Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Penikmat kopi robusta dan kopi arabika dengan seduhan tanpa gula, untuk merasakan slow living di surga zamrud khatulistiwa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ujian Nasional 2024, Siapa Takut?

3 Januari 2025   05:41 Diperbarui: 3 Januari 2025   05:41 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian Nasional (UN) kembali menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan Indonesia. Setelah beberapa tahun absen, keberadaan UN pada 2024 diharapkan mampu mengembalikan fokus belajar siswa yang sempat terdistraksi oleh berbagai perubahan sistem pendidikan. Bagi sebagian besar orang tua, termasuk saya, UN bukanlah momok menakutkan. Sebaliknya, UN adalah alat bantu yang efektif untuk mendorong anak-anak kita lebih terarah dalam belajar dan mempersiapkan masa depan mereka.

Sebagai orang tua, saya menyadari bahwa anak-anak kita membutuhkan struktur yang jelas dalam keseharian mereka. Tanpa adanya tolok ukur seperti UN, banyak siswa kehilangan pegangan dan tujuan belajar yang konkret. Dengan adanya UN, anak-anak kita mendapatkan dorongan untuk lebih serius menguasai materi pelajaran. Mereka memahami bahwa ada target yang harus dicapai, sehingga waktu yang mereka habiskan di sekolah atau di rumah dapat lebih termanfaatkan dengan baik. Pola ini membantu mereka membangun disiplin dan tanggung jawab yang akan bermanfaat sepanjang hidup mereka.

Selain itu, keberadaan UN juga membantu orang tua seperti saya untuk memantau perkembangan belajar anak. Nilai-nilai yang dihasilkan dari ujian ini dapat menjadi cermin kemampuan anak dalam memahami pelajaran yang telah diajarkan. Dengan begitu, kami dapat mengetahui area mana yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Pola evaluasi ini tentu lebih baik daripada sekadar laporan kualitatif yang terkadang sulit diukur secara objektif.

Hal yang tak kalah penting adalah potensi UN sebagai salah satu jalan masuk ke sekolah yang lebih baik tanpa terhalang sistem zonasi. Kita semua tahu bahwa sistem zonasi seringkali membuat anak-anak dengan kemampuan akademik tinggi terhambat mendapatkan akses ke sekolah unggulan hanya karena alamat rumah mereka tidak sesuai. Dengan nilai UN yang menjadi salah satu pertimbangan, anak-anak berbakat dari seluruh penjuru dapat memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing secara sehat.

UN juga memberikan keadilan dalam proses seleksi. Dengan standar yang sama, semua siswa diuji berdasarkan kemampuan mereka, tanpa adanya bias lokasi atau fasilitas. Ini adalah peluang untuk menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi dalam belajar akan membawa hasil yang nyata, sekaligus menciptakan budaya belajar yang positif di antara siswa.

Tentu saja, tantangan dalam pelaksanaan UN tetap ada. Misalnya, tekanan psikologis pada siswa dan potensi ketidakmerataan kualitas pengajaran di berbagai daerah. Namun, jika persiapan dilakukan dengan matang dan dukungan diberikan secara penuh dari guru dan orang tua, kekhawatiran ini dapat diminimalkan. Yang penting adalah kita tidak lagi memandang UN sebagai beban, melainkan sebagai tantangan yang harus dihadapi bersama.

Sebagai orang tua yang juga senang berbagi opini di media massa, saya percaya bahwa pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan anak-anak kita. UN 2024 adalah kesempatan emas untuk mengembalikan fokus pendidikan Indonesia pada nilai-nilai inti, yaitu kerja keras, keadilan, dan kompetisi sehat. Jadi, kepada semua siswa, orang tua, dan guru,  UN 2024, siapa takut? Bersama, kita pasti bisa menghadapi dan memanfaatkannya untuk kebaikan generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun