Inflasi di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini menyebabkan harga berbagai kebutuhan pokok, termasuk sembako, ikut naik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Indonesia pada bulan November 2023 mencapai 4,71% secara year-on-year (yoy).
Pemerintah pusat telah mengambil berbagai kebijakan untuk menekan inflasi, termasuk kebijakan terkait sembako. Kebijakan-kebijakan ini antara lain subsidi harga minyak goreng dan penetapan harga eceran tertinggi (HET) untuk beberapa komoditas sembako lainnya.
Subsidi harga minyak goreng
Salah satu kebijakan pemerintah pusat terkait sembako adalah subsidi harga minyak goreng. Subsidi ini telah diberlakukan sejak akhir Februari 2022 dan telah berhasil menekan harga minyak goreng hingga Rp14.000 per liter.
Pemerintah pusat memberikan subsidi kepada produsen dan distributor minyak goreng curah. Subsidi ini disalurkan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS).
Penetapan harga eceran tertinggi (HET)
Selain subsidi minyak goreng, pemerintah pusat juga telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk beberapa komoditas sembako lainnya, seperti beras, daging sapi, dan telur ayam. HET ini bertujuan untuk mencegah pedagang menaikkan harga sembako di atas HET.
HET untuk beras ditetapkan sebesar Rp11.500 per kilogram, HET untuk daging sapi ditetapkan sebesar Rp145.000 per kilogram, dan HET untuk telur ayam ditetapkan sebesar Rp27.000 per kilogram.
Dampak kebijakan pemerintah pusat terkait sembako terhadap masyarakat
Kebijakan pemerintah pusat terkait sembako telah memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Harga sembako mulai stabil dan tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini terlihat dari data inflasi yang terus menurun sejak bulan Maret 2023.