Mohon tunggu...
Muhammad Jamil
Muhammad Jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KIP Institut Pariwisata Trisakti

Mahasiswa KIP Institut Pariwisata Trisakti Jurusan Sarjana Pariwisata 2021.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Pariwisata Perairan dan Konsep serta Strategi Blue Economy

15 Februari 2024   17:47 Diperbarui: 16 Februari 2024   01:14 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisata perarian adalah kegiatan wisata dengan destinasi utama merupakan obyek air dan/atau kawasan perairan, baik perairan darat maupun perairan laut. Pengertian ini memberikan pemahaman bahwa seluruh wisata yang terkait dengan kawasan perairan dapat dikategorikan sebagai wisata perairan. Cakupan dari wisata perairan ini menjadi sangat luas karena tidak terbatas pada satu atau beberapa wilayah tertentu saja.

Blue economy merupakan pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan lingkungan yang bisa digunakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan mata pencaharian sekaligus pelestarian ekosistem laut. Konsep blue economy mencakup berbagai sektor ekonomi yang terkait dengan sumber daya perairan, termasuk pariwisata, perikanan, transportasi laut, energi terbarukan, teknologi maritim, dan lain-lain. 

Dalam konteks pariwisata perairan, blue economy menekankan pentingnya mengembangkan sektor pariwisata dengan cara yang berkelanjutan, memperhatikan perlindungan lingkungan laut, konservasi sumber daya alam, dan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal. Manfaat melakukan pengembangan Blue Economy adalah kelestarian keanekaragaman hayati laut dan ekosistem laut dan pesisir serta mata pencaharian bisa berlangsung secara berkelanjutan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.

Strategi Blue Economy:

1. Peningkatan pengelolaan aset laut dan pesisir (perikanan, mangrove, terumbu karang).

  • Indonesia telah mengembangkan sistem wilayah pengelolaan perikanan sebagai struktur bagi pengambilan keputusan penting terkaittingkat panen untuk sektor perikanan.
  • Indonesia juga telah menyusun rencana tata ruang laut dengan mengidentifikasi wilayah laut yang sesuai untuk kegiatan ekonomi, dan wilayah laut yang tetap harus dilindungi.
  • Indonesia dapat menerapkan prinsipprinsip pengelolaan perikanan yang "berbasis hak", yang menopang praktik-praktik terbaik di sektor perikanan di dunia.

2. Mobilisasi insentif dan investasi.

  • Peningkatan layanan dasar dan infrastruktur dasar dalam pengumpulan sampah, layanan air, dan pembuangan limbah diperlukan untuk mengelola dampak lingkungan terhadap daerah pesisir, meningkatkan layanan dasar dan kualitas hidup masyarakat pesisir, serta melindungi destinasi wisata dari kerusakan.
  • Investasi yang dibutuhkan akan sangat besar,tetapi pengalaman ditingkat global menunjukkan bahwa potensi imbal hasil yang diperoleh dari pembangunan infrastruktur seperti ini sangat tinggi.
  • Dalam jangka panjang, Blue Economy Indonesia akan membutuhkan ekonomi sirkular yang mengurangi sampah sejak awal. Upaya ini meliputi kebijakan yang menaikkan harga plastik, insentif bagi inovasi dan daur ulang, dan perubahan perilaku untuk mengurangi penggunaan plastik.

3. Sistem yang lebih baik untuk pengumpulan dan pemantauan data

  • Bentang lautIndonesia yang kompleks membutuhkan adanya sistem informasi terperinci dan tepat waktu bagi pengelolaan perikanan, ekosistem, dan dampak dari kegiatan manusia.
  • Bentang lautIndonesia yang kompleks membutuhkan adanya sistem informasi terperinci dan tepat waktu bagi pengelolaan perikanan, ekosistem, dan dampak dari kegiatan manusia.
  • Pemantauan dampak lingkungan dapat diperluas ke destinasi wisata populer untuk mendeteksi masalah dan menyediakan informasi dalam pengambilan langkah-langkah mitigasi secara tepat waktu.

4. Membangun kembali dengan "lebih biru" setelah pandemi COVID-19.

  • Sistem pengelolaan kunci seperti rencana tata ruang wilayah dan rencana pengelolaan perikanan dapat diuji dan diterapkan saat ini, ketika tekanan sedang berkurang.
  • Paket pemulihan ekonomi dapat dikembangkan untuk membuka lapangan pekerjaan seraya memperkuat ketahanan pesisir, antara lain melalui aktivitas restorasi pesisir dan laut yang bersifat padat karya, seperti restorasi mangrove dan pembersihan pantai.

Wisata perairan merujuk pada kegiatan wisata yang berpusat pada obyek air atau kawasan perairan, baik itu perairan darat maupun laut. Konsep ini mencakup berbagai aktivitas wisata seperti snorkeling, menyelam, surfing, dan berlayar di perairan yang menarik. Sementara itu, blue economy adalah pendekatan pembangunan ekonomi yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan pelestarian ekosistem laut. Beberapa strategi blue economy yang dapat diterapkan, antara lain peningkatan pengelolaan aset laut dan pesisir, mobilisasi insentif dan investasi, sistem yang lebih baik untuk pengumpulan dan pemantauan data, serta pembangunan kembali dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan setelah pandemi COVID-19. Pentingnya pengembangan pariwisata perairan secara berkelanjutan dengan menerapkan prinsip-prinsip blue economy. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa pemanfaatan sumber daya perairan yang bijaksana akan memberikan manfaat jangka panjang bagi ekonomi, lingkungan, dan masyarakat lokal.

Penulis : Muhammad Jamil Mahasiswa KIP Institut Pariwisata Trisakti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun