kereta api menuju ke Garut (ketinggian 830 meter di atas permukaan laut). Kawasan yang dikagumi adalah sekitar Gunung Guntur dan kawasan air panas Cipanas, dan Gunung Papandayan. pada akhir abad-19 dan awal abad-20 Garut dan sekitarnya sempat menjadi kawasan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri karena keindahan panoramanya.Â
Stasiun Cibatu yang merupakan persimpanganPada bulan maret 1891 Nikolai Alexandrovich Romanov atau Tsar Nicholas II merupakan salah satu menak dari Eropa pertama yang berkunjung ke Kota Garut. Dia diketahui datang dalam rangkaian misinya berpetualang ke berbagai penjuru dunia. Nikolai berkunjung ke Garut didampingi ratusan pengikutnya. Nikolai menginjakan kaki untuk pertama kali di Indonesia via Batavia (sekarang Jakarta). Kemudian sang pangeran berkunjung ke beberapa tempat seperti Bogor, hingga ke Garut.
Dari catatan Het Vaderland, Franz Ferdinand datang ke Garut pada 13 April 1893. Tepat sehari setelah dirinya menginjakan kaki di Indonesia. Bersama rombongan, Franz Ferdinand datang ke tatar Pasundan dengan menaiki lokomotif. Mereka datang jam 5 sore di Stasiun Garut setelah sempat singgah di Bandung. Dikisahkan, banyak orang yang berdesakan menyaksikan upacara penyambutan itu di Stasiun Garut. Setelah tiba, Franz Ferdinand dikabarkan menginap di hotel Von Horck.Â
Selain itu Charlie Chaplin pernah berkunjung sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1927 dan 1935. Saat itu Charlie Chaplin bersama aktris Mary Pickford sedang dalam perjalanan liburan ke Garut. Kedatangan kedua Charlie Chaplin ke Indonesia dikabarkan koran Het Niews van den Dag voor Nederland Indie yang terbit pada 29 Maret 1932 dan sebuah telegram dari Singapura menginfokan Chaplin akan tiba disana pada Minggu malam. Lambaian tangan Chaplin disambut puluhan orang yang sudah menunggunya di Stasiun Garut Kota. Iring-iringan itu terus mengekor 200-300 meter di belakang Chaplin.Â
Antusiasme warga baru reda saat Chaplin dibawa pergi menuju Hotel Grand Ngamplang. Hotel Grand Ngamplang adalah salah satu bukti bahwa Garut sudah menjadi idola wisatawan tempo dulu. Bersama Hotel Papandayan, Villa Dolce, Hotel Belvedere, Hotel Van Hengel, Hotel Bagendit, Villa Pautine, keberadaan Grand Ngamplang membuat Garut dikenal sebagai pionir resor wisata Hindia Belanda. Komedian ini hanya sebentar di Cibatu, Chaplin lantas kembali menggunakan kereta api menuju Stasiun Garut Kota.
Dia menggunakan kereta api uap dengan kepala lokomotif yang dikenal warga dengan nama Si Gom-Bar. Meski hanya sehari bermalam di Garut, namun Chaplin mendapatkan pengalaman yang menyenangkan. Petualangan Chaplin di Indonesia tidak berhenti di Garut. Dia melanjutkan perjalanannya ke Yogyakarta untuk mengagumi kemegahan Candi Borobudur, dan kemudian berlayar ke Bali dengan kapal pesiar dari Surabaya.
Bahkan banyak tokoh dunia  yang tercatat sempat mengunjungi Garut pada masa itu antara lain: Raja Chulalongkorn (Thailand, 1896 dan 1901), Gubernur Jenderal Hindia Belanda D. Fock (1921), Carel Jan Schneider (diplomat dan penulis, 1932), George Clemenceau (Perdana Menteri Perancis, 1921), Pangeran Leopold dan Putri Astrid (Belgia, 1928), Renate Muller dan Hans Albers (aktris dan aktor Jerman, 1920-an), dan Louis Couperus (penulis, Nederland, 1920-an).Â
Sebagian besar dari mereka mengunjungi Garut menggunakan kereta api Vlugge Vier (kereta api cepat) baik dari Batavia (Jakarta) maupun Bandung. Disisi lain kereta api kemudian menjadi primadona baru dari atraksi perjalanan wisata ke wilayah Priangan.Â
Hal ini karena perjalanan menggunakan kereta api menuju Badung, Garut, atau Tasik menghadirkan pengalaman yang mengasyikkan. Para wisatawan akan melintasi deretan pegunungan, lembah, serta ditambah dengan pengalaman menegangkan ketika melintasi jalur-jalur kereta yang curam dan jembatan penghubung yang tinggi dan panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H