa minuman ini. Penambahan jeruk nipis atau lemon ini juga dapat meningkatkan keasaman yang dapat menyebabkan warna menjadi ungu serta meningkatkan kestabilan antosianin.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa produksi minuman bunga telang sebagai minuman untuk mengendalikan gula darah adalah yang paling potensial. Hal ini juga didukung oleh beberapa karakteristik positif bunga telang seperti relatif stabil pada pH produk pangan dan terhadap panas selama proses. Selain itu, manfaat bunga telang yang dapat dimanfaatkan sebagai antidiabetes, anti kanker, dll tersebut masih memerlukan serangkaian penelitian baik meliputi isolasi, karakterisasi, biovailabilitas, dan uji klinis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H