Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Membaca dunia adalah membuka cakrawala pengetahuan, dan melalui hobi menulis, kita menorehkan jejak pemikiran agar dunia pun membaca kita.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Israel dan Hamas dalam "Mimpi" Perdamaian Sejati

18 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 18 Januari 2025   11:14 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kajian Timur Tengah sebagai bagian dari perkuliahan di Politeknik Pengayoman Indonesia (Poltekpin) di Cinere Depok (Sumber: Dok. Khamdan) 

Peran Diplomasi Indonesia untuk Perdamaian Permanen

Kajian Timur Tengah sebagai bagian dari perkuliahan di Politeknik Pengayoman Indonesia (Poltekpin) di Cinere Depok (Sumber: Dok. Khamdan) 
Kajian Timur Tengah sebagai bagian dari perkuliahan di Politeknik Pengayoman Indonesia (Poltekpin) di Cinere Depok (Sumber: Dok. Khamdan) 

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina. Diplomasi Indonesia berperan aktif melalui berbagai forum internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Gerakan Non-Blok. Indonesia secara konsisten menyerukan penghentian pendudukan Israel dan mendorong solusi dua negara berdasarkan garis batas pra-1967.

Selain itu, Indonesia juga mendukung Palestina melalui bantuan kemanusiaan dan peningkatan kapasitas. Bantuan berupa pengiriman logistik medis, pendidikan, serta pelatihan teknis bagi warga Palestina menjadi bagian dari upaya membangun ketahanan rakyat Palestina. Di tingkat diplomasi, Indonesia terus menggalang dukungan internasional untuk memperkuat posisi Palestina di forum global, termasuk pengakuan kedaulatan Palestina sebagai negara merdeka.

Jika dunia benar-benar menginginkan perdamaian di Gaza, diperlukan keberanian politik untuk mengatasi akar konflik. Mengakhiri blokade, menghentikan ekspansi pemukiman, dan memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia harus menjadi prioritas. Mediasi internasional harus lebih dari sekadar menenangkan situasi; ia harus berorientasi pada keadilan dan rekonsiliasi.

Gencatan senjata terbaru antara Israel dan Hamas mungkin memberikan jeda sesaat dari kekerasan, tetapi tanpa keadilan, jeda ini hanya akan menjadi perdamaian semu. Seperti yang diungkapkan oleh teori perdamaian Johan Galtung, perdamaian sejati bukanlah sekadar absennya kekerasan, tetapi hadirnya keadilan dan keharmonisan. Dunia tidak boleh hanya menjadi saksi bisu dari tragedi ini. Saatnya menuntut perubahan nyata yang membawa keadilan bagi Palestina dan keamanan bagi semua pihak.

Perjuangan menuju perdamaian sejati bukan hanya tentang menghentikan konflik, tetapi juga tentang mengembalikan keadilan yang dirampas dan menghidupkan harapan yang hampir padam. Indonesia, dengan diplomasi berlandaskan prinsip dan kemanusiaan, harus menjadi lentera yang menerangi jalan bagi rakyat Palestina menuju kebebasan dan kedaulatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun