slow living, ternyata memiliki harta lain yang tak kalah mengesankan dalam ranah kuliner, yaitu Pindang Serani. Hidangan berbasis ikan ini tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga simbol dari kekayaan rasa pesisir Indonesia. Dengan rekam jejak sejarah yang kuat, cita rasa yang memikat, dan manfaat kesehatan yang luar biasa, Pindang Serani semakin diakui sebagai ikon kuliner Jepara, terlebih setelah meraih rekor MURI 2024 sebagai sajian massal dengan pengunjung terbanyak.
Jepara, yang dikenal sebagai kota ukir dan salah satu rekomendasi untuk menjalaniPindang Serani telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner masyarakat pesisir Jepara. Hidangan ini lahir dari kreativitas nelayan yang mengolah hasil tangkapan mereka dengan bumbu sederhana namun kaya rasa. Kata "serani", dapat dianggap perpaduan identitas dua agama menjadi satu, yaitu Islam dan Nasrani. Dalam pengucapan masyarakat pesisir, Islam diucapkan dengan membubuhkan huruf "e" menjadi Iselam. Model pengucapan inilah yang kemudian menjadi identitas baru bernama Serani. Dua identitas agama yang berbeda namun menampilkan perdamaian sangat mudah dilihat dari kawasan pesisir Mlonggo sampai di ujung kawasan Jepara Utara perbatasan dengan Kabupaten pati.
Pindang Serani juga dikaitkan dalam sejarah Ratu Kalinyamat yang melakukan ekspedisi maritim untuk menyerang Portugis di Malaka dan Aceh. Pengumpulan kekuatan maritim Jepara terpusat di suatu kawasan bagian Utara, yang kini disebut sebagai Benteng Portugis di Kecamatan Donorojo. Proses persiapan sampai penyerangan maritim Jepara atas Portugis inilah, hidangan yang kerap dibuat para prajurit dan pemimpin Jepara adalah Pindang Serani. Istilah Serani untuk menyebut Portugis yang beragama Nasrani, berkembang juga di Pesisir Jakarta di Kampung Tugu, Jakarta Utara, dengan hidangan Pindang Serani yang lebih berkuah kental dengan karakter khusus bunga kecombrang dan sejumlah bumbu yang dibakar sebelumnya.Â
Pindang Serani memiliki rasa yang memadukan asam, gurih, dan segar. Kuahnya berwarna kuning keemasan, hasil dari kunyit yang digunakan sebagai salah satu bahan utama. Cita rasa asam berasal dari belimbing wuluh atau air jeruk nipis, sedangkan rasa gurih didapat dari rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, dan serai. Biasanya, ikan bandeng, kakap, atau tongkol menjadi pilihan utama karena teksturnya yang lembut dan cocok dengan bumbu Pindang Serani.
Kandungan Nutrisi dan Khasiat Kesehatan
Sebagai hidangan berbasis ikan dan rempah, Pindang Serani kaya akan nutrisi:
- Protein Berkualitas: Ikan merupakan sumber protein hewani yang mudah dicerna, baik untuk otot dan regenerasi sel.
- Omega-3: Kandungan ini membantu meningkatkan fungsi otak dan menjaga kesehatan jantung.
- Antioksidan: Kunyit dan jahe memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.
- Vitamin C: Belimbing wuluh memperkuat daya tahan tubuh.
Kombinasi bahan ini menjadikan Pindang Serani tidak hanya nikmat, tetapi juga menyehatkan.
Cara Memasak dan Resep
Berikut resep sederhana untuk membuat Pindang Serani:
Bahan:
- 500 gram ikan bandeng/kakap/tongkol
- 2 buah belimbing wuluh, iris
- 5 siung bawang merah, iris tipis
- 3 siung bawang putih, cincang halus
- 2 ruas kunyit, bakar dan memarkan
- 1 ruas jahe, memarkan
- 2 batang serai, memarkan
- 5 buah cabai rawit utuh (sesuai selera)
- 2 buah tomat, potong-potong
- Garam, gula, dan air secukupnya
Cara Memasak:
- Bersihkan ikan, lumuri dengan garam, dan diamkan beberapa menit.
- Tumis bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan serai hingga harum.
- Tambahkan air, masukkan belimbing wuluh, cabai, dan tomat.
- Setelah mendidih, masukkan ikan dan masak hingga matang.
- Koreksi rasa, sajikan hangat dengan nasi putih.