Dalam kedatangannya di Jakarta, Paus mengunjungi terowongan “Silaturrahim” yang meghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga atau Katedral Jakarta. Paus dalam pidatonya menekankan pentingnya solidaritas antarumat beragama sebagai landasan untuk membangun keadilan sosial. Pesan ini relevan dengan kondisi Indonesia, di mana pluralitas sering kali diuji oleh kepentingan politik dan ekonomi. Kunjungan ini tidak hanya mempererat hubungan antara Vatikan dan Indonesia, tetapi juga membuka ruang refleksi bagi semua elemen masyarakat tentang arti kebebasan beragama yang sejati.
Cahaya Natal yang melambangkan cinta kasih universal dapat menyinari semangat kebersamaan ini. Semoga harmoni di Pegunungan Muria menginspirasi seluruh lapisan masyarakat untuk menghidupkan semangat toleransi dan moderasi beragama, demi terciptanya dunia yang lebih damai. Harmoni yang terjalin di Pegunungan Muria bukanlah keajaiban instan, melainkan hasil kerja keras generasi demi generasi. Natal 2024 menjadi momentum tepat untuk merefleksikan nilai-nilai tersebut, sekaligus mengingatkan kita semua bahwa keharmonisan hanya dapat tercapai melalui cinta kasih, pengertian, dan kerja sama.
Pegunungan Muria telah menunjukkan kepada kita bahwa dunia yang penuh damai bukan sekadar utopia, tetapi bisa menjadi kenyataan yang dirajut dari hati yang tulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H