Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Membaca dunia adalah membuka cakrawala pengetahuan, dan melalui hobi menulis, kita menorehkan jejak pemikiran agar dunia pun membaca kita.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menelusuri Sejarah Nama-Nama Kawasan di Solo, Toponimi dari Jejak Jabatan Keraton

22 Januari 2025   11:07 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:17 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ndalem Kalitan sebagai peninggalan Pakubuwono X yang sudah beralih ke keluarga besar Tien Suharto (Sumber: tribunnewswiki.com)

Madyotaman, Nama ini bermakna tempat prajurit Tamtaman golongan menengah dalam Legiun Mangkunegaran. Kawasan ini mencerminkan struktur militer Mangkunegaran yang kuat. Punggawan, dinamai dari para punggawa yang menjadi pamong desa dan pengikut Mangkunegara I. Nama ini menegaskan peran penting punggawa dalam mengelola masyarakat. Bramantakan, merujuk pada tempat tinggal para abdi dalem prajurit berani mati dalam Legiun Mangkunegaran. Letaknya di selatan Jembatan Merah menunjukkan hubungan strategis kawasan ini dengan sistem pertahanan Mangkunegaran. Ketiga kawasan ini masuk satu gugus wilayah Kecamatan Punggawan.

Ndalem Kalitan sebagai peninggalan Pakubuwono X yang sudah beralih ke keluarga besar Tien Suharto (Sumber: tribunnewswiki.com)
Ndalem Kalitan sebagai peninggalan Pakubuwono X yang sudah beralih ke keluarga besar Tien Suharto (Sumber: tribunnewswiki.com)

Kalitan, dinamai dari keberadaan Ndalem Kalitan, tempat tinggal Kanjeng Gusti Ratu Alit, putra Pakubuwana X. Ratu Alit menikah dengan Pangeran Hario Prabuwijaya yang melahirkan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara II. Nama Kalitan ini menunjukkan hubungan erat antara kawasan dan keluarga inti keraton. Ndalem Kalitan pada 1960-an dibeli keluarga besar Ibu Tien Soeharto yang masih kerabat Pura Mangkunegaran, yaitu KPH Soemoharjomo dan raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo.

Kauman, berasal dari kata "abdi dalem putihan," yang merujuk pada para penghulu atau tokoh agama di keraton. Kawasan ini menjadi pusat keagamaan yang penting. Modinan, dikenal sebagai tempat tinggal para modin, atau petugas agama yang bertugas memimpin doa dan upacara keagamaan. Ketibanoman, berasal dari Ketib Anom, seorang bupati keraton yang tinggal di kawasan tersebut. Nama ini menunjukkan pentingnya peran administrasi lokal dalam sistem pemerintahan keraton.

Nama-nama kawasan di Solo bukan sekadar penanda geografis, tetapi juga mencerminkan warisan sejarah dan sosial budaya keraton. Melalui nama-nama ini, kita dapat membaca jejak kejayaan Keraton Solo dan Mangkunegaran serta memahami bagaimana sistem pemerintahan dan struktur masyarakat pada masa lalu membentuk kota Solo yang kita kenal hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun