Mohon tunggu...
Muhammad Lutfi
Muhammad Lutfi Mohon Tunggu... Penulis - Pengen Manfaat aje

Aku suka nulis, bagiku penulis dihargai, baik dari pikiran, harapan, jiwa, nurani, serta ide. Segala yg ada dalam tubuh kita, kita sampaikan. Aku nulis dan suka kayak hamka, apalagi bang pi'ie. Nulis, dan terus membela kebenaran. Kayak pendekar dan jago yang membela segala prinsip kebenaran. Celengireng yang berdosa dan banyak nyampah kayak aye juga bisa bergune nih. Celeng yang busuk dan bersiung mampu mengubah keadaan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manggala Lolalola

28 Maret 2023   22:36 Diperbarui: 28 Maret 2023   22:52 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup di Pati memang keras. Apalagi dia memikirkan setelah lelah pulang kerja kemudian dapat sms untuk berangkat latihan. Itu Manggala lakukan dengan setengah serius. Karena sadar dalam hatinya, kalau dia sedang ditipu orang. Uang segitu seharusnya bisa buat berangkat umroh dua orang. Tapi alhasil hanya tai gedebus.

Esok harinya dia dapat sms dari orang yang tidak dia kenal. Dia menanyakan kenapa sms orang yang punya padepokan. Orang itu juga sms Manggala kalau akan mengikuti Manggala dan mencari Manggala bahkan di rumah maupun di tempat kerja. Manggala tidak menceritakan itu kepada kedua orang tuanya. Karena nanti ujung-ujungnya bisa masalah sama polisi. Dia tidak mau merepotkan kedua orang tuanya.

Tetapi diam hanya membawa jurang kerugian besar dalam hidup Manggala. Dia kena tipu, uang ludes, seperti dimaling dan tak pernah ada hasil. Ibaratnya sudah dimaling dan sudah dilucuti semuanya. Manggala merasa menyesal dengan semua itu.

Dia merasa utang besar pada ayah dan ibunya. Uang milik ayahnya hanya dibuang sia-sia oleh Manggala. Budi besar dari ayah dan ibu Manggala tidak terhitung jumlahnya. Apalagi setelah uang ludes 5 juta. Manggala hanya bisa bersedih dan berharap ada pembalasan buat oknum-oknum silat label harimau hitam itu.

Karena tidak punya apa-apa dan tidak memiliki kekuatan, Manggala pun hanya meratap duka. Dia melihat coretan kertas yang dulu dikasih oleh pemilik padepokan tai gedebus itu. Dia buang dan robek kertas itu. Karena hanya tulisan kosong tanpa isi. Hasilnya malah rugi besar.

Ternyata oh ternyata, cerita Manggala pendekar Harimau hanya ilusi. Kebenaran yang ada hanya penipuan dan rugi. Tidak ada kebaikan maupun imun positif yang ada hanya gelap semua. Ternyata, Manggala juga mendapat kunjungan secara ghaib. Mereka melakukan raga sukma sekitar dua orang untuk masuk ke alam mimpi Manggala. Itu info yang Manggala peroleh dari temannya yang indigo. 

Ternyata setelah putus hubungan dan membayar uang menurut anjuran dukun label harimau hitam itu, Manggala mendapat gangguan tak kasat mata dari dukun palsu itu. Manggala hanya meratapi bulan dan malam.

Pati, 28 Maret 2023

Biodata Penulis

Muhammad Lutfi, lahir di Pati 15 Oktober 1997. Buku: Berlayar, Senja, Bisma Pahlawan Hidup Kembali, Zahra dan Kotak Pandora.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun