7. Kata Sifat:
"baru," "pahit" menggambarkan karakteristik tempat dan objek yang ada dalam cerita, seperti "buah maja yang berasa pahit."
8. Kata Kiasan/Majas
Majas tidak banyak digunakan dalam teks ini. Namun, jika ditambahkan, mungkin akan membuat teks lebih hidup dan menarik, seperti menambahkan kiasan "Raden Wijaya seperti singa yang menyusun kekuatan untuk merebut takhtanya kembali."
C. Modifikasi Teks Cerita Sejarah
Cikal bakal Nusantara lahir dari Kerajaan Majapahit yang berkembang hebat di abad ke-14. Bagaimana awal mula berdirinya Majapahit? Dikutip dari Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa (2019), Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok.
Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang (Madiun), Jayakatwang, pada 1292. Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri bersama tiga sahabatnya yakni Sora, Nambi, dan Ranggalawe. “Kita harus segera menemukan tempat berlindung sebelum pasukan Jayakatwang menangkap kita,” ujar Raden Wijaya kepada ketiga sahabatnya dengan cemas.
Raden Wijaya adalah putra pangeran dari Prabu Guru Darmasiksa, Raja Sunda Galuh, sedangkan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singasari.
Saat melarikan diri, Raden Wijaya sampai di desa Kudadu. Kepala desa Kudadu berkata, “Tuan Raden, kami akan membantu kalian. Tetaplah di sini untuk sementara waktu sampai keadaan aman.” Setelah itu, atas saran kepala desa, Raden Wijaya pergi menemui Arya Wiraraja di Sumenep.
Arya Wiraraja menyambut Raden Wijaya dan berkata, “Saya akan membantu Anda kembali berkuasa. Saya akan mengajukan permohonan kepada Jayakatwang agar Anda diizinkan membuka lahan baru di hutan Tarik.”
Jayakatwang akhirnya mengabulkan permohonan Arya Wiraraja. Raden Wijaya pun mendirikan sebuah desa di hutan tersebut. Ia menamai desa itu Majapahit karena banyak pohon maja di sana yang berbuah pahit. “Nama Majapahit akan menjadi awal dari perjuangan kita,” ujar Raden Wijaya dengan penuh tekad.
Penduduk dari Tumapel dan Daha mulai berdatangan untuk tinggal di Majapahit. Raden Wijaya mengumpulkan para sahabatnya dan berkata, “Kita harus bersiap merebut kembali kekuasaan. Jayakatwang harus tumbang.”
Saat itu, datang pasukan Mongol yang dikirim untuk menghukum Kertanegara, Raja Singasari sebelumnya, karena telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan. Raden Wijaya melihat peluang dan berkata kepada para panglima Mongol, “Saya akan membantu kalian mengalahkan Jayakatwang.”
Dengan bantuan Raden Wijaya, pasukan Mongol yang dipimpin Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing berhasil membunuh Jayakatwang. Namun, setelah Jayakatwang tewas, Raden Wijaya berbalik melawan tentara Mongol. “Saatnya kita usir mereka dari tanah Jawa!” seru Raden Wijaya kepada para pengikutnya. Pasukan Mongol terpaksa mundur dan meninggalkan Jawa.
Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka, yang bertepatan dengan 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. “Mulai hari ini, Majapahit akan menjadi kerajaan yang besar,” ucap Raden Wijaya dalam upacara penobatannya. Ia mengambil gelar Kertarajasa Jayawardhana sebagai raja pertama Majapahit. Pusat kerajaan ini berada di Trowulan, yang kini termasuk wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H