Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Penikmat kopi robusta dan kopi arabika dengan seduhan tanpa gula, untuk merasakan slow living di surga zamrud khatulistiwa.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sterilisasi Kucing Liar, Menjaga Keseimbangan Lingkungan dan Harmoni Perkotaan

9 Januari 2025   16:46 Diperbarui: 9 Januari 2025   16:46 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkotaan yang dinamis sering kali menjadi habitat tak resmi bagi kucing liar. Mereka beradaptasi di antara bangunan beton dan taman kota, tetapi keberadaan mereka yang tidak terkendali kerap menjadi polemik. Di satu sisi, kucing liar adalah bagian dari ekosistem urban, sementara di sisi lain, jumlah yang tak terkelola bisa memunculkan tantangan baru, baik dari aspek lingkungan, kesehatan, hingga estetika perkotaan.

Kucing liar perkotaan umumnya terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kucing feral dan kucing terlantar. Kucing feral lahir dan besar di alam bebas tanpa interaksi manusia yang signifikan, sehingga cenderung lebih mandiri. Sementara itu, kucing terlantar dulunya adalah peliharaan manusia yang ditinggalkan, sehingga masih memiliki kecenderungan untuk bergantung pada manusia. Kedua kelompok ini sering kali membentuk koloni di sekitar pasar, taman kota, atau kompleks perumahan. Perbedaan karakteristik ini memengaruhi pendekatan yang diperlukan. Kucing feral lebih sulit dijinakkan dan cenderung memerlukan program "Trap Neuter Return" (TNR), sementara kucing terlantar sering kali bisa diadopsi setelah menjalani sterilisasi dan rehabilitasi.

Sterilisasi kucing liar adalah langkah pertama dalam melindungi mereka. Tanpa sterilisasi, populasi kucing liar bisa meningkat eksponensial, menciptakan kompetisi sumber daya yang ketat. Banyak kucing yang akhirnya terlantar, sakit, atau mati kelaparan. Program sterilisasi yang berkelanjutan menciptakan populasi yang lebih sehat dan terkelola, mengurangi penderitaan hewan-hewan ini secara signifikan.

Keberhasilan program sterilisasi tidak lepas dari dukungan masyarakat. Di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, relawan bersama komunitas pecinta kucing telah memulai inisiatif ini dengan sumber daya swadaya. Mereka bekerja sama dengan klinik hewan untuk mensterilkan kucing liar dan melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya tindakan ini. Gerakan ini membuktikan bahwa kepedulian terhadap satwa tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga warga kota.

Kucing liar memainkan peran penting dalam ekosistem, tetapi populasinya yang tidak terkendali bisa berdampak buruk. Mereka dapat menjadi predator bagi burung-burung kecil dan spesies lokal lainnya, yang dapat mengganggu keseimbangan biodiversitas kota. Dengan sterilisasi, dampak ekologis ini dapat diminimalkan tanpa menghilangkan peran kucing dalam ekosistem.

Ancaman Penyakit Menular: Melindungi Manusia dan Kucing

Sterilisasi Kucing Liar di Bandung (Sumber: Tribun Jabar)
Sterilisasi Kucing Liar di Bandung (Sumber: Tribun Jabar)

Populasi kucing liar yang tidak terkendali juga membawa risiko penyebaran penyakit seperti toksoplasmosis, rabies, dan scabies. Sterilisasi tidak hanya membantu mengontrol populasi, tetapi juga menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesehatan kucing liar melalui program vaksinasi. Ini juga menjadi perlindungan bagi masyarakat yang berinteraksi dengan mereka, terutama anak-anak yang sering bermain di taman kota.

Kucing liar yang sehat dan terkontrol tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga estetika kota. Sebuah kota yang peduli terhadap satwa menunjukkan kemajuan peradaban dan kepedulian sosial. Taman kota yang dihuni kucing-kucing terawat menciptakan pemandangan yang lebih harmonis, berbeda jauh dengan kota yang dipenuhi kucing kurus dan terlantar.

Sejumlah negara telah menunjukkan keberhasilan dalam menangani populasi kucing liar. Australia, mengimplementasikan program TNR yang masif di area perkotaan dan menyediakan dana pemerintah untuk sterilisasi gratis. Australia juga melibatkan teknologi pelacakan untuk memantau koloni kucing liar secara lebih efektif. Amerika Serikat, pada beberapa kota seperti San Jose, California, menerapkan program "Community Cats" yang berfokus pada kolaborasi antara pemerintah lokal, relawan, dan masyarakat umum untuk menjalankan TNR dan adopsi.

Turki yang dikenal dengan Istanbul sebagai surga bagi kucing liar, berkat dukungan masyarakat yang kuat. Pemerintah setempat menyediakan stasiun makanan, air, dan perawatan medis gratis untuk kucing liar yang dikelola oleh komunitas lokal. Singapura menerapkan Program "Stray Cat Management Programme" (SCMP) mengintegrasikan sterilisasi, adopsi, dan kampanye kesadaran publik. Pemerintah bekerja sama erat dengan LSM dan klinik hewan untuk memastikan keberhasilan program ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun