Antara bahagia sebab disapa cahaya bintang dengan bahagia karena hidup serba cukup meski tubuh kurus perut buncit. Ah...sudahlah bisikku ke tiga temanku....Tiap orang tidaklah sama dalam melihat dan merasakan kebahagiaan. Sama halnya dengan minum kopi, tiap lidah punya rasa dan selera, masing - masing punya fans (penggemar berat) atau madzhab/aliran.
Madzhab kopiku arabica, bagaimana dengan madzhab kopimu?
Salam satu cangkir meski beda madzhab tetaplah ngopi bersama....
Hanlei, 10/3/18 taman baca BT Sidoarjo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H