Mohon tunggu...
Muhammad Kifah
Muhammad Kifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesaktian Pancasila & G30S PKI

8 Oktober 2022   16:43 Diperbarui: 16 Oktober 2022   23:40 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah merupakan sesuatu yang penting di dunia. Kita sebagai manusia harus mempelajari sejarah, baik itu sejarah tentang agama, bangsa, negara, dan lainnya. Karena dengan sejarah kita dapat mempelajari dan mengambil hikmah atas apa yang telah terjadi sebelumnya untuk dijadikan pelajaran bagi kita di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Seperti Peristiwa G30S PKI yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia atau yang disingkat dengan PKI masih melekat dalam ingatan rakyat Indonesia. Gerakan ini memiliki tujuan untuk mengganti dasar negara Indonesida dari Pancasila menjadi Komunisme dengan cara menggulingkan Soekarno dan menyingkirkan orang-orang yang bertentangan dengannya. Pada peristiwa ini PKI menyingkirkan para jenderal dan perwira yang bertolak belakang dengan pemikiran PKI.

Peristiwa ini adalah sejarah kelam bangsa Indonesia. Ini merupakan pembunuhan berencana yang kejam dan sadis terhadap jenderal dan perwira TNI. Bukan hanya itu, ini juga merupakan pengkhianatan besar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebelum peristiwa itu terjadi, PKI telah berkembang besar di Indonesia dan ada di setiap bidang atau elemen kehidupan di masyarakat. Di skala nasional, PKI masuk ke dalam 4 besar perolehan suara terbanyak pada pemilu 1955. Sedangkan skala Internasioanal, PKI merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia dengan pengikut lebih dari 3 juta. 

Inilah salah satu hal yang membuat PKI berani melakukan kudeta terhadap pemerintahan resmi Indonesisa karena mereka banyak dan ada dimana-mana.

Peristiwa ini menewaskan enam orang jenderal dan seorang kapten. Ketujuh orang ini adalah Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI Raden Suprapto, Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Hardoyono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu CZI Andreas Tendean. 

Ketujuh orang ini diculik dan dibunuh oleh PKI. Selain jenderal dan perwira yang sudah disebutkan. Ada satu korabn tewas dari warga sipil, yaitu puti Jenderal A.H. Nasution yang berhasil menyelamatkan diri dari penculikan malam itu.

Kemudian selain dari perwira, jenderal, dan warga sipil. Juga terdapat korban lainnya yang bukan dari kalangan TNI, yaitu Bripka Karel Satsuit Tubun, Letkol Sugiyono Mangunwiyoto, dan Kolonel Katamso Darmokusumo.

Ini bukan kejadian pertama yang dilakukan oleh PKI. Sebelumnya PKI juga melakukan pemberontakan atau ingin menggulingkan pemerintahan saat itu. Pada tahun 1948 PKI gagal meggulingkan pemerintahan Republik Indonesia.

Kembali ke G30S PKI, setelah kejadian ini pemerintah mengusut tuntas permasalahan ini sampai ke akar-akarnya. Salah satu caranya adalah mencari siapa saja yang terlibat di dalamnya dan mengikimi serta menghukumnya.

Akibat dari peristiwa ini pemerintah menyatakan kepusutusan resmi bahwa PKI adalah partai terlarang. Sehingga terjadi pembunuhan massal terhadap PKI.

Banyak sekali ragam cerita yang terjadi dalam peristiwa G30S PKI ini. Sehingga membuat cerita ini beragam dari berbagai sudut pandang menjadi berbeda-beda. Ada yang mengatakan cerita ini pengaruh dari luar, ada yang mengatakan cerita dari pemerintah atau yang telah difilmkan itu tidak benar, dan lain sebagainya. Tapi dari itu semua kita harus mengambil hikmah dan pelajaran untuk ke depannya.

Peristiwa G30S PKI sampai saat ini masih didebatkan oleh banyak pihak tentang siapa dalang dan penyebab yang menyebabkan peristiwa ini terjadi. Akibat dari kegagalan PKI dalam peristiwa ini, Pancasila dianggap ideologi yang baik dan cocok bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Gerakan 30 September inilah yang menjadi penyebab tanggal 1 Oktober ditetapkan menjadi Hari Kesaktian Pancasila. Karena menurut pandangan sejarah, Pancasila memiliki kemampuan tak tergantikan oleh paham atau ideologi manapun. Oleh sebab itu, Pancasila tidak dapat diganti atau dirusak oleh PKI.

Ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila dikarenakan, yang pertama untuk mengenang perwira dan jenderal yang gugur pada peristiwa G30S PKI. Yang kedua, penghormatan warag negara kepada pahlawan yang telah berjasa mempertahankan ideologi Pancasila.

Selain itu, ditetapkannya 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila karena Pancasila dikuatkan dan diteguhkan kembali sebagai ideologi bangsa. Pada hari itu, masyarakat Indonesia melakukan penghormatan kepada pahlawan yang gugur dengan menaikkan dan mengibarkan bendera setengah tiang.

Seperti yang kita ketahui Ideologi Pancasila merupkan ideologi yang bisa diterima oleh kelompok manapun dan nilai-nilai yang ada di dalamnya tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pancasila merupakan ideologi yang tidak memihak kelompok atau golongan tertentu. Berbeda halnya dengan Komunisme yang anti agama, yang dimaksud dengan anti agama disini adalah anti terhadap seluruh agama. Bukan hanya satu agama saja.

Untuk memahami nilai-nilai yang tertanam di dalam Pancasila. Kita sedari kecil selalu diajarkan tentang Pancasila. Ini tidak hanya cukup dipelajari, tapi juga untuk dihayati, diamalkan, dicontohkan, dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi kesimpulannya G30S PKI merupakan peristiwa kelam yang terjadi di Indonesia. Untuk mengantisipasi ini supaya tidak terulang kembali. Kita sebagai warga negara harus mempelajari dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun