Penguatan budaya literasi adalah kunci memajukan negeri ini
- Lenang Manggala
Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis tetapi juga kemampuan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam perkerjaan, keluarga dan masyarakat
- Gempa Literasi
Cara terbaik untuk meningkatkan kualitas karakter, kompetensi dan kesejahteraan hidup seseorang, adalah dengan menanamkan budaya literasi (membaca-berpikir-menulis-berkreasi).
- Lenang Manggala
Belakangan ini, tidak sedikit pihak yang merasa geram dengan orang yang secara gegabah menyebar artikel ke media sosial tanpa menimbang baik-buruknya. Tidak hanya itu, kurangnya kesadaran dalam menelaah isi secara mendalam menjadi hal yang tidak luput menjadi sorotan. Alih-alih memberi informasi yang benar pada masyarakat, justru yang terjadi ialah sebaliknya. Dialektika yang tidak kunjung usai kerap memupuk kesumat di antara kedua belah pihak.
Salah satu penyebabnya adalah minat baca yang rendah. Mereka yang kerap berbicara simpang siur dan bereaksi berlebihan adalah ciri masyarakat yang belum terwadahi literasi informasi yang memadai. Zen Rahmat Sugito, seorang penulis juga pernah menyikapi hal tersebut dengan mengatakan "Yang berbahaya dari rendahnya minat baca adalah meningkatnya minat berkomentar". Dengan aktif membaca, kita akan berpeluang menjadi insan yang cakap dalam menerima literasi informasi dengan baik.
Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa kekayaan alam dan penduduk yang melimpah tidak menjamin bangsa tersebut akan maju. Berbeda halnya jika masyarakatnya literat, memiliki kebudayaan tinggi dan tetap aktif mengawal kemajuan masyarakat dunia. Keberliterasian dalam konteks ini tidak hanya membebaskan masyarakat dari buta aksara. Lebih dari itu, hal yang perlu diperhatikan dengan teliti ialah bagaimana penduduk bangsa mempunyai kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan penduduk bangsa lain. Bangsa yang memiliki budaya literasi tinggi berpeluang memenangi persaingan global.
Penyediaan bahan bacaan dan meningkatkan minat baca masyarakat adalah pintu gerbang dalam mengembangkan budaya literasi bangsa. Minat baca yang tinggi serta dukungan dari bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau, akan memotivasi pembiasaan membaca dan menulis, baik di dalam institusi maupun di dalam lingkungan masyarakat.
Tempo hari, tidak sedikit portal berita online yang telah menyuguhkan informasi mengenai rendahnya tingkat literasi Indonesia. Terbukti, Indonesia menempati posisi 62 dari 70 negara. Tentu hal ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita, seluruh warga negara Indonesia.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mendongkrak rendahnya pengembangan budaya literasi ke arah yang berkemajuan agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Misalnya melalui Pendidikan yang terpadu, mulai dari lingkungan keluarga, institusi Pendidikan sampai pada lingkungan masyarakat.
Menguasai enam literasi dasar yang telah disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 dapat menjadi modal awal dari upaya meningkatkan wawasan peserta didik, orang tua dan tentunya lapisan masyarakat terhadap lingkungan yang literat. Adapun enam literasi dasar berdasarkan kutipan dari salah satu artikel " Gerakan Literasi Nasional " adalah sebagai berikut :
Literasi baca tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
- Literasi Numerasi