Oleh karenanya, mitra penyedia makanan perlu diberikan pelatihan tentang higienitas dan standar keamanan pangan. Edukasi kepada siswa tentang tanda-tanda awal makanan tidak layak konsumsi juga penting untuk mencegah kejadian fatal.
Perlu adanya investasi pada teknologi penyimpanan makanan yang memadai, seperti lemari pendingin atau transportasi berpendingin, dapat mengurangi risiko kerusakan makanan.Â
Pelibatan orang tua dan komunitas dalam pengawasan program dapat meningkatkan akuntabilitas. Informasi terkait penyedia makanan, hasil audit, dan laporan insiden juga harus transparan untuk memberikan kepercayaan bagi guru, orang tua, dan sisw itu sendiri.
Program Makan Bergizi Gratis adalah inisiatif penting untuk mendukung kesehatan generasi muda Indonesia. Namun, keberhasilannya sangat tergantung pada pengelolaan yang cermat dan pengawasan yang ketat.Â
Belajar dari insiden keracunan makanan di Sukoharjo dan Nunukan, semua pihak harus bersatu untuk memastikan bahwa keselamatan siswa tidak lagi dikorbankan.
Reformasi sistem ini tidak hanya akan mengembalikan kepercayaan masyarakat, tetapi juga menjamin masa depan anak-anak Indonesia yang lebih sehat dan cerah.Â
Keberhasilan program MBG bukan diukur dari niat mulia semata, tetapi dari bagaimana setiap detailnya dijaga dengan ketulusan, pengawasan, dan tanggung jawab. Karena masa depan anak-anak kita tidak boleh dikompromikan oleh kelalaian sesaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI