Selain itu, perbedaan dalam kebijakan luar negeri memperumit upaya persatuan. Beberapa negara memiliki aliansi dengan kekuatan Barat, sementara yang lain menentang pengaruh Barat. Perbedaan ini menciptakan blok-blok politik yang saling bersaing. Akibatnya, solidaritas dalam organisasi internasional seperti OKI menjadi terfragmentasi.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan dialog yang intensif dan saling pengertian. Negara-negara Islam perlu mencari titik temu dalam nilai-nilai universal Islam. Pendekatan inklusif dan toleran dapat menjadi dasar untuk membangun kerjasama yang lebih erat. Dengan demikian, perbedaan dapat dijadikan kekuatan dalam keragaman.
Konflik Internal dan Regional:
Konflik internal dan regional di dunia Islam merupakan tantangan signifikan bagi persatuan umat. Perbedaan etnis, sektarianisme, dan kepentingan politik sering memicu ketegangan. Misalnya, konflik antara Sunni dan Syiah di beberapa negara menyebabkan perpecahan mendalam. Selain itu, intervensi asing sering memperparah situasi, seperti yang terjadi di Suriah dan Yaman.
Di Yaman, konflik antara pemerintah dan kelompok Houthi telah menyebabkan krisis kemanusiaan. Situasi ini dimanfaatkan oleh kelompok ekstremis seperti Al-Qaeda dan ISIS untuk memperluas pengaruh mereka. Kehadiran mereka menambah kompleksitas konflik dan menghambat upaya perdamaian.
Selain itu, konflik internal di negara-negara Islam sering kali dipengaruhi oleh warisan sejarah dan perbedaan pemahaman agama. Perbedaan ini dapat menyebabkan fragmentasi dan klaim kebenaran yang saling bertentangan, memperburuk konflik yang ada.
Penindasan terhadap minoritas Muslim di beberapa negara juga menambah daftar konflik yang dihadapi dunia Islam. Kasus Muslim Uighur di Xinjiang, China, misalnya, telah menarik perhatian internasional. Keterlibatan negara lain dalam penyelesaian konflik ini menjadi penting untuk menjaga perdamaian dan keadilan.
Untuk mengatasi konflik-konflik ini, diperlukan upaya resolusi yang komprehensif dan berkelanjutan. Pendekatan yang menekankan pada penghormatan terhadap perbedaan, dialog, dan kerjasama antarnegara Muslim sangat diperlukan. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip dalam Islam yang mendorong perdamaian dan persatuan umat.
Kepentingan Nasional vs. Kepentingan Ummah
Dalam konteks hubungan internasional, negara-negara Muslim sering dihadapkan pada dilema antara kepentingan nasional dan kepentingan umat Islam secara keseluruhan. Kepentingan nasional merujuk pada prioritas yang ditetapkan oleh suatu negara untuk kesejahteraan dan keamanan warganya. Sementara itu, kepentingan ummah (umat) mencakup kesejahteraan dan solidaritas seluruh komunitas Muslim di dunia. Ketegangan antara kedua kepentingan ini dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri dan hubungan diplomatik antarnegara Muslim.
Islam mengajarkan pentingnya persatuan dan solidaritas di antara umat Muslim. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 10: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." Ayat ini menegaskan bahwa semua Muslim adalah saudara, sehingga kepentingan bersama seharusnya diutamakan. Namun, dalam praktiknya, negara-negara Muslim sering kali menghadapi situasi di mana kepentingan nasional mereka mungkin bertentangan dengan kepentingan ummah.