Mohon tunggu...
Muhammad Luqman Khakim
Muhammad Luqman Khakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang menempuh pendidikan Studi Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemikiran Marxis Soekarno Saat Muda: Menelusuri Jejak Revolusioner Seorang Proklamator

4 Juni 2023   22:52 Diperbarui: 4 Juni 2023   23:00 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengaruh dan Kritik

Pemikiran Marxis Soekarno memainkan peran penting dalam membentuk pandangannya tentang perjuangan sosial dan politik. Pengaruh ideologi Marxis dapat terlihat dalam retorika dan kebijakan politiknya, terutama selama periode awal kepemimpinannya.

Namun, pemikiran Marxis Soekarno juga mendapat kritik keras, terutama dari kalangan anti-komunis dan pemerintahan Barat. Ketika Soekarno mendekati Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengadopsi retorika yang lebih radikal, hubungannya dengan Barat memburuk. Kondisi ini memuncak dalam peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965, yang mengakibatkan penggulingan Soekarno dan pelarangan PKI di Indonesia.

Kesimpulan

Pemikiran Marxis Soekarno saat muda merupakan bagian integral dari perkembangan pemikiran dan perjuangan revolusionernya. Ia mengadopsi pandangan Marxis dalam memahami ketidakadilan sosial, kapitalisme, dan imperialisme kolonial. Pemikiran Marxis ini membentuk pandangannya tentang perjuangan kelas, redistribusi kekayaan, dan peran negara dalam mengatur sektor ekonomi.

Meskipun pemikiran Marxis Soekarno berperan penting dalam membentuk pandangannya saat muda, penting untuk dicatat bahwa pemikirannya terus berkembang seiring waktu. Soekarno kemudian menggabungkan prinsip-prinsip Marxis dengan nasionalisme dan agama dalam konsep Nasakom. Meskipun pemikiran Marxis Soekarno tidak lagi menjadi landasan utama dalam kebijakan negara, pengaruh dan peranannya sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia tetap tidak dapat diabaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun