Mohon tunggu...
Muhammad Luqman
Muhammad Luqman Mohon Tunggu... Teknisi - Teknisi Design

Memiliki latar belakang kuat dalam pengembangan produk dan teknologi. Berpengalaman dalam menciptakan solusi inovatif, saya juga memiliki ketertarikan mendalam pada isu-isu sosial dan politik, terutama bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendorong transparansi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

100 Perusahaan Penyumbang 71% Emisi Gas Rumah Kaca Global

24 Oktober 2024   10:54 Diperbarui: 24 Oktober 2024   11:10 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Carbon Disclosure Project (CDP) mengungkapkan bahwa hanya 100 perusahaan dari ratusan ribu perusahaan di seluruh dunia bertanggung jawab atas 71% dari total emisi gas rumah kaca (GRK) global, yang telah berkontribusi signifikan terhadap pemanasan global sejak tahun 1988. Temuan ini menekankan peran penting perusahaan dan investor dalam upaya mitigasi perubahan iklim, menunjukkan bahwa sejumlah kecil perusahaan memiliki dampak yang luar biasa terhadap kondisi lingkungan global.

Menurut laporan CDP, lebih dari separuh emisi industri global sejak pembentukan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada 1988 berasal dari hanya 25 perusahaan dan entitas negara. Studi ini memperlihatkan bahwa sebagian besar emisi tersebut berasal dari perusahaan energi dan bahan bakar fosil, yang aktivitasnya berkontribusi besar terhadap peningkatan suhu bumi dan perubahan iklim yang ekstrem.

Lebih lanjut, laporan ini juga mencatat bahwa 32% dari total emisi berasal dari perusahaan yang dimiliki oleh publik, menunjukkan peran penting investor dalam mendukung transisi menuju ekonomi berkelanjutan. Dalam konteks ini, investor dapat menjadi agen perubahan dengan memastikan bahwa investasi mereka didasarkan pada komitmen perusahaan untuk mendekarbonisasi sektor energi, yang merupakan sektor dengan emisi tertinggi.

Risiko Investasi pada Bahan Bakar Fosil

Salah satu risiko besar yang dihadapi oleh investor yang terus berinvestasi di sektor bahan bakar fosil adalah potensi tertinggal dalam transisi energi. Jika ekstraksi bahan bakar fosil tetap dilakukan dengan kecepatan yang sama seperti 28 tahun terakhir, para ilmuwan memperkirakan bahwa suhu rata-rata global dapat meningkat hingga 4C pada akhir abad ini. Kenaikan suhu sebesar ini akan memiliki dampak yang sangat merusak, termasuk kepunahan spesies, penurunan produktivitas pangan, dan meningkatnya frekuensi bencana alam seperti banjir dan kekeringan.

Transisi menuju energi terbarukan semakin mendesak, mengingat bahwa bahan bakar fosil merupakan kontributor utama terhadap emisi karbon dioksida (CO2), salah satu gas rumah kaca paling signifikan. Beberapa negara telah mulai menetapkan kebijakan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, namun tantangan terbesar adalah bagaimana sektor swasta, terutama perusahaan energi, bisa ikut terlibat dalam transisi ini.

Perusahaan Penyumbang Emisi CO2 Terbesar

CDP juga melaporkan bahwa antara tahun 1988 dan 2015, sebanyak 100 perusahaan bertanggung jawab atas 71% dari total emisi GRK global. Data ini berasal dari Carbon Majors Database, sebuah basis data yang mengumpulkan informasi terkait emisi dari berbagai perusahaan dan industri besar di dunia. Di antara perusahaan-perusahaan tersebut, berikut adalah 10 perusahaan dengan emisi karbon terbesar:

  1. China Coal -- 14.3%
  2. Saudi Aramco -- 4.5%
  3. Gazprom OAO -- 3.9%
  4. National Iranian Oil Co -- 2.3%
  5. ExxonMobil Corp -- 2.0%
  6. Coal India -- 1.9%
  7. Petrleos Mexicanos -- 1.9%
  8. Russia Coal -- 1.9%
  9. Royal Dutch Shell PLC -- 1.7%
  10. China National Petroleum Corp -- 1.6%

Namun, di sisi lain, beberapa perusahaan besar kini mulai mendukung transisi ke ekonomi yang bebas karbon. Perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Apple, Google, dan Facebook telah berkomitmen untuk memperoleh 100% energi mereka dari sumber energi terbarukan. Langkah ini menunjukkan bahwa sektor swasta, terutama perusahaan yang memiliki pengaruh besar di pasar, dapat memainkan peran penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi.

Peran Investor dalam Transisi Energi

Dalam banyak publikasi akademik, telah banyak dibahas peran strategis yang dapat dimainkan oleh investor dalam percepatan transisi energi. Investor dapat menggunakan kekuatan modal mereka untuk mendesak perusahaan agar beralih dari energi berbasis bahan bakar fosil ke energi terbarukan, sekaligus mengurangi risiko finansial dari investasi yang tidak berkelanjutan. Seiring meningkatnya kesadaran terhadap perubahan iklim, lebih banyak investor yang memilih untuk memprioritaskan portofolio investasi yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, berbagai studi telah menunjukkan bahwa investasi pada energi terbarukan tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga memberikan keuntungan ekonomi yang lebih stabil dalam jangka panjang. Misalnya, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Energy menunjukkan bahwa teknologi energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, secara signifikan lebih murah dan memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan stabilitas energi global.

Laporan CDP ini memberikan gambaran yang jelas mengenai betapa pentingnya peran sektor korporasi dan investor dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke energi terbarukan, perusahaan-perusahaan besar dapat membantu mencegah bencana lingkungan yang lebih besar dan memastikan keberlanjutan ekonomi di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun