Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Penikmat kopi robusta dan kopi arabika dengan seduhan tanpa gula, untuk merasakan slow living di surga zamrud khatulistiwa.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Potensi Gemilang Pelatihan Bulu Tangkis Indonesia di Kancah Dunia pasca-Cabut dari PBSI

6 Januari 2025   22:30 Diperbarui: 6 Januari 2025   22:00 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Herry IP bersama Amri Syahnawi / Nita Violina usai menjadi juara Indonesia Masters 2024 di Surabaya (Sumber: jpnn.com)

Indonesia dikenal sebagai salah satu kekuatan utama dalam dunia bulu tangkis. Namun, di balik prestasi gemilang para atletnya, ada cerita menarik tentang para pelatih berbakat yang memilih meniti karier di luar negeri. Fenomena ini bukan hanya soal individualisme, melainkan gambaran potensi besar yang dimiliki oleh pelatih Indonesia di pentas global.

Terakhir, Herry Iman Pierngadi atau dikenal dengan Herry IP yang tidak lagi direkrut PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia), akan memutuskan melatih ganda putra dan ganda campuran Timnas Malaysia. Irwansyah yang sukses melambungkan pemain tunggal putra seperti Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, akan melanjutkan karir melatih di India

Pelatih bulu tangkis asal Indonesia sesungguhnya membawa warisan keilmuan dan filosofi permainan yang kaya. Sistem latihan yang menggabungkan teknik, stamina, dan mentalitas pemenang telah terbukti menghasilkan juara dunia dari generasi ke generasi. Hal ini menjadi daya tarik bagi negara-negara lain yang ingin meningkatkan kualitas bulu tangkis mereka. Beberapa pelatih Indonesia, yang tidak direkrut oleh PBSI, kini melatih negara-negara seperti India, Malaysia, Thailand, Spanyol, hingga Kanada. Negara-negara ini menyadari bahwa untuk bersaing di level internasional, mereka membutuhkan sentuhan tangan dingin pelatih asal Indonesia.

Pelatih seperti Mulyo Handoyo, yang pernah melatih juara dunia Taufik Hidayat, setelah melanjutkan kiprahnya di India, berhasil meningkatkan kualitas pemain tunggal putra dan putri India. Di sisi lain, Rexy Mainaky, ikon ganda putra Indonesia pada masa lalu, telah membantu Malaysia menciptakan pasangan-pasangan ganda yang solid. Tak ketinggalan, Fernando Rivas dari Spanyol, yang mencetak Carolina Marin sebagai juara dunia dan Olimpiade, ternyata pernah belajar dan terinspirasi dari metode pelatihan di Indonesia. Kisah-kisah ini menjadi bukti bahwa metode pelatihan Indonesia memiliki daya tarik global.

Negara-negara yang kini diasuh oleh pelatih asal Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pesaing baru di kancah bulu tangkis internasional. Mereka tidak hanya memanfaatkan keahlian teknis, tetapi juga menyerap filosofi kemenangan yang menjadi ciri khas pelatih Indonesia. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menciptakan kompetisi yang lebih ketat, sekaligus menyebarkan "DNA" bulu tangkis Indonesia ke berbagai belahan dunia. Namun, fenomena ini juga menjadi pengingat bagi PBSI untuk lebih memperhatikan pelatih-pelatih berbakat di dalam negeri. Jika tidak, potensi emas tersebut akan terus mengalir ke negara lain, yang pada akhirnya dapat menjadi rival berat Indonesia.

Tantangan bagi PBSI adalah menciptakan sistem yang tidak hanya memprioritaskan atlet, tetapi juga mengapresiasi dan mengembangkan pelatih. Insentif yang memadai, peluang karier yang jelas, serta pengakuan atas kontribusi mereka dapat menjadi solusi untuk mempertahankan para pelatih terbaik di tanah air. Pada akhirnya, keputusan para pelatih untuk melatih di luar negeri bukanlah hal yang sepenuhnya negatif. Mereka membawa nama baik Indonesia dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah kiblat bulu tangkis. Namun, jika Indonesia ingin tetap menjadi yang terdepan, upaya menjaga dan memaksimalkan sumber daya manusia di bidang pelatihan adalah kunci utama.

Pelatih bulu tangkis Indonesia yang kini melatih negara-negara lain bukan hanya membawa nama baik Indonesia, tetapi juga memperkaya persaingan di kancah internasional. Meski demikian, ini menjadi tantangan bagi PBSI untuk lebih menghargai dan mempertahankan pelatih berbakat agar tetap memberikan kontribusi maksimal bagi tanah air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun