Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Membaca dunia adalah membuka cakrawala pengetahuan, dan melalui hobi menulis, kita menorehkan jejak pemikiran agar dunia pun membaca kita.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menelusuri Sejarah Nama-Nama Kawasan di Solo, Toponimi dari Jejak Jabatan Keraton

22 Januari 2025   11:07 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:17 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Sriwedari sebagai ikon hiburan masyarakat Surakarta (Sumber: solocity.travel)

Kota Solo, atau Surakarta, adalah kota yang kaya akan sejarah dan budaya, dengan banyak kawasan yang dinamai berdasarkan tokoh atau jabatan berkaitan dengan Keraton Kasunanan dan Kadipaten Mangkunegaran. Nama-nama daerah ini tidak hanya menggambarkan identitas lokal tetapi juga mencerminkan struktur sosial dan sistem pemerintahan keraton. Secara toponimi atau ilmu linguistik yang membahas tentang asal-usul penamaan nama tempat, sejumlah kawasan di Solo adalah wilayah yang berkaitan dengan jejak jabatan-jabatan Keraton Surakarta. 

Solo atau julukan populer untuk daerah Surakarta, berdiri dengan gagahnya Keraton Surakarta Hadiningrat. Keraton  ini merupakan pindahan dari Kerajaan Mataram Islam yang semula berada di Kartasura, oleh Pakubuwono II dibangun di Desa Sala, dekat dengan aliran Sungai Bengawan Solo. Pemberontakan Geger Pecinan pada 1743 menjadi penyebab keraton di Kartasura hancur, sehingga dianggap sudah hilang kesakralan sebagai pusat pemerintahan. Bedol Keraton ke Sala ini dikenang pada 17 Pebruari 1745. Pengaruh besar atas perjalanan Keraton Surakarta sejak Bedol Keraton pada 1745 sampai saat ini, menyisakan nama-nama kawasan yang saling terkait dengan jabatan-jabatan keraton.

Pendopo Kepatihan yang sekarang menjadi wilayah SMKN 8 Surakarta (Sumber: jejakbocahilang)
Pendopo Kepatihan yang sekarang menjadi wilayah SMKN 8 Surakarta (Sumber: jejakbocahilang)

Kepatihan, kawasan ini berasal dari kata "Patih," jabatan penting di Keraton. Kepatihan adalah tempat tinggal Patih Dalem, yang memiliki peran sebagai tangan kanan raja. Di sinilah segala urusan administrasi dan pemerintahan keraton dikoordinir sebagai seorang Perdana Menteri. Saat ini, bekas rumah Kepatihan sudah menjadi bangunan SMKN 8 Surakarta, TK Pamardisiwi 2, Kejaksaan Surakarta, dan Masjid Al-Fatih Kepatihan. Kawasan ini masuk dalam wilayah Kecamatan Jebres, terbagi atas Kelurahan Kepatihan Kulon dan Kelurahan Kepatihan Wetan yang terpisahkan oleh Jalan Arifin.

Timuran, kawasan yang merujuk pada Pangeran Timur, adik KGPAA Mangkunegara I. Keberadaan nama ini menunjukkan penghormatan kepada keluarga inti Mangkunegaran, terutama mereka yang memiliki kontribusi besar dalam menjaga stabilitas pemerintahan Mangkunegaran. Kawasan ini telah berdiri sejumlah hotel ternama, seperti Hotel Novotel, Hotel New Grand Orchid, Hotel Ibis, Hotel Dana, CBG Inn, termasuk RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Kelurahan yang dihuni sekitar 3 ribu jiwa itu, terdiri dari sejumlah kampung, yaitu:

  • Priyombadan, mengambil nama dari Pangeran Priyambodo, saudara KGPAA Mangkunegara VII. Kawasan ini menjadi bukti bagaimana hubungan keluarga dan kekuasaan diabadikan dalam nama tempat.
  • Gondowijayan, mengambil nama dari Pangeran Gondowijaya, saudara KGPAA Mangkunegara IV. Bekas lokasi Ndalem Pangeran Gondowijaya kini menjadi rumah dinas Wakil Walikota Solo. Kawasan ini juga dulunya pernah menjadi TK Pusaka, mencerminkan peran Gondowijayan dalam sejarah pendidikan dan pemerintahan kota.
  • Notoningratan, mengambil nama dari Pangeran Notoningrat, yang mencerminkan status kebangsawanan dan jabatan penting di keraton. Kawasan ini menggambarkan kehormatan yang diberikan kepada para pangeran keraton.
  • Tumenggungan, berasal dari kata "Tumenggung," yang merupakan pangkat dalam hierarki militer Mangkunegaran. Kawasan ini menjadi pusat para punggawa prajurit dan patih sejak pemerintahan Mangkunegara II hingga VII.

Peta Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari, Surakarta (Sumber: Google Map)
Peta Kelurahan Timuran Kecamatan Banjarsari, Surakarta (Sumber: Google Map)

Purwonegaran, kawasan ini dinamai dari Pangeran Purwonegara, yang juga merupakan bagian dari keluarga keraton. Purwonegaran menjadi salah satu kawasan yang memiliki nilai historis tinggi dalam perkembangan sosial di Solo. Kawasan ini sekarang masuk dalam wilayah Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan. Berlokasi di Jalan Brigjen Slamet Riyadi, terdapat Taman Sriwedari yang dibangun oleh Paku Buwono X sebagai tempat hiburan dan pertunjukan seni. Oleh karenya, berdiri juga Gedung Wayang Orang sebagai sentral teater cerita-cerita epik dari Mahabarata dan Ramayana versi Jawa.

Taman Sriwedari sebagai ikon hiburan masyarakat Surakarta (Sumber: solocity.travel)
Taman Sriwedari sebagai ikon hiburan masyarakat Surakarta (Sumber: solocity.travel)

Mangkubumen, berasal dari penamaan Mangkubumi, adik Pakubuwana IV. Kawasan ini dikenal sebagai tempat tinggal para pangeran yang memegang peranan signifikan dalam administrasi keraton. Pada kawasan ini, terdapat Candi Mangkubumen dengan arsitektur Eropa yang sekarang berada di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo. Candi setinggi 3 meter dibangun pada 1840, sebagai penanda lokasi mengubur ari-ari Patih Sasranegara, patih yang menjabat pada era pemerintahan Paku Buwono II.

Keprabon, berasal dari tempat tinggal Kanjeng Pangeran Arya Prabuwijaya, menantu Pakubuwana III. Lokasinya berada di depan Istana Mangkunegaran, sehingga menunjukkan hubungan erat antara keluarga kerajaan dan kawasan Keprabon. Saat ini, Kelurahan Keprabon masuk wilayah Kecamatan Banjarsari, dan terdiri dari kampung Keprabon Kulon, Keprabon Wetan, Keprabon Lor, dan Kusumodiningratan. Terdapat juga Hotel Keprabon Solo yang beradadi Jalan KH. Ahmad Dahlan di area yang dekat dengan Masjid Agung Surakarta dan Masjid Al-Wustho Mangkunegaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun