Mohon tunggu...
MUHAMMAD KHADRY
MUHAMMAD KHADRY Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar I Politeknik Pariwisata Medan

"Mengukir Cerita Melalui Pena"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Keberlanjutan dalam Pengelolaan Istana Maimun: Menjaga Warisan Budaya Indonesia

22 September 2023   11:44 Diperbarui: 22 September 2023   11:46 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
#Nizar Aldi, Detik Sumut

Indonesia adalah negara yang kaya akan sejarah dan budaya yang beragam. Salah satu jejak bersejarah yang mencolok adalah Istana Maimun di Medan, Sumatera Utara. Istana ini adalah bukti megahnya warisan budaya yang ada di negeri ini dan menjadi lambang penting dalam menjaga warisan sejarah Indonesia. Namun, menjaga keutuhan dan relevansi warisan budaya ini dalam era modern membutuhkan pengelolaan yang bijak dan berkelanjutan

Istana Maimun, dibangun pada tahun 1888 oleh Kesultanan Deli, adalah contoh arsitektur yang unik dan mencerminkan beragam pengaruh budaya, seperti Melayu, Islam, Spanyol, dan India. Bangunan ini menjadi simbol kejayaan dan kemegahan masa lalu, yang sekarang menjadi tujuan wisata yang penting di Indonesia. Ini bukan hanya tempat bersejarah, tetapi juga menjadi jendela ke dalam budaya, seni, dan kehidupan masyarakat Sumatera Utara.

#Nizar Aldi, Detik Sumut
#Nizar Aldi, Detik Sumut

Tantangan dalam Pengelolaan Istana Maimun

Pengelolaan Istana Maimun tidak datang tanpa tantangan. Dalam menghadapi jumlah pengunjung yang terus meningkat, menjaga integritas struktural dan sejarah bangunan ini adalah prioritas utama. Kerusakan akibat cuaca, pencemaran, dan kerusakan akibat waktu perlu diatasi dengan hati-hati.

Dampak lingkungan juga perlu diperhatikan. Penyediaan air, pengolahan sampah, dan dampak lalu lintas menjadi isu-isu penting yang harus diatasi secara berkelanjutan.

Tantangan terakhir adalah memastikan bahwa keuntungan ekonomi dari pariwisata Istana Maimun digunakan untuk mendukung pelestarian warisan dan juga memberi manfaat kepada komunitas lokal.

Namun Dalam pengelolaannya,  sangat disayangkan kondisi istana maimun saat kini lebih mirip dengan pasar karena banyaknya penjual suvenir dan mainan di dalamnya.  dari beberapa wisatawan dijumpai ternyata banyak pengunjung yang mendatangi tempat bersejarah ini, mulai dari pegawai pemerintahan, swasta, BUMN, Mahasiswa, anak sekolah hingga warga biasa.  Dimana ketika kita memasuki tangga Istana Maimun, banyak didapatkan sepatu di sisi kiri dan kanan tangga tersebut dan tepat di sisi kanan pintu masuk, ada pemusik yang memainkan irama lagu Melayu untuk menemani pengunjung.

Kemudian setelah masuk ke dalam, banyak pedagang UMKM yang menjual suvenir seperti tanjak Melayu, baju, dan berbagai atribut lainnya. Selain itu banyak juga mainan anak-anak hingga ada yang berjualan minuman di dalamnya, para pedagang tersebut berada di sisi kanan  dan kiri ketika masuk ke dalam Istana Maimun

dan ditambah lagi dengan beberapa permainan seperti sepeda listrik dan ATV sedikit mengganggu karena sering kali menciptakan kebisingan yang mengganggu ketenangan dan keindahan lingkungan sekitar. Dan sama halnya dengan Pedagang makanan yang beroperasi di sekitar istana juga dapat menyebabkan kerumunan dan meningkatkan tingkat kebisingan di area istana maimun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun