Kisah tersebut mungkin dapat menjadi renungan kita bersama baik sebagai mahasiswa, pejabat kampus maupun pejabat terkait pendidikan tinggi. Sebab bila memang seorang mahasiswa memutuskan untuk lebih dari delapan semester perlu dipertimbangkan apakah perlu adanya keringanan biaya yang dibayarkan terutama bila ia hanya tinggal menyelesaikan tugas akhir. Kebijakan ini pun telah dilakukan di beberapa perguruan tinggi. Bila memang kampus tidak menyediakan ini mau tidak mau mahasiswa hanya punya opsi segera lulus atau menjadi "donatur kampus."
 Memang benar tak ada ilmu yang murah. Namun, bila biaya pendidikan terjangkau oleh masyarakat bisa jadi meningkatkan kualitas intelektual masyarakat secara individu.  Meringankan biaya pendidikan tinggi bukan berarti melanggengkan "mahasiswa abadi" tetapi mengurangi beban yang dipikul oleh mahasiswa maupun orangtua mahasiswa.
 Ataukah memang menempuh pendidikan hanya untuk mendapatkan gelar atau posisi tertentu semata? Sehingga pendidikan ialah bisnis yang akan selalu dibutuhkan bukan lagi sebagai kebutuhan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Â
Penulis: Muhammad Irfan Habibi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H