Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Membaca dunia adalah membuka cakrawala pengetahuan, dan melalui hobi menulis, kita menorehkan jejak pemikiran agar dunia pun membaca kita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Isra' Mi'raj, Momentum Persatuan Peradaban Timur dan Barat

24 Januari 2025   11:38 Diperbarui: 24 Januari 2025   11:38 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isra' Mi'raj merupakan peristiwa monumental dalam tradisi Islam. Bukan sekadar mencerminkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mengandung simbol-simbol penting bagi persatuan peradaban. Dalam narasi ini, Masjidil Aqsha di Palestina menjadi pusat perjalanan Isra' yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah. Konteks geopolitik dan historisnya sangat menarik, mengingat Masjidil Aqsha pada masa itu berada di bawah kekuasaan Romawi Byzantium, yang menjadi representasi peradaban Barat, sementara Nabi Muhammad SAW berasal dari kawasan Arab, simbol peradaban Timur.

Perjalanan Nabi Muhammad dari Makkah ke Yerusalem adalah simbol keterhubungan dua dunia, Timur dan Barat. Makkah mewakili spiritualitas dan tradisi monoteistik Timur, sementara Yerusalem adalah tempat yang dihormati dalam tiga agama besar, yaitu Islam, Nasrani, dan Yahudi. Fakta bahwa Isra' Mi'raj melibatkan Masjidil Aqsha sebagai titik penghubung menunjukkan pentingnya Yerusalem sebagai ruang dialog lintas agama dan peradaban.

Byzantium sebagai kekuatan Barat pada masa itu, dengan tradisi Nasrani yang dominan, telah menjadikan Yerusalem sebagai kota suci. Sementara itu, tradisi Yahudi telah terlebih dahulu menanamkan akar keagamaan di Palestina. Peristiwa Isra' Mi'raj, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai protagonisnya, menggarisbawahi bahwa Yerusalem bukan hanya pusat fisik tetapi juga simbol spiritual universal yang merangkul semua tradisi agama Abrahamik.

Isra' Mi'raj memberikan inspirasi untuk membangun jembatan antara peradaban Timur dan Barat, terutama melalui tiga aspek. Pertama, aspek kebahasaan. Bahasa adalah medium utama komunikasi dan pemahaman lintas budaya. Peradaban Timur, termasuk Arab, memiliki kekayaan bahasa yang menjadi sarana penyebaran pengetahuan, khususnya melalui terjemahan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab pada masa kejayaan Islam. Pada saat yang sama, peradaban Barat memanfaatkan bahasa Latin dan Inggris sebagai dasar ilmu pengetahuan.

Kolaborasi kebahasaan antara Timur dan Barat, seperti yang pernah terjadi pada masa penerjemahan di Bayt Al-Hikmah di Baghdad, menunjukkan potensi besar dalam menciptakan dialog intelektual. Hari ini, membangun platform lintas bahasa melalui teknologi dan pendidikan bisa menjadi langkah konkret dalam menjembatani perbedaan dan membangun kesalingpahaman.

Kedua, aspek peradaban. Peradaban Timur dan Barat memiliki akar yang saling terhubung. Tradisi keilmuan Barat banyak mengambil inspirasi dari filsafat dan sains yang dikembangkan oleh para sarjana Muslim. Begitu pula, Timur mengambil manfaat dari tradisi keilmuan Yunani dan Romawi. Dengan merefleksikan Isra' Mi'raj, penting bagi kedua peradaban untuk mengakui kontribusi masing-masing dalam membangun dunia modern. Upaya pelestarian warisan budaya, penghormatan terhadap situs-situs suci, dan kolaborasi dalam proyek peradaban global dapat menjadi jalan menuju perdamaian dan harmoni.

Ketiga, aspek dialog lintas agama. Isra' Mi'raj mengingatkan tentang pentingnya Yerusalem sebagai tempat suci yang menghubungkan tiga agama besar, Islam, Nasrani, dan Yahudi. Dialog lintas agama menjadi kebutuhan mutlak untuk membangun perdamaian yang berkelanjutan. Peran pemimpin agama, akademisi, dan komunitas lokal sangat penting dalam menciptakan ruang dialog yang inklusif. Perbedaan teologis tidak seharusnya menjadi penghalang untuk saling memahami, melainkan menjadi peluang untuk belajar satu sama lain. Peristiwa Isra' Mi'raj, yang secara simbolis melibatkan semua tradisi Abrahamik, menawarkan inspirasi untuk mempererat hubungan antaragama.

Dalam dunia yang semakin kompleks dan terpolarisasi, refleksi atas Isra' Mi'raj memberikan pelajaran penting tentang perlunya bina damai antara Timur dan Barat. Yerusalem, sebagai simbol spiritual, mengajarkan kita tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman. Dengan semangat Isra' Mi'raj, umat manusia dapat melangkah menuju masa depan yang lebih inklusif, di mana Timur dan Barat bersatu dalam semangat saling menghormati. Perdamaian bukanlah hal yang mustahil jika kita mau belajar dari sejarah dan membuka diri terhadap dialog lintas budaya dan agama.

Isra' Mi'raj mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan, baik yang bersifat agama maupun duniawi, adalah satu kesatuan yang harus saling melengkapi untuk membawa umat manusia menuju pencerahan dan kemajuan. Perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Isra' Mi'raj menginspirasi kita untuk menjadikan setiap ilmu sebagai tangga menuju kebijaksanaan, tanpa sekat antara ilmu langit dan ilmu bumi sekaligus tanpa sekat budaya antara peradaban Barat dan peradaban Timur.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun