Budaya Eropa dapat dikatakan kebudayaan yang sangat berpengaruh terhadap budaya-budaya di dunia. Budaya Eropa sangat membantu para pemikir-pemikir Asia. Bahkan Amerika pun begitu terpengaruh  oleh segala konsep, gaya hidup, hingga seni eropa. Budaya Eropa memiliki sejarah yang sangat panjang. Secara geologis dan geografis, sebenarnya benua  Eropa sendiri merupakan salah satu anak benua. Induknya yakni Eurasia yang saat ini menjadi Asia.
Namun yang membedakan antara Eropa dan Asia adalah perbedaan bangsa yang dominan berkulit  putih dan bermata biru, serta budaya yang berbeda dengan budaya-budaya Asia. Karena pembatasan antara Eropa dan Asia sendiri belum jelas secara geografis, maka pemisahan benua  ini sendiri diawali oleh faktor kebudayaan. Sering sekali orang-orang menyebut Eropa sebagai benua biru karena seperti yang dapat kita lihat dari mata mereka yang kebanyakan memiliki mata berwarna biru.
Sebagian besar penduduk Eropa  merupakan bangsa-bangsa dari Ras  Kaukasoid yang berkulit putih dan  berambut pirang. Hal ini yang menjadi  ciri khas masyarakat Benua Eropa yang  membedakan dari benua lain.
Penduduknya dapat dibedakan menjadi  lima kelompok yaitu :
- Suku bangsa Nordik, bermata biru dan berambut sangat  pirang. Mereka tinggal di wilayah utara yaitu Jerman, Belanda, dan Semenanjung Skandinavia.
- Suku bangsa Alpina, bermata coklat dan berambut pirang. Â Mereka tinggal diwilayah tengah, seperti Perancis, Swiss dan Belgia.
- Suku bangsa Mediteran, bermata agak kecoklatan, dan  berambut hitam bergelombang serta masyarakatnya bertempat tinggal di italia, Yunani,dan Spanyol.
- Suku bangsa Slavia, bermata abu-abu Biru, rambut pirang  keputih-putihan dan bertempat tinggal di Bulgaria, Rusia, Slovakia, dan Yugoslavia.
- Suku bangsa Dinara, berambut gelap, suku bangsa ini tinggal  di Rumania.
Budaya Eropa sebenarnya merupakan kebudayaan yang tumpang tindih. Beberapa  budayawan Eropa menyatakan jika budaya Eropa sebenarnya terbentuk dari budaya  Afrika Utara, yaitu Mesir kuno. Sebagian ahli budaya menganggap jika bangsa Eropa  adalah keturunan dari bangsa Mesir kuno. Namun dasar kebudayaan Eropa sendiri  diletakkan oleh bangsa Yunani, diperkuat oleh Romawi, dan distabilkan oleh Kristen.Â
Antara abad ke-16 dan ke-20, Turki Ottoman turut mempengaruhi budaya Eropa. Maka,  budaya Eropa berkembang menjadi fenomena yang kompleks dari jangkauan sebagai  budaya mandiri. Filsafat, mistisme Islam, Kristen, sekuler humanisme dikembangkan  melalui usia panjang menjadi perubahan dan pembentukan jati diri Eropa.
Karena koneksi dan adopsi global inilah, budaya Eropa mencapai kemajuan. Dapat kita  lihat disetiap periode yang menjadi ciri khas seperti pencerahan, naturalisme,  romantisme, ilmu pengetahuan, demokrasi, sosialisme. Budaya Eropa tumbuh dengan  dorongan berbagai budaya dari tiap benua dan menjadikan budayanya sendiri sebagai  budaya global.
Budaya yang mayoritas ada di Ranah Eropa, misalnya tidak lazim  menyentuh orang lain pada waktu berbicara, isyarat-isyarat berlebihan  seperti menepuk punggung atau merangkul bahu dengan lengan harus  dihindari, melambaikan tangan kepada seseorang dari jarak jauh dapat  diterima. Kemudian mengunyah permen karet atau berdiri dengan tangan  disaku merupakan hal yang tidak sopan. Di sebagian negara Eropa  diantaranya, Finlandia, Portugis, Perancis, Spanyol, dan Swiss.
Budaya Eropa memiliki dampak yang signifikan di dunia, mempengaruhi budaya, konsep, gaya hidup, dan seni di berbagai belahan bumi. Meskipun secara geografis Eropa adalah anak benua dari Eurasia, perbedaan budaya dan karakteristik fisik yang khas membedakannya dari benua lain, terutama Asia. Adopsi budaya dari berbagai belahan dunia telah membantu budaya Eropa berkembang dan mencapai kemajuan yang signifikan. Berbagai periode seperti pencerahan, naturalisme, romantisme, ilmu pengetahuan, demokrasi, dan sosialisme telah menjadi ciri khas budaya Eropa. Budaya Eropa juga terkenal dengan norma-norma sosial yang berbeda, seperti norma-norma terkait kontak fisik dan tata krama dalam berkomunikasi.
Penulis : Muhammad Jamil Mahasiswa KIP Institut Pariwisata Trisakti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H