Mohon tunggu...
Muhammad Irfan
Muhammad Irfan Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Filsafat Transhumanisme: Menuju Masa Depan Manusia yang Lebih Baik?

22 Maret 2024   16:44 Diperbarui: 22 Maret 2024   16:50 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.genome.gov/genetics-glossary/Double-Helix

Transhumanisme adalah gerakan intelektual yang bertujuan untuk melampaui batasan biologis manusia saat ini dengan bantuan teknologi. Para penganut transhumanisme percaya bahwa kita dapat menggunakan kemajuan di bidang bioteknologi, nanoteknologi, dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan fisik, kognitif, dan lifespan manusia.  Tujuan utama transhumanisme adalah mengatasi keterbatasan manusia seperti penyakit, penuaan, dan kematian, sehingga kita bisa mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan mewujudkan potensi penuh kita.

Dari Mimpi Futuristik Menjadi Gerakan Global

Sumber gambar: https://www.genome.gov/genetics-glossary/Double-Helix
Sumber gambar: https://www.genome.gov/genetics-glossary/Double-Helix

Konsep transhumanisme pertama kali muncul pada abad ke-20. Filsuf Julian Huxley dan Max More termasuk di antara tokoh-tokoh awal yang mengemukakan gagasan tentang manusia yang ditingkatkan secara teknologi. Namun, transhumanisme baru benar-benar mendapatkan momentum pada beberapa dekade terakhir. Filsuf seperti Nick Bostrom, Aubrey de Grey, dan Ray Kurzweil telah menjadi pelopor gerakan ini, dan transhumanisme kini telah menjadi gerakan global dengan pengaruh yang signifikan dalam bidang sains, teknologi, dan filsafat.

Prinsip-prinsip yang Menopang Transhumanisme

Sumber gambar: https://voi.id/teknologi/86234/3-robot-mungil-yang-mengubah-dunia-ada-yang-bisa-mengurai-plastik
Sumber gambar: https://voi.id/teknologi/86234/3-robot-mungil-yang-mengubah-dunia-ada-yang-bisa-mengurai-plastik

Transhumanisme didasarkan pada beberapa prinsip inti. Pertama, transhumanis percaya bahwa manusia tidak statis dan memiliki potensi untuk terus berkembang dan berevolusi. Kedua, mereka berpendapat bahwa kita memiliki hak dan kewajiban untuk menggunakan teknologi untuk meningkatkan diri dan mengatasi keterbatasan biologis kita. Ketiga, transhumanis menekankan pentingnya tanggung jawab. Mereka percaya bahwa kemajuan teknologi harus dilakukan secara etis dan memperhatikan kesejahteraan manusia secara keseluruhan.

Janji dan Bahaya: Dua Sisi Mata Uang Transhumanisme

Sumber gambar: https://portalpublikasi.id/2023/05/13/perkembangan-teknologi-kecerdasan-buatan-artificial-intelligence-atau-ai/
Sumber gambar: https://portalpublikasi.id/2023/05/13/perkembangan-teknologi-kecerdasan-buatan-artificial-intelligence-atau-ai/

Transhumanisme menawarkan berbagai manfaat potensial. Teknologi seperti pengobatan gen dan antarmuka brain-computer interface (BCI) dapat membantu kita menyembuhkan penyakit, meningkatkan kecerdasan, dan memperpanjang umur. Transhumanisme juga dapat membuka kemungkinan-kemungkinan baru yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Misalnya, kita mungkin bisa hidup di planet lain atau menjelajahi alam semesta dengan kemampuan kognitif yang ditingkatkan.

Namun, transhumanisme juga menimbulkan sejumlah risiko. Ketimpangan sosial bisa menjadi masalah serius jika teknologi transhumanis hanya tersedia bagi segelintir orang kaya. Transhumanisme juga bisa memicu pertanyaan tentang identitas manusia: akankah kita masih menjadi manusia jika kita terlalu bergantung pada teknologi? Selain itu, masih banyak yang belum diketahui tentang konsekuensi jangka panjang dari intervensi teknologi yang mendasar pada tubuh dan pikiran manusia.

Menuju Masa Depan Transhumanis

Sumber gambar: https://www.alodokter.com/mengenal-implan-koklea-untuk-mendengar-lebih-baik
Sumber gambar: https://www.alodokter.com/mengenal-implan-koklea-untuk-mendengar-lebih-baik

Para futuris memprediksi bahwa transhumanisme akan terus berkembang pesat di masa depan. Konvergensi berbagai teknologi dapat membuka jalan bagi penciptaan manusia yang jauh lebih canggih dari yang bisa kita bayangkan saat ini.  Beberapa ahli, seperti Ray Kurzweil, bahkan memprediksi datangnya singularitas teknologi, titik di mana kecerdasan buatan melampaui kecerdasan manusia dan memicu perubahan radikal yang tak terbayangkan.  Transhumanisme mungkin pada akhirnya membawa kita ke era pasca-manusia, di mana manusia seperti yang kita kenal sekarang berevolusi menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda.

Contoh Konkrit Penerapan Transhumanisme

Sumber gambar: https://www.dictio.id/t/bagaimana-melakukan-diskusi-kelompok-terarah-focus-group-discussion-yang-baik/7191
Sumber gambar: https://www.dictio.id/t/bagaimana-melakukan-diskusi-kelompok-terarah-focus-group-discussion-yang-baik/7191

Salah satu contoh konkrit penerapan transhumanisme adalah teknologi implan koklea. Implan ini membantu orang-orang yang mengalami ketulian atau kehilangan pendengaran parah untuk dapat mendengar kembali. Implan koklea bekerja dengan cara mendeteksi suara dari luar dan mengubahnya menjadi sinyal elektronik yang kemudian dikirim ke saraf pendengaran di otak. Sinyal ini kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai suara.

Teknologi implan koklea telah memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan banyak orang. Orang-orang yang sebelumnya tidak dapat mendengar sama sekali kini dapat mendengar suara dan berkomunikasi dengan orang lain dengan lebih mudah. Implan koklea juga memungkinkan orang-orang untuk menikmati musik, menonton film, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang sebelumnya tidak dapat mereka lakukan.

Contoh ini menunjukkan bagaimana transhumanisme dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan biologis manusia dan meningkatkan kualitas hidup. Teknologi transhumanisme memiliki potensi untuk membantu kita menyembuhkan penyakit, meningkatkan kemampuan fisik dan kognitif, dan memperpanjang umur. Teknologi ini juga dapat membuka kemungkinan-kemungkinan baru yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya.

Namun, penting untuk diingat bahwa transhumanisme juga menimbulkan sejumlah risiko. Ketimpangan sosial bisa menjadi masalah serius jika teknologi transhumanis hanya tersedia bagi segelintir orang kaya. Transhumanisme juga bisa memicu pertanyaan tentang identitas manusia: akankah kita masih menjadi manusia jika kita terlalu bergantung pada teknologi? Selain itu, masih banyak yang belum diketahui tentang konsekuensi jangka panjang dari intervensi teknologi yang mendasar pada tubuh dan pikiran manusia.

Transhumanisme adalah gerakan yang menjanjikan banyak hal, tetapi juga menimbulkan banyak pertanyaan. Di satu sisi, transhumanisme menawarkan potensi untuk mengatasi keterbatasan manusia dan meningkatkan kualitas hidup kita secara signifikan. Di sisi lain, transhumanisme juga menimbulkan risiko etis, sosial, dan filosofis yang perlu dipertimbangkan dengan matang.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan diskusi terbuka dan inklusif tentang transhumanisme. Kita perlu melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk ilmuwan, filsuf, ahli etika, dan masyarakat luas, untuk membahas implikasi transhumanisme dan memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab dan bermanfaat bagi semua orang.

Masa depan transhumanisme masih penuh dengan ketidakpastian, tetapi satu hal yang pasti: transhumanisme akan terus menjadi topik yang hangat diperdebatkan dan akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun