Mohon tunggu...
jaenujis
jaenujis Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Generasi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kekuatan Doa

30 Januari 2015   12:52 Diperbarui: 5 September 2015   21:26 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

“jika yang meminta itu ibu.... saya akan lakukan dengan penuh semangat, doakan saya bu, semoga Allah mempermudah ujian zen. Zen tidak pernah lupa mendoakan ibu selepas shalat wajib dan sunnah, ibu pasti sembuh.. pasti sembuh...pasti sembuh, ibu harus datang ke acara perpisahan zen... zen akan buktikan pada ibu bahwa zen bisa juara kelas sekaligus juara umum, yang terpenting ibu harus sembuh” jawab zen dengan semangat dan sedih melihat ibunda hanya bisa terbaring di atas ranjang.. air mata zen mengalir begitu deras membasahi keringnya muka.

 

Tinggal beberapa hari  zen menghadapi ujian semester akhir, zen selalu ingat “percaya dengan kekuatan doa” pesan pak tua guru ngaji semasa kecil. Puasa, qiyamulail dan baca al-Qur`an tidak pernah ketinggalan, doa selalu di panjatkan kapan dan dimanapun berada itulah yang di lakukan zen semasa ujian. Sampai pada ujung ujian, zen tetap berdoa dan istiqomah. “pasti bisa, pasti bisa, pasti bisa” sugesti zen terhadap dirinya.

 

Tibalah perpisahan, semua air mata para santri  membasahi bumi, inilah hari yang di tunggu-tunggu santri kelas akhir, terutama zen yakin dengan doa yang di panjatkan, mendapat juara kelas sekaligus juara umum serta ibunda yang tercinta sembuh dari kanker walaupun kemungkinan sangat kecil dan  bisa menghadiri acara perpisahan zen. Sungguh Allah memberikan apa saja bagi siapa yang memintanya. “bismillahirrahmanirrahim kami akan membacakan juara kelas dan juara umum......... juara kelas akhir pondok pesantren At-tibyan juara 1 : zaenulhasan sekaligus juara umum di pondok pesantren At-tibyan, di mohon kepada ibu siti nurkholipah selaku orang tua zaenulhasan  memberika selamat, silahkan kepada saudara zen dan ibunya naik ke atas panggung” pengumuman juara dari ust. Zen pun naik tapi kenapa ibunya ta kunjung naik, setelah beberapa menit dengan gembira zen melihat ibunya berjalan menghampiri zen, langsung  dekapan rindu, senang, dan sedih dari ibunya untuk zen tersayang. “zen yakinlah dengan doa, dan percayalah pada keajaiban tapi jangan tergantung pada keajaiban, diimbangi dengan usaha semaksimal mungkin. I love you” pesan ibu zen yang sedang merasakan senang dan bangga atas nilai yang di capai .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun