Koda (Penutup)
Kerajaan Majapahit berkembang menjadi kerajaan terbesar di Nusantara, bahkan kekuasaannya meluas hingga mencakup wilayah-wilayah luar Jawa. Pendirian Majapahit oleh Raden Wijaya membuka babak baru dalam sejarah Nusantara, yang menjadi cikal bakal persatuan wilayah yang kita kenal sebagai Indonesia. Hingga kini, jejak-jejak kejayaan Majapahit tetap dikenang dan dipelajari, menginspirasi bangsa untuk bersatu dalam keberagaman, seperti yang pernah diupayakan oleh para leluhur.
B. Analisis Unsur Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
1. Kalimat Bermakna Lampau:
"Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang (Madiun) Jayakatwang pada 1292."
"Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama."
Kata-kata seperti "runtuh," "dinobatkan," menunjukkan bahwa peristiwa tersebut telah terjadi di masa lalu.
2. Konjungsi Temporal:
"Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri..."
"Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit."
Kata-kata seperti "setelah," "pada tanggal," dan "yang bertepatan" menunjukkan urutan waktu dalam cerita sejarah.
3. Kalimat Langsung:
Tidak ada contoh kalimat langsung dalam teks tersebut. Biasanya kalimat langsung muncul dalam dialog tokoh, tetapi dalam teks ini lebih banyak narasi tanpa dialog.
4. Kalimat Tak Langsung:
"Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk untuk tinggal di tempat baru."
"Atas bantuan kepala desa, Raden Wijaya diterima berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep."
Kalimat ini menceritakan ucapan atau pandangan tokoh secara tidak langsung.
5. Kata Kerja Mental:
"memikat hati penduduk": menunjukkan sikap mental Raden Wijaya dalam menarik perhatian penduduk.
"tertolong oleh pasukan Mongol": menggambarkan sikap dan respon terhadap situasi.
6. Kata Kerja Material:
"melarikan diri," "menyerang," "membuka," "mendirikan," menggambarkan tindakan fisik yang dilakukan tokoh dalam cerita.