Sudah tak asing lagi di telinga kita jika mendengar klaim tentang kekayaan hayati Indonesia yang sangat beragam dan melimpah, karena memang begitulah kenyataannya. Mulai dari luasnya hutan hujan tropis perawan yang menutupi bentang alam Kalimantan dan Papua hingga tersebarnya terumbu karang penuh kehidupan di pesisir-pesisir kepulauan, keberagaman bentang alam ini menjadi rumah bagi 17 persen satwa liar di dunia, seperti mamalia (515 spesies), reptilia (600+ spesies), burung (1.519 spesies), amfibi (270 spesies), dan masih banyak lagi. Semua itu pun hanya mewakili sebagian kecil dari seluruh keragaman kehidupan yang ada di negeri bawah angin ini.
Walaupun begitu, kekayaan tak terkira ini menyimpan lebih banyak peluang untuk diungkap ketimbang hanya untuk dipandang indah. Keadaan saat ini sebagai negara berkembang dengan tingginya keanekaragaman hayati dan pertumbuhan jumlah penduduk menempatkan Indonesia di tengah persimpangan jalan: apakah akan terus menjadi negara berkembang yang tidak mempergunakan segala peluang sumber daya hayati yang tersedia dengan baik atau apakah akan berubah menuju negara maju dengan menggunakan peluang-peluang tersebut secara maksimal?
Salah satu jawabannya adalah dengan mempelajari ilmu pengetahuan hayati atau ilmu hayat (biologi) secara menyeluruh sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini. Ilmu hayat, dalam bidang-bidang biologi murni dan biologi terapan (misalnya bioteknologi dan kedokteran), berperan penting untuk membantu kita sebagai bangsa Indonesia dalam memahami alam di negeri kita sendiri dengan lebih baik.Â
Jika kita dapat menggunakan ilmu hayat sebagai alat untuk mengelola kekayaan hayati dalam ranah STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) yang lebih luas, maka hal ini dapat membuka peluang luar biasa untuk mencapai kemajuan dan terobosan pengelolaan sumber daya alam, pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, pengembangan sumber daya manusia, dan kemajuan ilmu pengetahuan bangsa Indonesia secara keseluruhan.Â
Terdapat alasan penting mengapa kita harus memanfaatkan kekayaan hayati melalui penguasaan ilmu hayat dalam ranah STEM, yaitu karena kekayaan hayati di Indonesia sangat melimpah ruah, tetapi belum dioptimalkan sebanding dengan potensi yang dikandungnya. Akan sayang sekali kalau kita tidak pernah benar-benar mendapat keuntungan dari berbagai kekayaan hayati di sekitar kita akibat kekurangan pemahaman kita terhadap hal-hal tersebut. Â
Selain itu, alasan lainnya adalah karena penguasaan ilmu hayat juga dapat membantu mengatasi berbagai tantangan utama yang kini dihadapi bangsa ini seperti peningkatan kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, pengembangan sumber energi terbarukan, dan konservasi lingkungan, mendorong kemajuan di berbagai bidang, hingga membuka peluang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Oleh karena itu, ada beberapa aspek krusial yang perlu dibenahi dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tersebut:Â
1) Kemajuan Komparatif dan Pelajaran dari Negara Lain
Meskipun dengan jelas Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang seolah tak terhingga, bangsa kita masih memiliki banyak potensi di terkait hal ini yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Untuk itu, kita perlu melihat dan membandingkan diri dengan negara-negara tropis lainnya seperti Kosta Rika dan Brasil yang telah berhasil menunjukkan kejelian dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati di wilayahnya untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan pertumbuhan ekonomi.Â
Kosta Rika sendiri diketahui dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati yang melimpah dalam bentuk penerapan ekowisata terpadu dan sektor bioteknologi berkelanjutan sehingga dapat menarik banyak investasi besar tingkat global dan mendorong inisiatif penelitian yang inovatif.Â
Dengan melihat kesuksesan negara-negara tersebut, kita dapat belajar banyak untuk selanjutnya mengadopsi strategi praktik-praktik terbaik yang sesuai dengan kondisi di Indonesia, sehingga menjadi sangat penting untuk memperkuat kolaborasi dengan lembaga-lembaga penelitian internasional, mendorong kemitraan pemerintah-swasta, dan berinvestasi pada infrastruktur yang canggih. Langkah-langkah ini akan membantu menjembatani kesenjangan dan memosisikan Indonesia sebagai pusat regional dalam revolusi terobosan ranah ilmu hayat.
2) Pengembangan dan Investasi pada Sumber Daya Manusia
Ada banyak sekali potensi pekerjaan seputar bidang ilmu hayat yang bisa diterapkan di Indonesia, mulai dari penelitian dan pengembangan bioteknologi mutakhir hingga kewirausahaan dan pembuatan kebijakan. Agar dapat memanfaatkan potensi pekerjaan dari ilmu pengetahuan hayati secara maksimal di Indonesia, kita perlu berfokus pada pengembangan sumber daya manusia terlebih dahulu.Â
Kita dapat berkaca pada negara-negara Asia lainnya seperti Singapura, Korea Selatan, dan Jepang yang telah membuat kemajuan besar dalam bidang ilmu pengetahuan hayati untuk mendapatkan inspirasi. Singapura, contohnya, telah memiliki lembaga penelitian kelas dunia seperti Biopolis sebagai pusat ilmu biomedis yang menarik talenta-talenta praktisi ilmu hayat terbaik dari seluruh dunia.Â
Dengan berinvestasi pada proyek-proyek serupa dan menawarkan peluang penelitian yang kompetitif, bangsa kita dapat menciptakan kelompok ilmuwan, pengusaha, dan pembuat kebijakan berbakat yang dapat mendorong inovasi ilmu pengetahuan hayati ke depan.Â
Investasi pada pendidikan berkualitas, program pengembangan keterampilan, pembangunan infrastruktur penelitian yang memadai, dan peluang penelitian yang beragam juga akan menciptakan banyak tenaga kerja berbakat, terampil, dan inovatif di berbagai bidang seperti bioteknologi, farmasi, dan konservasi lingkungan yang terus bermunculan di Indonesia. Hal ini tidak hanya akan membantu dan menopang pertumbuhan ekonomi negara ini, tetapi juga memberikan kekuatan bagi masyarakat Indonesia untuk membuat perubahan positif dan meningkatkan kualitas hidup kita semua.
3) Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
Kenyataan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbanyak dan paling beragam di seluruh dunia seharusnya menjadi bekal dan keuntungan utama bangsa ini untuk terus bertumbuh dan berkembang menjadi negara adidaya sumber daya hayati.Â
Bioprospeksi menjadi alat penting dalam memaksimalkan peluang-peluang melimpah tersebut dan menghasilkan banyak produk atau luaran praktikal yang bermanfaat. Misalnya, melalui penelitian bioprospeksi, kita dapat mengidentifikasi dan mendeskripsikan berbagai bahan, zat, senyawa, dan biomolekul baru yang diekstraksi dari flora dan fauna lokal.Â
Upaya penelitian bioprospeksi juga sudah banyak ditempuh melalui proyek-proyek gabungan antara peneliti Indonesia dan internasional untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia dan mengidentifikasi senyawa bioaktif yang menjanjikan. Inisiatif ini telah membuahkan beberapa hasil yang menjanjikan, termasuk potensi agen penangkal kanker yang berasal dari organisme laut yang ditemukan di perairan Indonesia Timur.
4) Pertimbangan Etika dan Regulasi untuk Kemajuan yang Bertanggung Jawab
Penting untuk mempertimbangkan etika yang berasas kuat dan langkah-langkah regulasi terhadap perkembangan ilmu hayati di Indonesia untuk memastikan bahwa semua pihak dapat terwakili, dihormati, dan turut mendapat manfaat secara adil dan merata. Kita perlu menjadikan pendidikan bioetika, wacana publik, dan tata kelola yang transparan sebagai prioritas jika ingin menavigasi kompleksitas yang muncul dari kemajuan di berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penelitian sel punca, dan biologi sintetis.Â
Misalnya saja, Indonesia dapat belajar dari pengalaman negara-negara seperti Inggris, di mana terdapat instansi Otoritas Fertilisasi dan Embriologi Manusia yang bekerja untuk mengawasi dan mengatur praktik-praktik terkait reproduksi in-vitro dan penelitian embrionik secara ketat dan menyeluruh.
Jadi, apa yang dapat kita pelajari dari semua ini?
Ilmu hayat merupakan benang merah yang menghubungkan banyak pola-pola rumit dari banyak aspek di kehidupan kita. Sudah menjadi keharusan bagi bangsa Indonesia untuk menguasai bidang ilmu ini dalam ranah STEM karena ilmu hayat menjadi kunci penting dalam membuka potensi tak terbayangkan dari kekayaan alam yang terkandung di negeri kita, mendorong pembangunan berkelanjutan, serta membina tenaga kerja berbakat dan terampil yang siap menghadapi tantangan dunia saat ini, bahkan menjadi negara adidaya berkat pemanfaatan keanekaragaman hayati yang maju.Â
Dengan bijak memanfaatkan dan menjaga kekayaan alam dan lingkungan yang dimiliki, kita dapat menatap masa depan di mana keunggulan ilmiah dan pengelolaan lingkungan hidup berjalan dan beriringan, mendorong bangsa ini menuju tingkat terobosan, kemajuan, dan kemakmuran serta mencapai cita-cita bangsa yang diharapkan oleh seluruh warga negara Indonesia.Â
Jalan menuju kemajuan terletak pada membuka kemungkinan tak terbatas, yaitu kemungkinan yang akan selalu kita temui di persimpangan antara kehidupan kita dan ilmu pengetahuan.
Referensi
Cleary, D., & L. Devantier. 2011. Indonesia: Threats to the Country's Biodiversity. Elsevier. 15 hlm.
Dermawan, T. H. 2001. Indonesia Case Study: Disappearing Diversity: An Overview on Indonesia’s Degrading Forest and Its Biodiversity. Integration of Biodiversity in National Forestry Planning Programme, Bogor: iii + 32 hlm.
El Husseiny, I. A. 2021. Chapter 1: Investment in human capital: Towards a modern system of education, health and adequate housing. 41–97 hlm. Dalam "Egypt Human Development Report 2021- Development, a right for all: Egypt's pathways and prospects". UNDP & MOPED.
Elpisah, M. Hasan, M. Yahya, A. A. Sulolipu, & Suarlin. 2023. Education as a Strategic Investment for National Human Resource Development. Proceedings of the 2nd World Conference on Social and Humanities Research (W-SHARE 2022) 2: 207–214.
Fourianalistyawati, E., A. Uswatunnisa, M. A. Mahdiannur, A. Saleky, S. Soebandhi, A. Reni, & N. Kurniasih. 2018. Research Development in Indonesia: Ethics Committee in Open Science and Collaboration Era. Journal of Physics: Conference Series 1114: 1–9.
Hasanah, R. S. 2020. Mapping Indonesia’s Competitiveness and Specialization with Its Major Trading partners. Bappenas Working Papers 3(1): 101–108.
Indonesia. 1993. Biodiversity Action Plan for Indonesia. Ministry of National Development Planning/National Development Planning Agency, Jakarta: 75 hlm.
Interactive Country Fiches (=ICF). 2022. Indonesia: Biodiversity. 1 hlm. https://dicf.unepgrid.ch/indonesia/biodiversity, diakses 05 Juni 2024 pukul 13.31 WIB.
Kurniawan, R. 2018. Economic Growth and Sustainable Development in Indonesia: An Assessment. Bulletin of Indonesian Economic Studies 54: 1–31.
Latif, B., S. M. Noor, J. Sumardi, & Irwansyah. 2018. Indonesia Comparative Advantage in Responding to ASEAN Economic Community's Challenge (Marine Sector Analysis Study). International Journal of Global Community 1(1): 26–38.
Minapoli. 2022. Why comparative, not competitive, advantage is key to Indonesia’s seaweed success. The Fish Site, Irlandia. 1 hlm. https://thefishsite.com/articles/why-comparative-not-competitive-advantage-is-key-to-indonesias-seaweed-success,  diakses 05 Juni 2024 pukul 13.12 WIB.
Naroeni, A., & B. Bela. 2021. Nurturing Responsible Future Generation of Scientists: Focus on Maintaining International Health Security Competency. Contemporary Developments and Perspectives in International Health Security 1: 1–14.Â
Patra, S., & P. Praharaj, D. Panigrahi, B. Panda, C. Bhol, K. Mahapatra, S. R. Mishra, B. Behera, M. Jena, G. Sethi, S. Patil, S. Patra, & S. Bhutia. 2020. Bioactive compounds from marine invertebrates as potent anticancer drugs: the possible pharmacophores modulating cell death pathways. Molecular Biology Reports 47(6): 7209–7228.
Purwati, T., I. Brahmasari, N. Husda, Suhardi, & N. Aisyah. 2024. The Importance of Human Capital in the Indonesian Life Insurance Industry as a Competitive Advantage. Kurdish Studies 12(1): 614–630.
Rachmawaty, R. 2017. Ethical issues in action-oriented research in Indonesia. Nursing Ethics 24(6): 686–693.Â
Rosadi, I., K. Moegni, V. Kharisma, A. Ansori, P. Ariesta, S. Dewi, A. Barlian, T. Fathimah, A. Zahra. 2024. Stem cell research in Indonesia from 2003 to 2022: A bibliometrics analysis. Journal of Pharmacy & Pharmacognosy Research 12: 557–572.Â
Saffa, A. 2023. Indonesia’s Data-Driven Approach to Biodiversity. OpenGov. 1 hlm. https://opengovasia.com/2023/11/08/indonesias-data-driven-approach-to-biodiversity/, diakses 05 Juni 2024 pukul 13.27 WIB.
Sembiring, V. B. 2021. Human Capital Investment Development Strategy in Indonesia. Journal of Research in Business, Economics, and Education 3(2): 1715–1721.
Setyari, N. P. W., T. Widodo, & M. E. Purnawan. 2016. Comparative Advantage Dynamisn of Indonesian Export Products. The Journal of Developing Areas 50(5): 57–69.
The Biodiversity Finance Initiative (=BIOFIN). 2021. Indonesia. 1 hlm. https://www.biofin.org/indonesia, diakses 05 Juni 2024 pukul 12.46 WIB.
von Rintelen, K., E. Arida, & C. Häuser. 2017. A review of biodiversity-related issues and challenges in megadiverse Indonesia and other Southeast Asian countries. Research Ideas and Outcomes 3: 1–16.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI