Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ariansyah
Muhammad Irfan Ariansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat

Belajar Nulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Jangka Panjang yang Terjadi akibat Maraknya Alih Fungsi Lahan Pertanian di Indonesia

11 Juni 2024   08:30 Diperbarui: 24 Juni 2024   16:31 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami problem demografi. Dengan mengacu pada laporan PBB (United Nations) tahun 2015, Indonesia termasukke dalam satu dari 9 negara yang memiliki pertumbuhan populasi tertinggi. PBBmemproyeksikan bahwa di tahun 2050, populasi dunia akan mencapai 9,7 milyar jiwa dengan konsentrasi pertumbuhan tertinggi di 9 negara yaitu: India, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Etiopia, Tanzania, Amerika, Indonesia, dan Uganda. Jika mengacu pada Data BPS tahun 2018, terlihat bahwa jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 261,9 juta jiwa. Indonesia salah satu negara berkembang yang meiliki kelebihan penduduk agraris yang menyebabkan terdapatnya surplus tenaga kerja manusia dibanding dengan tersedianya tanah pertanian. Hal inilah yang menyebabkan penduduk desa terus menerus memadati tanah yang ada. Sebagaimana disebutkan Tauchid (2009), manusia tidak dapat hidup tanpa tanah, sebaliknya tanah juga tidak dapat menghasilkan makanan jika tidak ada manusia yang mengolahnya. Ketika jumlah penduduk terus meningkat sementara luas lahan dan produktifitasnya tetap, maka goncangan terhadap eksistensi kehidupan penduduk terutama penduduk yang ketergantungannya terhadap lahan sangat tinggi, tidak dapat terhindarkan (Ruhimat 2015).

Menurut data dari Kementrian Pertanian Indonesia, luas lahan pertanian di
Indonesia pada periode 2015 sampai dengan 2019 mengalami fluktuasi. Data yang diambil merupakan data luas lahan pertanian baik sawah ataupun non sawah. Keadaan jumlah luas lahan sawah masih terbatas pada rekap tahun 2019, akan tetapi dapat diketahui bahwa setiap tahunnya selalu mengalami perubahan jumlah lahan. Hal ini mengindiksikan bahwa, ada upaya penambahan jumlah lahan pertanian tetapi juga ada faktor yang menyebabkan pengurangan jumlah lahan. Dapat dilihat bahwa pada tahun
2015 memiliki lebih banyak lahan dibandingkan dengan tahun-tahun setelahnya. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa alih fungsi lahan pertanian terus berkembang
dan marak terjadi di Indonesia


Maka dengan begitu, penyediaan lahan pertanian saat ini menghadapi tekanan
akibat persaingan dengan sektor lain sebagai akibat pertumbuhan ekonomi dan
pertumbuhan jumlah penduduk. Kondisi demikian menyebabkan lahan pertanian
pangan dihadapkan kepada masalah penurunan luas lahan akibat dikonversi ke
penggunaan nonpertanian. Konversi lahan tersebut juga banyak terjadi pada lahan
sawah yang merupakan sumber daya lahan utama untuk menghasilkan bahan pangan pokok. Di samping itu, konversi lahan sawah dapat menyebabkan dampak lingkungan dan dampak sosial di daerah perdesaan akibat hilangnya kesempatan kerja pertanian. 

Dampak Jangka Panjang Yang Terjadi Akibat Alih Fungsi Lahan

 
Tingginya populasi penduduk di perkotaan merupakan faktor utama konversi lahan pertanian menjadi penggunaan lain, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Walaupun negara maju mengalami masalah urbanisasi, namun pada umumnya mereka lebih mampu mengendalikan konversi lahan pertanian (Azadi et al.2010) karena memang intensitas masalah di negara berkembang jauh lebih serius karena tingginya pertumbuhan penduduk serta adanya masalah kemiskinan.

 
Tingginya laju konversi lahan pertanian, terutama lahan sawah di Pulau Jawa
menyebabkan pangsa luas panen padi menurun dari 53% pada tahun 1980 menjadi 46% pada tahun 2014. Sejalan dengan itu pangsa produksi menurun dari 62% menjadi 52% pada periode yang sama (Pasandaran dan Suherman 2015). Sementara itu kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dengan laju
pertumbuhan 1,38% pada periode 2010-2015. Dengan jumlah penduduk sekitar 255 juta jiwa pada tahun 2015 (BPS 2016).

 
Alih fungsi lahan pertanian dapat menimbulkan dampak jangka panjang
negatif, tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga secara sosial, politik dan lingkungan. Konversi lahan sawah menjadi lahan perumahan dan perkotaan merupakan ancaman
serius yang bersifat tak dapat balik (irriversible), kumulatif dan progresif (Irawan 2005). Alih fungsi lahan akan terus terjadi terus menerus menyebabkan produktivitas pangan akan menurun karena lahan pertanian yang menjadi lebih sempit, maka dari itu
ketahanan pangan bangsa rawan terancam oleh tingginya potensi alih fungsi lahan di seluruh Indonesia yang mencapai 100.000 hektar per tahun. Dampak yang di alami Indonesia adanya alih fungsi lahan secara terus menerus:

a. Dampak terhadap penurunan produksi pangan

Alih fungsi lahan pertanian ke pembangunan perkotaan, industri, dann infrastruktur akan menyebabkan penurunan produksi pangan domestik. Hal inia kan mengakibatkan ketergantungan impor pangan yang berdampak negativet erhadap neraca perdagangan negara dan keseimbangan ekonomi dalamn negeri Dengan kata lain maka alih fungsi lahan ini akan menyebabkan kerentaan pangan, sebab berkuranganya lahan pertanian untuk kegiatan produksi pangan yang kemudian akan menimbulkan ketidakstabilan pasokan pangan dan risiko terjadinya bencana yang lebih besar misalnya bencana kelaparan. (Ramirez-villegas 2017). Dengan demikian maka, alih fungdi lahan ini berpotensi sangat berbahaya kedepannya sebab kerentanan pangan sangat berhubungan dengan keadaan masyarakat.

b. Dampak terhadap penurun pendapatan petani

Dengan adanya alih fungsi lahan maka akan menyebabkan berkurangnya pendapatan petani (Sudiyarto and Indah 2019). Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi lahan mereka, misalkan saja lahan pertanian diubah menjadi sebuah lahan perumahan dengan begitu secara otomatis akan mengurangi pendapatan petani. Dengan demikian, maka dapat dikatakan apabila semakin maraknya perubahan fungsi lahan pertanian maka secara jangka panjangan akan sangat mengurangi jumlah pendapatan petani atau bahkan kehilangan sumber pendapatannya.

c. Dampak terhadap lingkungan

Konversi lahan pertanian ke non pertanian dapat menyebabkan permasalahan lingkungan. Salah satu masalah lingkungan terbesar yang akan dihadapi adalah tentang perubahan iklim. Perubahan iklim disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida (Ramirez-villegas 2017). Dengan demikian maka secara jangka panjang, apabila dilakukan terus-menerus konversi lahan pertanian ini akan berdampak sangat buruk bagi lingkungan. Selain berkenaan dengan perubahan iklim dengan adanyan alih fungsi lahan berdampak signifikan, terhadap hilangnya kesempatan pemanfaatan lenih dari sumber daya yang ada guna dalam penuhan kebutuhan manusia

d. Dampak terhadap sosial-ekonomi

Alih fungsi lahan memiliki dampak terhadap ketidakstabilan ekonomi dano sosial di masyarakat, khususnya pada daerah-daerah agraris. Sebab dengan berkuranganya produktivitas dari kegiata produksi maka hal tersebut dapat memicu terjadi berbagai permasalahan (Ramirez-villegas 2017). Tetapi dalam studi lainnya, menurut (Rondhi et al. 2018) menyatakan bahwa para petani lebih cenderung melakukan konversi lahannya karena ada persepsi akan mendapatkan keuntungan secara ekonomi lebih besar dibanding dengan tetap menggunakan lahannya untuk kegiatan pertanian. Dengan demikian, maka ada dua hal yang berbeda dalam fenomena perubahan alih fungsi lahan pertanian. Akan tetapi, apabila dilihat dari sudut pandang yang lebih panjang maka dapat dinyatakan bahwa perubahan fungsi lahan pertanian ini lebih cenderung merugikan bagi petani secara ekonmi ataupun sosial. Maraknya konversi lahan ini sangat berdampak buruk secara jangka panjang di Indonesia. Dengan yang telah dijelaskan pada penyataan diatas, alih lahan pertanian ini nantinya akan menyebabkan berbagai permasalahan yang meliputi berbagai aspek yang kompleks dan sangat berpotensi merugikan bagi kelangsungan kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan demikian, harus ada berbagai upaya mitigasi dan adaptasi untuk mengurangi dampak negatif dari alih fungsi lahan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument, salah satunya dengan kebijakan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun