Masing-masing mempunyai pendapat memilih pemimpin. Hemat saya, pilihlah pemimpin yang berakhlak dan mempunyai sifat kepemimpinan, sekurang-kurangnya ada tujuah kategori. Diantaranya: rendah hati, mengharapkan dukungan dan bersifat terbuka untuk dikritik, sifat jujur dan memegang amanah, berlaku adil, komitmen dalam perjuangan, ditaati dan bersikap proposional, dan terakhir  berbakti dan mengabdi kepada Allah Subhanahu wa ta`ala, berarti jika non muslim pilihlah kristen yang taat.
Berdampingan/berbaur antara Islam dan non-muslim di i jaman Rasulullah pun sudah biasa terjadi, merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari. Dan itu bukanlah suatu masalah, karena dalam Islam di ajarkan tidak ada paksaan dalam beragama. Namun dengan konsekuensi bahwa di akherat kelak setiap manusia akan mempertanggung jawabkan pilihannya di hadapan ALLAH pencipta alam dan seisinya.
Pilihan anda ya pilihan anda, pilihan saya ya pilihan saya (jika di hadapkan untuk memilih he hehe), Â apabila saya adalah orang yang memegang kewenangan untuk menentukan/memilih seseorang untuk menduduki jabatan tertentu, yang berpengaruh bagi kemaslahatan umum, maka pilihan saya adalah orang islam yang taat sebagai pilihan saya, agar amanah bisa terjaga. Dalam memilih seorang pemimpin, entah itu kepala desa, camat, bupati, gubernur, maka bila memungkinkan pilihan saya dari kalangan mu`min yang taat, agar amanah bisa terjaga.
Harapan besar untuk indonesia, semoga tetap bersatu tidak terpecah-belah, semoga demokrasi indonesia semakin kuat. Menjadi indonesia yang bermartabat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI