Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Membaca dunia adalah membuka cakrawala pengetahuan, dan melalui hobi menulis, kita menorehkan jejak pemikiran agar dunia pun membaca kita.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Banjir di Makkah, Fenomena Iklim Ekstrem di Timur Tengah

10 Januari 2025   06:05 Diperbarui: 10 Januari 2025   06:05 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil-Mobil Terhanyut dalam banjir di Makkah pada 6 Januari 2025 (Sumber: merdeka.com)

Mobil-Mobil Terhanyut dalam banjir di Makkah pada 6 Januari 2025 (Sumber: merdeka.com)
Mobil-Mobil Terhanyut dalam banjir di Makkah pada 6 Januari 2025 (Sumber: merdeka.com)

Kejadian ini menyoroti tantangan yang dihadapi wilayah gurun seperti Makkah dalam menghadapi fenomena cuaca ekstrem, yang frekuensinya meningkat seiring dengan perubahan iklim global. Peningkatan intensitas hujan di daerah yang biasanya kering memerlukan adaptasi infrastruktur dan kesiapsiagaan yang lebih baik untuk mengurangi dampak bencana serupa di masa depan.

Mengatasi tantangan ini memerlukan pendekatan yang holistik. Strategi penanganan banjir di kawasan gurun seperti Makkah dan Madinah mesti memperkuat infrastruktur drainase. Sistem drainase yang dirancang untuk mengantisipasi curah hujan ekstrem menjadi prioritas utama. Pembangunan kanal, kolam retensi, dan terowongan bawah tanah dapat membantu mengalirkan air hujan dengan cepat. Pemerintahan kawasan Timur Tengah mesti mengupayakan penambahan ruang hijau di sekitar kota untuk dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air. Proyek penghijauan juga dapat membantu menurunkan suhu lokal, mengurangi dampak pemanasan global.

Sistem peringatan dini berbasis teknologi seperti sensor curah hujan dan model prediksi banjir dapat digunakan untuk mengantisipasi bencana. Teknologi ini memungkinkan pemerintah kota mengambil langkah cepat sebelum banjir terjadi. Pembangunan infrastruktur harus mempertimbangkan risiko banjir. Kebijakan yang mendorong pembangunan ramah lingkungan, seperti penggunaan material permeabel untuk jalanan, dapat mengurangi genangan air.

Banjir di Makkah dan Madinah menjadi pengingat bahwa tidak ada wilayah yang benar-benar aman dari dampak perubahan iklim. Sebagai kota suci dengan arti strategis dan spiritual yang besar, perlu ada upaya serius untuk melindungi Makkah dan Madinah dari ancaman banjir di masa depan. Langkah ini tidak hanya akan menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memastikan keselamatan jutaan jamaah yang datang setiap tahun. Dengan komitmen bersama, tantangan iklim ekstrem dapat dihadapi dan dikelola demi masa depan yang lebih aman.

Air yang melanda tanah suci Makkah adalah pengingat dari langit bahwa bahkan kota yang terpilih pun tak luput dari ujian. Namun, dari setiap genangan, lahirlah tekad untuk membangun kembali, lebih kuat dan lebih kokoh, sebagaimana iman yang terus diuji untuk menjadi lebih teguh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun