Kita mungkin pernah memindahkan batu besar dan tidak kuat jika dipindahkan langsung, caranya adalah dengan mencari pengungkit atau linggis. Pengungkit salah satu pesawat sederhana yang kita pelajari di SMP, fungsinya untuk mempermudah usaha atau kerja. Begitu pula dengan Calon Guru Penggerak (CGP) yang tugas utamanya menjadi agen perubahan, perubahan transformasi Pendidikan menuju merdeka belajar. Ini tugas besar dan berat, maka dibutuhkan daya ungkit yang kuat, dan daya ungkit utama CGP ada pada Kepala Sekolah.
Kesimpulan ini saya dapatkan ketika saya melakukan pendampingan CGP di SMKN 1 Klego Boyolali. Kepala sekolahnya baru, baru pindah tugas per 7 Januari 2022, sebelumnya kepala SMKN 1 Selo. Suprihono, S.Pd., M.M, biasa dipanggil Pak Hono. Meskipun baru berinteraksi pertama kali secara langsung, saya merasa ngeklik, istilah orang memiliki chemistry sama, sama-sama guru fisika. Tidak hanya itu, diskusi kami langsung nyambung karena istri beliau rekan kerja saya sebagai pengajar praktik PGP, Bu Nining namaya, guru fisika juga. Bagi saya Pak Hono orang yang sangat ramah dan sederhana, dedikasi dan kinerjanya tidak diragukan lagi. Beliau hampir tidak pernah terlambat datang ke sekolah, padahal sudah 25 tahun lebih bekerja di bidang Pendidikan. Sebelum diangkat menjadi kepala sekolah pernah menjadi Kepala Seksi (Kasi) di Dinas Pendidikan.
Kembali ke daya ungkit CGP. Hasil diskusi kami seputar perkembangan CGP memberi keyakinan bawa kepala sekolah yang support terhadap program guru penggerak akan mempermudah kerja CGP, menjadi daya ungkit selama menyelesaikan pendidikan guru penggerak. Beberapa daya ungkit yang saya temukan antara lain, pertama; Pak Hono selaku kepala sekolah selalu hadir, pasang badan istilahnya dan memberi backing atau dukungan penuh terhadap setiap tahapan kegiatan CGP. Setiap rapat dinas guru atau pembinaan siswa selalu disebut nama CGP dan perannya dalam transformasi pendidikan di sekolah. Bagi saya ini sesuatu banget, karena memang tugas CGP adalah menggerakkan komunitas disekolahnnya, Ketika KS dan CGP memiliki arah yang sama kemana kapal besar itu akan digerakkan, tentunya perjalanan menuju tempat tujuan terasa ringan.
Daya ungkit kedua yang saya dapatkan adalah keperpihakan anggaran. Kepala sekolah memberi peluang kepada CGP untuk membuat proposal penguatan CGP, berapapun biaya kegiatan untuk CGP akan diberikan. Kegiatannya bisa bervariasi, mulai dari inovasi pembelajaran di kelas, kegiatan aksi nyata hingga desiminasi atau pengimbasan hasil diklat PGP. Saya sangat setuju dengan ide ini dan bisa menjadi contoh sekolah yang lain, pengembangan SDM selain bisa dibiayai dari dana BOS dan BOP, faktanya banyak sekolah yang masih minim dalam mengalokasikan angaran untuk peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
Daya ungkit ketiga adalah akselerasi kompetensi GP. Selain pemimpin pembelajaran, CGP diharapkan memiliki kompetensi kepemimpinan manajemen dan pengembangan sekolah, maka kenapa mas menteri memberikan syarat PGP untuk menjadi Kepala Sekolah. Pak Hono paham betul regulasi ini, maka beliau memberi tempat atau panggung kepada CGP untuk mengamati dan terlibat aktif dalam manejemen sekolah, termasuk mengamati dan mempelajari 'gerak-gerik' dirinya bagaimana memimpin sekolah. Ini langkah yang cerdas, beliau tau bahwa ini bukan sekedar jabatan tetapi tentang pewarisan, bahwa kepemimpinan yang baik harus diwariskan dan pemimpin yang berhasil adalah ketika pewarisnya lebih baik dari dirinya.
Begitu pentingnya perang KS dalam keberhasilan CGP, maka saya senang berlama-lama diskusi saat kegiatan pendampingan, satu jam lebih saya berdiskusi dengan beliau. Saya sadar, jika PP bertatap muka dengan CGP hanya saat PI dan LOKA, sedangkan KS bisa bersama CGP sepanjang jam kerja disetiap harinya. Saya berharap daya dukung KS akan mempermudah keberhasilan CGP dan keberhasilan CGP dalam melaksanakan tugas adalah tujuan utama kegiatan pendampingan. Segera munculkan daya ungkit yang kita punya, dan daya ungkit CGP itu bernama Kepala Sekolah. Selamat berkarya, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H