Mohon tunggu...
jaenujis
jaenujis Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Generasi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Azimatazkiya

26 Maret 2016   02:05 Diperbarui: 31 Agustus 2016   12:46 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ke-1

Peradaban vs Cita-cita

Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan.

( Bediuzzaman Said Nursi )

 

“Aku pejamkan mata ini, ku tatap berbagai gemerlap-gemerlip bintang di atas langit , mereka terlihat dengan senyuman yang menawan, aku berpikir akankah aku bisa seperti bintang-bintang di sana, meskipun kecil tapi mampu memberikan keindahan di malam yang gelap gulita

Keyakinanlah yang ada di benakku, apalah arti hidup jikala tidak bermanfaat untuk orang lain, seperti kutipan yang aku sukai  “  hidup bukan untuk mencari kebahagian tapi hidup untuk mencari ke manfaatan”

Ku derap angan dalam kegelapan, ku telusuri lorong demi lorong, aku berlari kesana kemari mencari sesuatu yang aku harapkan tapi semua itu tak semudah yang aku pikirkan. Mutiara cantik bertabur di pipi yang menjadi saksi bisu atas semua yang aku rasakan selama ini               ( Sahabat )

Menara al-Azhar yang dulu ku impikan, menara al-Azhar yang dulu ku damba-dambakan, menara al-Azhar yang dulu menjadikan ku berseteru dengan-Nya, kini akan  di depan mata. Begitu sulit menggambarkan  sebuah perasaan yang ku rasakan, mutiara    cantik    pun   bertabur sendirinya  di  wajah ku yang kusut.  Rasa syukur  yang membuncah  tepat  pada  tanggal  13 oktober 2014, emirates EK 921  mengantarkan  ku  ke bumi  kinanah,  para  nabi,  seribu  menara begitulah sebutannya.

Mesir  tujuanku,  terinspiasi dalam al-Quran bahwa negara ini yang banyak sekali di sebutkankan di kalam-Nya,  tidak  hanya  kitab  orang  muslim  saja ,  melainkan  kitab  suci  yahudi  dan nasrani jug; perjanjian lama dan perjanjian  baru pun demikian. Dalam agama Islam misalnya, disebutkan  oleh-Nya  dalam  al-Qur`an sebanyak  lebih dari  35 kali; 5 kali secara  sharih (jelas) menggunakan  kata  mashr,  sisanya  secara kinayah  (tidak langsung menggunakan kata Mashr) baik  dengan menggunakan kata al-ardh sebanyak delapan belas (18) kali; atau madinah sebanyak lima (5); dan menggunakan  kata  lain  sebanyak  7  kali, menurut sebagian ulama, yang dimaksud  adalah  mesir. Penyebutan  ini  mengalahkan  penyebutan  dua  kota  suci  Islam; Mekah dan Madinah.

Dalam  perjanjian  lama  dan  baru,  merupakan  di antara  kitab suci agama Yahudi dan Nashrani,  hemat  penulis  disebutkan  lebih dari enam puluh (60) kali; 7 kali ketika menceritakan  tentang  kisah  Nabi  Ibrahim  as  (Kitab: kejadian (at-takwin)  pasal:  12, 13,  dan 15), 40 kali ketika mengisahkan tentang Nabi Ya`kub dan Nabi Yusuf bersama saudara-saudaranya ( kitab kejadian (at-Takwin) pasal:    36 sampai pasal  paling  akhir,  pasal  50,  dari kitab  kejadian),  serta  sisanya  ketika  mengisahkan  Nabi  Musa  as (Kitab Exodus (al-Khuruj), mulai  dari  pasal  1  sampai  pasal  ke 20  tentang  sepuluh  Firman Tuhan   (al-Washaya al-`Asyr).

Demikian  juga  dalam  perjanjian  baru merupakan  kitab  suci  nashrani,  hemat  penulis   mesir  disebutkan   sebanyak   empat   (4)   kali,   tentang   kisah  pelarian  Siti  Maryam  dan Yusuf  an-Najjar  yang  membawa  Nabi Isa ke  Mesir (dalam Injil Matius, pasal: 2).

Maka dari sanalah timbul semangat  memperjuangkan cita-cita suara hati kecil yang paling dalam, ada satu orang lagi yang menjadikan tumbuhnya motivasi,  nanti  kisahnya  di  episode selanjutnya.  Kembali  ke  topik,  mesir  dari  dahulu  sampai  sekarang  merupkan  negara  yang unik  dan  menarik,  daya tariknya  dari dahulu  sampai  saat ini tidak  pernah  surut.  Menelaah  dalam Qashash al-Anbiya wa at-Tarikh karya Dr. Rusydi al-Badrawi, 1/47.  Para sejarawan sepakat  bahwa  peradaban  paling tua di dunia, dan setelah itu peradaban irak. Menurut Dr. salim  hasan  sejarawan  mesir  bahwa mesir kuno sudah ada semenjak 3200 SM, masa itu dikenal  dengan  masa  pra  sejarah,  meliputi 2  dinasti,  yakni dinasti  1 dan dinasti 2.

Setelah  peradaban  mesir  kuno berakhir , muncul peradaban persia dan romawi yang luar biasa,  berpusat  di  alexsandria.  Romawi  berkuasa di mesir sampai expansi Islam datang  ke msir yang di bawa oleh Amr bin Ash pada tahun 639/ 640 M. pada masa khalifah Umar bin Khatab.

Pada  masa  Islam,  mesir mengalami banyak pergantian dinasti mulai dari Dinasti Bani Umayyah sampai terakhir Dinasti Muhammad Ali Basya, setiap dinasti meninggalkan peradaban, dengan demikian  begitu  besar  dan luar  biasa  peradaban  dari  Mesir  kuno,  Persia, Romawi dan Islam.

Inilah  yang  terjadi  kian  hari  makin  melejit  seiring  waktu  yang  terus  bergulir . Khususnya pribadi ku,  dengan  rasa  ingin  tahu  begitu besar,  rasa-rasanya  ingin  membuktikan  apakah benar  peradaban  itu terjadi, terbukti dengan peninggalan-peninggalan yang otentik setiap dinasti.  Barangkali,  boleh  jadi  sangat  tepat  ungkapan  sementara  pengamat, yang mengatakan  bahwa  dengan  tanpa  promosi pun,  mesir akan tetap menjadi buruan para turis mancanegara,  dengan bangunan  pyramid yang megah, hamparan padang pasir yang indah, tempat-tempat  bersejarah  yang unik, sungai nil yang menawan dan al-Azhar yang berdiri kokoh,  merupakan  diantara  daya  tarik yang tinggi. Tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia.

Ternyata  tidak  hanya  peradaban,  keilmuan pun begitu pesat, sejak dahulu mesir sangat terkenal  dengan keilmuannya. Menurut catatan  sejarawan muslim,  nabi Idris  merupakan manusia  pertama kali  yang  mengajarkan  ilmu  di  bidang  tulis  menulis, sebagaiaman  yang  ku ketahu  nabi  Idris  adalah  nabi  pertama  yang  disebutkan oleh Allah dalam al-Qur`an setelah  nabi  Adam AS. Ia lahir, hidup dan meninggal di mesir. Artinya, tulis menulis merupakan  sumber  terbesar  pengetahuan  dan keilmuan sudah ada sejak awal di mesir (Qashash al-Anbiya wa at-tarikh, karya Dr. Rasyid al-Badrawi, 1/47).

Pada  masa dinasti ptolemeus 1 yang bergelar soter, dibangunlah sebuah perpustakaan alexsandria  pertama  kali  dan  terbesar  di  dunia  pada  masa itu, didirikan oleh panglima perang yang sangat haus akan ilmu pengetahuan, pada tahun 323 SM di alexsandria.

Euclides, Ar-chimedes, Erathostenes, dan ilmuan-ilmua besar lainnya pernah menghabiskan sebagian  hidupnya  di  alexsandria,  sekitar  700.000  buku  tersimpan  di  perpustakaan tersebut pada masa ptoleme III.

Duka cita, ketika julius caesar menyerang mesir pada 48 SM.  Sejarawan  menilai  bahwa perpustakaan  di  alexsandria  musnah,  pembakaran  buku  tak  kurang  dari 400.000 buku hangus  menjadi  abu.  Pada  akhirnya  caesar  memita maaf atas perbuatan barbar bala tentaranya  dengan  memberikan  hadiah  200.000 buku.  Dikirim  dari  roma  kepada  celeopatra. Terjalinlah  kelanjutannya  sebuah  kisah  cinta mereka.

Sewaktu  tentara  Islam di bawah panglima Amr bin Ash menaklukan mesir pada tahun 640 (abad 20 H)  perpustakaan  alexsandria  kemungkinan sudah  tidak ada.  Pada masa Islam, pusat keilmuan  beralih  ke  mesjid  Amr  bin Ash di Fusthath, dalam perkembangannya menjadi buruan  setiap  pencari  ilmu  dari seluruh peloksok dunia. Lahirlah ulama-ulama pada bidangnya; Fiqih, tafsir, muarrikh, adib, syu`ara,  muhaddits, qurra, sufi, ushul dst. Mereka datang  ke mesir menimba ilmu untuk di amalkan setelah mereka pulang nanti.

Dalam perkembangan berikutnya, markaz keilmuan berpindah ke al-Azhar, pusat dan corong keilmuan secara umum, baik yang bersifat agama maupun Umum.

Dua  metode yang erat diterapkan pada al-Azhar yaitu: al-Azhar (jami`ah) merupakan Universitas  sebagaimana  layaknya  Universitas  lain  dengan sistem modern,  dan  al-Azhar (jami`)  merupakan  sistem  pendidikan  dengan  metode  klasiknya. Berabad-abad tahun lamanya  al-Azhar  berdiri, kokoh bangunannya masih tegak gagah berkiprah untuk umat muslim, sebagaimana  banyak  orang  bilang  “jika  mekah  kiblat ibadah kepada Allah maka  al-Azhar lah kiblat ilmu dunia”.

al-Azhar  adalah  sebuah  institusi  keagamaan  yang dianut mayoritas umat Islam; Ahlussunah wal jama`ah  dengan  manhajnya  yang  moderat,  berbasis bangunan yang kokoh,  di hiasi dengan akhlak  yang mulia, lebih  seribu  abad  mempertahankan  manhaj tersebut.  Mengajarkan Akidah,  Fiqih,  maupun  tashawuf. Di ranah Akidah al-Azhar  mengajarkan  sunni  Asy`ari dan maturidi, di ranah Fiqih mengajarkan empat madzhab sunni: Hanafi, Maliki, Syafi`I, serta Hanbali.  Di ranah  Akhlak  mengajarkan Tashawuf sunni.

Masih banyak cerita,  kisah  peradaban di mesir.  Sajian ku diatas ini,  hanyalah sebuah gambaran kecil,  terbukti dari peninggalan-peninggalan  yang  sempat sebagian kecil ku lihat di negri para Nabi ini.

Begitu  panjang  proses  yang  ditempuh,  jutaan  bahkan  ribuan  kisah pahit yang ku alami demi mesir ku dan sungai nil ku, kalimat Khalifah Umar bin Khatab yang selalu ku ingat “Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”. Dengan keduanya itulah ku menjadi kuat meskipun bebatuan licin tajam dan liku-liku kehidupan menerpa sekaligus menerjang,  seolah meniup  semangat  yang  sudah  ku  bendung.  Mencoba menjadi manusia yang pada kelahirannya semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya ia sendiri yang menangis; dan pada kematiannya semua orang menangis sedih, tetapi hanya ia sendiri yang tersenyum. Mencoba  menegakkan  agama  Islam  Menghidupkan  kembali  agama  berarti  menghidupkan suatu  bangsa.  Hidupnya  agama  berarti  cahaya  kehidupan.  Teringat  perkataan  Prof Dr. Abdul  fadhil  al-Qushi  “tujuan  mencari  ilmu  bukanlah kedudukan yang tinggi di mata manusia dan  banyaknya  materi yang didapatkan serta ilmu di manfaatkan  adalah untuk melayani  manusia, mempermudah  kehidpan  mereka, memperbaiki keadaan dunia, baik peradaban, kemakmuran serta tujuan.

10 jam  lebih  lamanya  di pesawat,  duduk  manis campur rasa takut yang ku alami,  seumur-umur baru pertama kali  merehatkan  kepala  dan  punggung   di  kursi pesawat.  Mata terbelalak, bibir membuka ruang  udara  untuk  tersenyum, rasa  pahit  terasa  manis teringat perjalanan masa  laluku.

Catatan kecil: jejak kaki si kaku

Bacaan: Manhaj al-Azhar, Modul Ormaba 2011, 2014, 2015, al-Washaya al-`Asyr, Qashash al-Anbiya wa at-Tarikh

**********

Bersambung….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun