Mohon tunggu...
Muhammad Irwansyah Aulia
Muhammad Irwansyah Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akademi Televisi Indonesia (ATVI)/Ilmu Komunikasi Massa/Multimedia/Broadcasting/Produksi TV

Mahasiswa/Akademi Televisi Indonesia (ATVI)/Ilmu Komunikasi Massa/Multimedia/Broadcasting/Produksi TV

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Analog Switch-Off (ASO) dan Migrasi ke Siaran Televisi Digital Tantangan dan Peluang

22 Mei 2022   21:04 Diperbarui: 22 Mei 2022   21:21 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Muhammad Irwansyah Aulia

Kelas: A-2

NIM: 2021118017

Matkul: Creative Writing

Menulis kreatif "Ujian Akhir Semester (UAS)"

“Migrasi Siaran Televisi Digital Tantangan dan Peluang” 

DPR RI dan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memiliki komitmen bersama dalam upaya mewujudkan digitalisasi penyiaran nasional yang berkualitas melalui Analog Switch Off (ASO). 

Program ASO yang dicanangkan oleh pemerintah tidak saja sebagai tuntutan perkembangan global, tetapi juga dianggap memberikan banyak manfaat kepada masyarakat Indonesia.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid dalam sambutannya pada acara Kick Off Pelaksanaan Analog Switch Off Tahap 1 di Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (22/04/2022). Dalam acara itu hadir, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Usman Kansong dan Staf Ahli Menkominfo, Rosarita Niken Widiastuti serta Staf Ahli Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Agus Tripriyono yang mewakili Gubernur Sumut.

Dalam sambutannya, Meutya Hafid mengatakan era digital telah membawa begitu banyak perubahan yang berakibat pada banyaknya tantangan yang hanya bisa diselesaikan dengan kolaborasi bukan berkompetisi. 

"Itulah mengapa acara hari ini, adalah sebagai sebuah langkah lanjutan dari keseriusan kami, Komisi I DPR RI dengan Kemkominfo untuk bersama mewujudkan tayangan penyiaran yang berkualitas melalui Analog Switch Off," kata Meutya Hafid dalam keterangan tertulisnya. 

Politisi perempuan Partai Golkar itu mengungkapkan digitalisasi penyiaran bukanlah hal yang sederhana, diperlukan adanya sinergitas, koordinasi, dan kolaborasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

"Ini tentunya sudah menjadi komitmen bersama, antara Komisi I DPR RI dengan pemerintah dalam upaya mewujudkan digitalisasi penyiaran nasional," katanya.

Meutya Hafid optimis migrasi teresterial televisi analog menjadi digital akan membuka lapangan pekerjaan secara masif di sektor penyiaran. Mengingat, kebijakan tersebut berpotensi mengembangkan industri penyiaran dalam negeri ke tingkat yang lebih tinggi.

Adanya ASO, lanjut Meutya Hafid, akan mendorong keberagaman konten pada industri penyiaran di dalam negeri dalam beberapa waktu ke depan. 

"Dengan begitu, kebutuhan akan pemain terutama para generasi muda dan berbagai pendukung suatu penyiaran dapat berjalan akan sangat dibutuhkan untuk memproduksi produk-produk penyiaran yang diharapkan bisa menghadirkan konten yang berisi nilai-nilai pendidikan bagi masyarakat," ujarnya.

Di tempat yang sama, Dirjen IKP Kominfo, Usman Kansong mengungkapkan dengan adanya ASO, akan terjadi efisiensi spektrum frekuensi atau digital dividen sebesar 112 MHz yang dapat digunakan untuk peningkatan kualitas layanan internet dan 5G, peringatan dini bencana, ekonomi digital, pendidikan, dan kesehatan.

Manfaat lainnya kata dia, adalah pemerataan siaran TV yang berkualitas karena lebih stabil dan tahan terhadap gangguan sehingga gambarnya lebih bersih dan suaranya lebih jernih, terbuka peluang munculnya channel dan program baru sehingga tontonan semakin beragam, hingga berpotensi menumbuhkan 232 ribu lapangan pekerjaan baru.

Dalam pelaksanaannya, ASO ini lanjut Usman Kansong, terbagi menjadi 3 tahap. Tahap Pertama 30 April 2022, Tahap Kedua 25 Agustus 2022, dan Tahap Ketiga 2 November 2022. #Komisi1

Undang-Undang Cipta Kerja mendukung Program Transformasi Digital Nasional, yaitu proses migrasi siaran TV analog ke TV digital atau Analog Switch Off (ASO). TV Digital adalah televisi free to air dengan sistem digital.

“Para pelaku bisnis di bidang ini bisa berkolaborasi dalam menghadapi transformasi digital. Saat ini masa transisi dimanfaatkan untuk mempersiapkan infrastruktur, distribusi perangkat, mengalihkan program siaran TV analog ke digital dan edukasi kepada masyarakat tentang batas akhir siaran TV analog yaitu 2 November 2022,” ujar Staff Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Prof. Dr. Widodo Muktiyo , dalam Focus Group Discussion yang diselenggarakan secara hybrid oleh Prodi Ilmu Komunikasi Fisipol UKI, dengan tema ‘Menyambut Migrasi Siaran Televisi Analog ke Digital : Menguak Peluang, Menjawab Tantangan’, pada tanggal 28 Oktober 2021.

#TVDigital

Demikian Artikel yang saya buat tentang Migrasi Siaran Televisi Digital Tantangan dan Peluang, untuk migrasi ke siaran Televisi Digital cuma membutuhkan satu alat saja yaitu Set Top Box (STB) untuk televisi tabung yang belum ada fitur tv digital nya, dan untuk televisi yang sudah siap digital cukup dengan satu langkah saja yaitu hanya scan ulang siaran Televisi kamu ke siaran televisi digital.

Modi (Maskot Televisi Digital)

Ayo dukung migrasi TV digital Indonesia

- Bersih gambarnya

- Jernih suaranya

- Canggih teknologinya  

NOTE: Original Writing And Not Copyright or Copy Paste di

SELESAI

SEKIAN

TERIMAKASIH 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun