Pernahkah merasa tidak percaya diri ketika akan presentasi di depan kelas? takut menghadapi sidang skripsi yang tinggal beberapa hari lagi? merasa tidak layak ketika mengikuti kontes menyanyi? atau merasa diri tidak bernilai, sehingga mengurungkan niat bergaul dengan orang-orang yang kita senangi? Hal-hal diatas, jelaslah sebuah masalah yang harus dicarikan sebuah solusi.
Ingin tahu solusinya? Orang bijak mengatakan "believe in yourself and you will be unstoppable", atau "believe in yourself anything is possible"
Masalah terselesaikan? Belum tentu, justru berpotensi menimbulkan pertanyaan dibenak kita yang senantiasa berpikir kritis dan filosofis ini, mungkin kita bertanya "Sebetulnya apa itu percaya diri? Apakah dengan memunculkan percaya akan berani presentasi di depan umum, merasa yakin ketika mengikuti kontes menyanyi, dan mampu memecahkan masalah lainya?" jawabanya, akan dikupas secara mendalam pada tulisan kali ini.Â
Apa Itu Self-Confidence/Kepercayaan Diri?
Mendengar kata percaya diri, atau PD, tentu sudah tidak asing di telinga kita. Namun, tahukah kalian apa sebetulnya PD itu? Percaya diri atau Self-confidence menurut KBBI bararti yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan yang dimiliki (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dan sebagainya). Sedangkan menurut Sigmund Fred, PD ialah sesuatu tingkatan rasa sugesti tertentu yang berkembang dalam diri seseorang sehingga merasa yakin dalam berbuat sesuatu. Berdasarkan dua definisi tersebut, bisa kita tarik kesimpulan bahwa Self-confidence merupakan perasaan/sugesti seseorang yang merasa yakin benar akan sesuatu yang ada dalam dirinya. Dan dengan keyakinan itu, memunculkan rasa mampu untuk mencapai tujuan atau harapan yang diinginkan.Â
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah cukup hanya dengan Self-confidence seseorang bisa mendapatkan apa yang dia inginkan? Bagaimana menurut kalian? Bagi penulis Self-confidence merupakan sebuah perasaan yang tidak bisa berdiri sendiri, dan tidak bisa digunakan untuk memecahkan masalah tanpa bantuan faktor penunjang lainya. Oleh sebab itu ada beberapa faktor yang menunjang kepercayaan diri, salah satunya adalah penilaian objektif terhadap diri.Â
Objektif Terhadap Diri Sebagai Faktor Penunjang Self-Confidence
Sebagai pribadi yang senantiasa berkutat dengan upaya mencari kebenaran, tentu kita sudah mengenal istilah objektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia objektif bermakna keadaan yang sebenarnya, atau sesuai dengan fakta yang ada. Keobjektifan diperlukan juga dalam dalam Self-confidence. Sebab dengan objektifitas seseorang akan mampu menilai kemampuan, pengetahuan, dan kondisi lain dalam diri, secara tepat, dan berdasarkan fakta yang ada.
Self-confidence tanpa keobjektifan menimbang kapasitas diri, justru akan menjadi bumerang yang memberikan dampak negatif terhadap diri dan lingkungan. Ilustrasinya seperti seseorang yang dengan berani terjun kelautan untuk menolong anak yang tenggelam, namun ternyata orang tersebut tidak dapat berenang. Alhasil, sang anak tidak tertolong, dan orang yang niat menyelamatkan itu justru menjadi salah satu korban.
Ketika kita telah menilai diri secara objektif, hasilnya adalah dapat memunculkan dua potensi. Potensi yang pertama adalah, secara objektif kita mampu melakukan apa yang ingin dilakukan, karena memiliki pengetahuan, kemampuan, dan aspek lain yang memadai. Sedangkan potensi kedua ialah, objektifnya memang kita tidak memiliki atau kurang secara kapasitas untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Jika potensi pertama yang  muncul setelah kita menilai diri dengan obyektif, maka sisanya tinggal menumbuhkan Self-Confidence, sebab jika secara kapasitas sudah ada, kemampuan sudah mumpuni, pengetahuan sudah mencukupi, maka sudah tidak ada alasan untuk tidak percaya diri. Namun jika objektifnya diri ini tidak memiliki kapasitas yang dibutuhkan. Jangan beranikan diri mengambil langkah ceroboh dengan dalih kepercayaan diri, bisa jadi kita seperti orang yang hendak menyelamatkan anak tenggelam di lautan tadi.
Dari sini kita sama-sama mengetahui, bahwa objektif terhadap diri, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan kepercayaan diri/Self-Confidence. Maka nilailah diri secara objektif sebelum merasa yakin terhadap diri, sebab jika tidak objektif, dampak negatiflah yang akan didapatkan. Namun bagi kita sudah menanggap dirinya mampu secara objektif, maka percaya diri lah. Kita pasti bisa melakukanya, bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, dan sampai pada tujuan yang kita harapkan. Â
Sebagian dari kita mungkin bertanya, "Bagaimana jika ketika kita sudah objektif, namun hasilnya kita masih kurang atau belum memiliki kapasitas yang dibutuhkan? Apakah kita harus menyerah? Apakah sama dengan kita tidak dapat mencapai yang diinginkan?" Ingin tahu jawabanya? Tunggu di artikel selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA :
- Hasmayni, Babby. "Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Remaja ." Jurnal Magister Psikologi UMAÂ 06. no.02 (2014): 98-104.
- https://kbbi.kemdikbud.go.id/percayaÂ
- https://kbbi.kemdikbud.go.id/objektif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H