Mohon tunggu...
Muhammad Mafaza Aqil Al Fikri
Muhammad Mafaza Aqil Al Fikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang

Suka yang hijau-hijau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Program Pendidikan di Pondok Pesantren Amanatul Ummah

16 Desember 2022   09:50 Diperbarui: 16 Desember 2022   12:15 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pondok pesantren adalah sebuah Lembaga Pendidikan agama islam yang tumbuh dan berkembang serta telah diakui keberadaannya oleh masyarakat sekitar, dengan menggunakan sistem asrama dimana santri-santri tersebut menerima sebuah Pendidikan agama melalui sistem pengajian yang semuanya berada digenggaman tangan seorang Kiai yang mempunyai ciri khas masing-masing. Didirikannya sebuah pondok pesantren ini bertujuan untuk memperdalam ilmu agama islam, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari atau menekankan pentingnya sebuah moral dalam kehidupan masyarakat kelak nanti.

Sama halnya dengan Pondok pesantren Amanatul Ummah yang didirikan oleh K.H. Asep Saifuddin Chalim pada tahun 1988 yang bermula dari inisiatif dan juga impian almarhum ayahandanya untuk mendirikan sebuah pondok pesantren, tetapi apalah daya pada masa dulu semuanya masih terbatas. Terlebih lagi media belajarnya saat itu masih kurang, dulu masih menggunakan sebuah vila kecil untuk tempat mengaji dan pada saat itu juga jumlah santrinya sangat sedikit yang berjumlah 24 santri saja, kebanyakan dari mereka berasal dari desa dekat pondok pesantren tersebut.  

Normalnya pengajaran yang diajarkan dari pondok pesantren adalah pengajian kitab-kitab islam yang diharapkan nantinya santri dapat menjawab semua persoalan yang menyangkut tentang agama. Awal mula pembelajarannya yaitu dimulai dari dasar awal yakni huruf hijaiyah, seiring berjalannya waktu barulah diajarkan membaca Al-quran dan tak lupa juga diajarkan syariat islam yang didampingi cerita suri tauladan para Nabi dan orang-orang sholeh yang lain. Sistem pengajaran juga mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya jumlah santri, yaitu menggunakan sistem wetonan yang mana seorang Kiai membacakan suatu kitab yang sama dengan santrinya, kemudian santri mendengarkan dan menyimak bacaan artian dari kitab yang tidak berharokat atau bisa disebut kitab gundul, jikalau ada yang kurang faham maka bisa ditanyakan langsung dengan Kyai. Dengan sistem pengajaran inilah pondok pesantren mampu meningkatkan daya tarik yang sangat diminati oleh kebanyakan santri.

Lembaga Pendidikan sudah pasti ada di pondok pesantren ini dan juga metode pembelajarannya semakin banyak seperti yang digunakan di pondok-pondok salaf ataupun modern. Lembaga Pendidikan pondok pesantren sekarang sudah menerapkan sekolah formal seperti sekolah-sekolah umum di luar pondok pesantren. Meskipun sudah diterapkannya sekolah formal, tatapi tidak meninggalkan ciri khasnya dalam pengajaran yang menggunakan sistem sorongan dan bandongan. 

Sistem sorongan singkatnya yaitu seperti bimbel atau bimbingan belajar bedanya pada saat kita belajar, kita mengulangi dan menirukannya beberapa kali terhadap kitab yang sedang dipelajari. 

Hal tersebut sangat efektif untuk mendorong peningkatan kualitas santri, karena antara santri dengan gurunya saling mengenal erat, guru menguasai materi yang harus diajarkan, murid akan belajar serta telah membuat persiapan sebelumnya, antara guru dan murid juga dapat berdialog langsung tentang materi yang dibahas. Kemudian sistem bandungan ini kemungkinan sama dengan sistem wetonan yaitu dimana seorang ustadz atau pengajarnya membacakan kitab, menerjemahkan, dan menerangkan. Sedangkan santrinya mendengarkan, menyimak, dan mencatat apa yang telah disampaikan.

Lembaga Pendidikan yang ada di pondok pesantren Amanatul Ummah dulu hanyalah SMP dan MTS unggulan, tetapi semakin lama berjalannya waktu akhirnya terdapat banyak perubahan. Pada tahun 2001 terdapat Lembaga Pendidikan baru yang telah hadir yaitu MA Unggulan CI (Cerdas Istimewa) dan Exellent. 

Program CI ini merupakan program yang paling unggul dengan percepatan pembelajaran menjadi 2 tahun, memang sudah dirancang khusus untuk siswa-siswi yang dibekali dengan kemampuan kecerdasan diatas rata-rata, serta pembelajarannya yang sangat kompetitif agar nantinya dapat mencetak kader-kader bangsa yang dapat menyelesaikan studinya dengan lebih cepat dan tak lupa telah dibekali ilmu umum yang juga didasari dengan ilmu agama. Sedangkan program Exellent adalah program Pendidikan di pondok pesantren dengan masa studi 3 tahun yang tentunya kualitasnya juga tidak kalah dari Lembaga Pendidikan yang lain, yaitu menuntaskan muatan kurikulumnya selama 2 tahun, kemudian pada tahun ketiganya siswa hanya akan mendapatkan pengayaan materi dan Dauroh (pelatihan try out sebagai persiapan ujian nasional). Lalu pada tahun 2006 muncullah program Lembaga Pendidikan yang baru yaitu MBI (Madrasah Bertaraf Internasioanal). Lembaga ini merupakan salah satu program terbaik dari MA Unggulan Amanatul Ummah yang berhasil menjadi mercusuar perkembangan Yayasan dan meluluskan sebagian santrinya untuk studi ke perguruan tinggi negeri favorit serta studi lanjut ke luar negeri. Setiap Lembaga Pendidikan tentunya memiliki ciri khas masing-masing, seperti MBI ini yang kesehariannya dalam berdialog menggunakan bahasa asing seperti bahasa arab dan inggris, baik saat berbicara pada sesama teman maupun ustadznya. Sehingga tak asing lagi kalau Lembaga ini merupakan Lembaga yang paling unggul serta banyak alumnus yang bisa tembus ke luar negeri untuk melanjutkan studinya. 

Seiring berjalannya waktu, perkembangan pun terus berlanjut. Pada tahun 2012, K.H. Asep Saifuddin Chalim mendirikan sebuah Lembaga khusus untuk para santri yang ingin menghafal Al-quran, yaitu SMAU BP (Berbasis Pesantren). Lembaga ini sangat istimewa dikarenakan semua santrinya diwajibkan untuk hafalan Al-quran juga didasari ilmu agama yang dalam, Lembaga ini menargetkan santrinya untuk minimal hafal 9 juz Al-quran yang nantinya akan diberi sertifikat, jikalau telah khatam 30 juz maka insyaallah akan diberikan tiket umrah dan didampigi langsung oleh Romo Kyai.

Setiap pondok pesantren tentunya menggunakan metode Pendidikan yang berbeda-beda, yang sesuai dengan tujan pendidikannya yang ingin dicapai serta memenuhi kebijakan yang telah diterapkan. Namun alangkah baiknya lagi jika metode yang digunakan juga sesuai dengan tahapan dan kemampuan santri agar penyelenggara Pendidikan di pondok pesantren tersebut dapat berjalan dengan efektif serta efisien.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun