Di Purwodadi, rumah makan yang menyajikan menu Garang Asam salah satunya di RM Raharjo di Jalan Jenderal Sudirman. Rumah makan ini sudah menyuguhkan kenikmatan Garang Asam sejak 1971, sehingga dianggap pelopor tersebarnya di kawasan Solo, Sragen, Kudus, Jepara, Demak, dan Semarang.
Garang asam memiliki potensi besar sebagai ikon wisata kuliner. Langkah-langkah strategis yang bisa diambil di antaranya dengan memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan promosi. Kedatangan Presiden SBY semasa pemerintahannya ke Kudus dengan menikmati hidangan Garang Asam, merupakan promosi yang bisa terwariskan dalam sejarah tersendiri. Begitupun Presiden Megawati yang menyuguhkan hidangan Garang Asam sampai di istana negara, jelas menjadi bukti potensi kuliner khas Kudus tersebut.
Festival kuliner dengan menjadikan garang asam sebagai bintang utama acara tahunan di Kudus, setidaknya akan menjadi potens pariwisata kuliner yang menjanjikan. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan kolaborasi internasional. Pelibatan chef internasional jelas sangat memungkinkan karena adanya pusat industri kretek dengan ikonnya PT Djarum serta pusat pelatihan Badminton kelas dunia yang dimiliki oleh PT Djarum. Kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan penyajian dengan pasar global.
Garang asam Kudus bukan sekadar hidangan, melainkan simbol kekayaan budaya Indonesia. Dengan rasa yang autentik dan manfaat kesehatan yang melimpah, hidangan ini layak menjadi sorotan di kancah kuliner dunia. Garang Asam Kudus bukan sekadar sajian tradisional, melainkan jendela rasa yang menghubungkan kearifan lokal dengan potensi global. Dengan cita rasa autentik dan nilai budaya yang mendalam, hidangan ini siap menjadi ikon wisata kuliner kelas dunia, membawa nama Indonesia bersinar di peta gastronomi internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H