Pendahuluan
     Gerakan multikultural pada awalnya diprakarsai oleh John Stuart Mill dan kemudian dilanjutkan oleh Charles Taylor di bidang politik dan kebudayaan. Indonesia merupakan negara yang sangat beragam baik dari segi suku, ras, sosial budaya dan agama, hal ini patut disyukuri oleh seluruh warga negaranya.Â
Multikulturalisme masyarakat Indonesia telah menjadi fenomena menarik yang tidak dapat dipahami hanya dari sudut pandang sastra. Saat ini nilai-nilai seperti toleransi, moderasi, inklusi, dan solidaritas sebagai warga negara pada umumnya semakin menurun sehingga diperlukan iklim sosial yang kondusif. Situasi sosial nyata ini menunjukkan bahwa kesadaran akan keberagaman pada masyarakat Indonesia masih belum cukup mendalam.Â
Konflik-konflik sosial yang diakibatkannya menjadi bukti bahwa kebanggaan terhadap keberagaman bangsa tidak selalu didukung oleh pemahaman yang memadai tentang hakikat keberagaman budaya dan apresiasi terhadap keberagaman. Menyadari keberagaman ini, disadari atau tidak, dapat menimbulkan sejumlah permasalahan.Â
Oleh karena itu pendidikan memegang peranan sentral dalam proses pembelajaran menghargai orang lain, diharapkan dapat memperdalam pemahaman seseorang terhadap dirinya, orang lain, alam dan lingkungan budayanya.
      Saat ini pendidikan telah memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang membawa manfaat berupa penemuan-penemuan ilmiah baru yang berpotensi memajukan peserta didik dan teknologi nasional. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi terselenggaranya proses pendidikan, mulai dari pemanfaatan komputer dalam materi pendidikan, penerapan teknologi dalam laboratorium, pemanfaatan teknologi dalam manajemen sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.Â
Proses pembelajaran saat ini disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan penerimaan informasi lebih efisien dan cepat. Adaptasi pendidikan terhadap perkembangan teknologi informasi telah mengubah paradigma dan strategi pendidikan secara umum, yang sangat penting untuk menghadapi tantangan global era ini.
      Pendidikan multikultural adalah ide atau konsep tentang serangkaian keyakinan mengenai budaya, ras, agama, warna kulit, dan identitas gender seseorang. Dalam konteks pendidikan multikultural, terdapat beberapa masalah awal yang teridentifikasi terkait dengan pembelajaran multikultural.Â
Ini termasuk kurangnya pemahaman guru tentang budaya dan etnis siswa mereka, serta ketidakpahaman mereka terhadap struktur sosial dan budaya lokal siswa. Selain itu, ada juga masalah terkait dengan kemampuan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang dapat merangsang minat, memori, dan pemahaman dalam konteks budaya yang berbeda-beda dari setiap siswa. Oleh karena itu, menciptakan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sikap toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan menjadi prioritas utama di sektor pendidikan (Ahmad Ridho 2022).
Pembahasan
Pendidikan Multikultur dan Teknologi