Suatu hal yang mengejutkan tatkala Obama 'Sang Pembantai' mendapat hadiah nobel perdamaian. Salah satu pertimbangannya adalah impian Obama dimana dunia akan tanpa nuklir dan upayanya dalam menjembatani Islam dan Barat. Dalam pidatonya saat menerima Nobel, Obama menegaskan bahwa perang kadang-kadang diperlukan bahkan dibenarkan secara moral. Dan perang pada tingkat tertentu adalah ekspresi perasaan manusia.
"Saya bertanggung jawab atas pengerahan ribuan pemuda Amerika untuk berperang di tempat yang jauh. Beberapa akan membunuh. Beberapa akan terbunuh," kata Obama dalam pidatonya di Oslo seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (11/12/2009).
Bagaimana bisa dikatakan Obama membawa perdamaian bagi dunia sedangkan dia sendiri membenarkan perang terutama kepada umat Islam? Siapa yang membunuhi umat Islam di Afghanistan? Siapa yang membunuhi umat Islam di Irak? Siapa yang mengadu domba Islam Sunni dan Syiah di Irak? Siapa yang menumbuhsuburkan konflik di Sudan yang menelan banyak korban umat Islam? Jawabannya : Amerika. Bahkan berdasarkan survei, Amerika adalah ancaman terbesar perdamaian dunia. Siapa presiden Amerika? Jawabannya Barack Obama. Apakah mungkin semua itu terjadi tanpa restu Obama?
Obama sepatutnya juga mendapat nobel pembantaian dari umat Islam karena sebenarnya perdamaian yang dimaksud bukanlah damai untuk umat Islam, namun damai untuk kaum kafir barat terutama Amerika.
Aneh bila dikatakan Obama menginginkan dunia tanpa nuklir. Dunia yang dimaksud adalah dunia Islam dan musuh Amerika. Amerika boleh punya nuklir Korea Utara tidak boleh. Amerika sangat gencar memprotes proliferasi nuklir di Irak tapi diam dengan program nuklir Israel.
Makanya wajar bila hari ini lebih dari 6 ribu orang menggelar aksi protes di Oslo, Norwegia setelah Presiden AS Barack Obama menerima hadiah Nobel Perdamaian. Hampir semua orang tahu apa yang telah dilakukan oleh Amerika dan Obama saat ini terutama di Afghanistan.
Publish from Kompasiana Mobile
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H